Gerhana dan Imam Mahdi (Gambar: Pixabay) |
TERNYATA DHAIF: GERHANA DAN IMAM MAHDI
Gerhana merupakan salah satu fenomena alam yang menunjukkan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT.
Dalam sebuah riwayat di jelaskan bahwa Imam Mahdi akan muncul ketika terjadi gerhana matahari dan gerhana bulan di bulan Ramadhan.
Imam Mahdi merupakan salah satu pemimpin yang disebut-sebut sebagai penyelamat umat manusia di akhir zaman yang memiliki sifat adil, baik, dan bijaksana.
Dan gerhana sebanyak dua kali dalam sebulan ini pernah terjadi di kota Madinah, yaitu kota yang disebut-sebut sebagai kota kelahiran Imam Mahdi pada tahun 1981 Masehi atau 1401 Hijriah.
Terkait kejadian gerhana seperti itu ternyata ditemukan dalam sebuah hadis yang barangkali menjadi sumbernya, yaitu hadis berikut
سنن الدارقطني - دار المعرفة (2/ 65)
10 - حَدَّثَنَا أَبُوْ سَعِيْدٍ اْلأِصْطَخَرِيُّ ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ نَوْفَلٍ ثَنَا عُبَيْدُ بْنُ يَعِيْشُ ثَنَا يُوْنُسُ بْنُ بُكَيْرٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ شَمْرٍ عَنْ جَابِرٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ قَالَ : إِنَّ لِمَهْدِيِنَا آيَتَيْنِ لَمْ تَكُوْنَا مُنْذُ خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ تَنْكَسِفُ اْلقَمَرُ لِأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ وَتَنْكَسِفُ الشَّمْسُ فِي النِّصْفِ مِنْهُ وَلَمْ تَكُوْنَا مُنْذُ خَلَقَ اللهُ السَمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
“Sesungguhnya ada dua tanda yang menunjukkan kedatangan al-Mahdi kita. Kedua tanda tersebut belum pernah terjadi sejak awal penciptaan langit dan bumi, yakni terjadinya gerhana bulan pada awal malam bulan Ramadhan. dan terjadinya gerhana matahari pada pertengahan bulannya. Peristiwa ini belum pernah terjadi sejak langit dan bumi diciptakan”.
Namun sayang atsar ini maudhu’ (palsu) dan merupakan kedustaan atas nama Muhammad bin Ali al-Hanafiyah rahimahullah.
“Dalam sanadnya terdapat beberapa rawi, yaitu: pertama, Yunus bin Bakir bin Washil asy-Syaibani, Abu Bakr al-Jammal al-Kufi, terkadang keliru dalam meriwayatkan, termasuk thabaqah ke-9 dan wafat pada tahun 199 H;
Kedua, Amr bin Syamir al-Ju’fi al-Kufi asy-Syi’i, Abu Abdillah, seorang pemalsu hadits. As-Sulaimani mengatakan, “Amr memalsukan hadits untuk menyebarkan ajaran Syiah.” Al-Jauzajani berkomentar, “Ia seorang pendusta dan sesat.”
Menurut al-Hakim, “Banyak riwayat-riwayat palsu dari Jabir al-Ju’fi. Dan tidaklah diriwayatkan hadits-hadits palsu yang buruk itu kecuali dari Jabir.
Ibnu Hibban mengatakan, “Ia adalah seorang (Syiah) Rafidhah, pencela para sahabat, dan meriwayatkan riwayat palsu.”
Abu Hatim menyatakan, “Sangat munkar haditsnya dan lemah. Jangan sibukkan diri dengannya. Tinggalkan dia.”
Beberapa ulama menjarahnya. Seperti: al-Bukhari, an-Nasai, Ibnu Sa’d, ad-Daruquthni, dan lain-lain.
Jabir ialah al-Ju’fi. Seorang yang ditinggalkan haditsnya. Asy-Syu’bah, Waki’, dan ats-Tsaury mentsiqahkannya. Namun Ibnu Ma’in, Abu Hanifah, Laits bin Abi Salim, al-Juzjani, Ibnu Uyainah, Ibnu Kharrasy, Said bin Jubair, dll. memvonisnya pendusta. Dan banyak yang mendhaifkannya.
adz-Dzahaby mengatakan, “Syu’bah men-tsiqah-kannya. Ia seorang diri dalam pendapat ini. Dan al-Hafizh meninggalkannya.”
Ibn Hajar mengatakan, “Ia dhaif dan seorang Rafidhah.”
Kesimpulannya:
Riwayat ini adalah riwayat palsu. Dan sebab kepalsuannya adalah seorang periwayat yang bernama Amr al-Ju’fi.
Al-Azhim Abadi mengatakan, “(riwayat) Amr bin Syamir dari Jabir, keduanya adalah perawi yang dhaif. Riwayat keduanya tidak dapat dijadikan hujjah”.
Waallahu A’lam bi al-shawwab.
Kamis pagi, 09 Ramadhan 1444 H/ 30 Maret 2023 M
Artikel ahmadwandilembang.com
=========
Dapatkan update artikel islam setiap harinya dari ahmadwandi.blogspot.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kajian AWAL Official", caranya klik link https://t.me/awalofficialcom, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar