![]() |
ISRA MI'RAJ (GAMBAR: ISTOCK) |
OLEH-OLEH ISRA MI'RAJ
Artikel Terbaru
Ke - 230
Oleh : Ahmad
Wandi, M.Pd (ahmadwandilembang.com)
Isra Mi'raj adalah
salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang memberikan banyak
pelajaran berharga. Perjalanan ini membawa Nabi Muhammad SAW dari Masjidil
Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem (Isra) dan kemudian naik ke langit
hingga Sidratul Muntaha (Mi'raj). Berikut adalah rangkuman
"oleh-oleh" dari peristiwa agung ini:
Perjalanan Mi'raj Nabi Muhammad SAW
- Naik Buraq ke Baitul Maqdis
Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan menaiki
Buraq, seekor hewan putih yang lebih besar dari keledai namun lebih kecil dari
baghal. Setibanya di Baitul Maqdis, Nabi mengikat Buraq di tempat para nabi
biasa mengikat hewan mereka. Beliau masuk ke masjid, melaksanakan shalat dua
rakaat, lalu Jibril datang membawa wadah berisi anggur dan susu.
- Langit Kedua: Bertemu Nabi Isa AS
Di langit kedua, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan
Nabi Isa bin Maryam, yang dikenal sebagai salah satu nabi yang diutus untuk
Bani Israil.
- Langit Ketiga: Bertemu Nabi Yusuf AS
Di langit ketiga, Nabi Muhammad SAW bertemu Nabi
Yusuf AS, yang diberi separuh dari pesona dunia.
- Langit Keempat: Bertemu Nabi Idris AS
Nabi Muhammad SAW bertemu Nabi Idris AS di langit
keempat, nabi yang dikenal dengan ketinggian ilmunya.
- Langit Kelima: Bertemu Nabi Harun AS
Di langit kelima, Nabi Muhammad SAW bertemu Nabi
Harun AS, saudara Nabi Musa AS.
- Langit Keenam: Bertemu Nabi Musa AS
Di langit keenam, beliau bertemu Nabi Musa AS, yang
memberikan nasihat penting terkait perintah shalat.
- Langit Ketujuh: Bertemu Nabi Ibrahim AS
Di langit ketujuh, Nabi Muhammad SAW bertemu Nabi
Ibrahim AS yang sedang bersandar di Baitul Ma'mur, tempat thawaf bagi para
malaikat.
- Sidratul Muntaha dan Perintah Shalat
Nabi Muhammad SAW kemudian dibawa ke Sidratul
Muntaha, tempat yang diselimuti warna-warna indah yang tak terlukiskan. Di sini,
Allah SWT mewajibkan shalat sebanyak 50 kali sehari. Atas saran Nabi Musa AS,
Nabi Muhammad SAW memohon keringanan hingga akhirnya shalat diwajibkan menjadi
lima waktu sehari dengan pahala setara 50 shalat.
Nabi Muhammad SAW juga dinaikkan ke Baitul Ma'mur, tempat di mana 70.000 malaikat beribadah setiap harinya tanpa kembali lagi.
Jibril membawa Nabi SAW ke Sidratul Muntaha, yang diselimuti warna-warna
menakjubkan. Nabi SAW juga diperlihatkan surga, yang dindingnya terbuat dari
mutiara dan tanahnya berupa bubuk kasturi. (HR Bukhari)
Bukan Sekadar Shalat
Peristiwa Isra
Mi'raj memberikan pelajaran mendalam tentang shalat sebagai ibadah utama.
Berikut adalah poin-poin penting tentang shalat yang diajarkan:
- Shalatlah Seperti Shalat Rasulullah
Kita diajarkan untuk melaksanakan shalat sesuai
tuntunan Nabi Muhammad SAW. Dalam hadisnya beliau bersabda: “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat
aku shalat.” (HR. Al-Bukhari dari Malik bin al-Huwairits)
Imam al-Shan’ani menjelaskan, “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan Nabi Saw. perihal shalat, serta ucapan-ucapan beliau, merupakan penjelasan dari kemujmalan (global) perintah shalat yang tertera di dalam al-Quran.” (Subul al-Salam 1/386)
- Shalat harus Didirikan dengan Benar
Betapa pentingnya kewajiban shalat ini, Allah swt. menyebutkannya dalam al-Quran
dengan berbagai macam derivasi (kata turunan) sebanyak 99 kali. Kata shalat itu
sendiri terulang sebanyak 67 kali.
‘Alamah Ar-Raghib al-Asfahani menjelaskan, “Dan dalam setiap tempat yang Allah memuji padanya shalat, atau menyemangatinya, Dia menyebutkannya dengan menggunakan iqamah. Contohnya : (Dan orang-orang yang mendirikan shalat [QS. An-Nisa [4] : 162]), (Dirikanlah oleh kalian shalat [QS. Al-Baqarah [2] :43), (Mereka mendirikan shalat [QS. Al-Baqarah [2] : 3 dan 277]).
Allah tidak menyebutkan mushallin tanpa menggunakan iqamah, kecuali untuk
orang-orang munafiq. Contohnya : (Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang
shalat, yaitu orang-orang yang lalai dalam shalatnya [QS. Al-Ma’un [107] :
4-5]), (Dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas [QS.
At-Taubah [9] : 54]). Dan hanyasanya dikhususkan lafazh iqamah seperti itu,
untuk menggugah kesadaran bahwasanya yang dimaksud dari mengerjakan shalat
adalah dengan memenuhi semua kewajiban dan persyaratannya. Tidak hanya sebatas
mengerjakannya semata.”
- Khusyu’ dan Tumakninah
Shalat yang diterima adalah shalat yang dilakukan
dengan khusyu’ dan tumakninah. Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya. (QS. al-Mukmin: 1-2).
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam masuk
masjid, lalu masuk (ke masjid) seorang laki-laki, lalu dia shalat dan salam
kepada Nabi Saw., maka beliau menjawabnya dan berkata, kembalilah kamu, karena
kamu belum shalat, maka dia kembali shalat, kemudian datang dan salam kepda Nabi
Saw., beliau berkata, kembalilah kamu, karena kamu belum shalat, tiga kali.
Maka dia berkata, demi Allah, aku tidak bisa shalat yang lebih baik daripada
ini, maka ajarkanlah kepadaku. Maka beliau bersabda: "Jika engkau hendak
mengerjakan shalat maka bertakbilah, kemudian bacalah (ayat) al-Quran yang
mudah bagimu, lalu ruku’'lah hingga engkau tumakninah dalam ruku’', kemudian
bangunlah hingga engkau tegak berdiri, lalu sujudlah hingga engkau tumakninah
dalam sujud, kemudian bangunlah hingga engkau tumakninah dalam duduk, lalu
sujudlah hingga engkau tumakninah dalam sujud. Lakukanlah hal itu dalam dalam
(rakaat) shalatmu seluruhnya." (HR. Al-Bukhari)
- Shalat sebagai Amalan Terbaik
Shalat adalah amalan pertama yang dihisab dan
menjadi barometer ibadah lainnya. Rasulullah
Saw. bersabda, “Sesungguhnya yang pertama kali
akan dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya beres, dia akan
bahagia dan selamat, dan jika shalatnya rusak, dia akan celaka dan rugi.”
(HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah)
Dalam riwayat lain, “Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya beres, akan beres juga seluruh amalnya, dan apabila shalatnya rusak, akan rusak pula seluruh amalnya.” (HR. al-Maqdisi)
- Peringatan dalam Al-Qur'an
Dalam al-Quran disebutkan tentang akan datangnya sebuah
generasi yang menyia-nyiakan shalat. Peristiwa Isra Mi'raj mengingatkan kita
akan pentingnya menjaga shalat.
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. (QS. Maryam: 59)
Lalu datanglah sepeninggal para Nabi dan orang-orang
shalih sebuah generasi yang yang berperilaku buruk, meninggalkan semua
kewajiban shalat, atau mengakhirkan waktu pelaksanaannya, atau meninggalkan
rukun-rukun dan syarat-syaratnya, dan mengikuti apa saja yang sesuai dan sejalan
dengan hawa nafsu mereka. Maka mereka itu akan menemui keburukan, kesesatan dan
kerugian di neraka jahanam.
Penutup
Isra Mi'raj adalah
peristiwa yang penuh makna dan pelajaran berharga bagi umat Islam. Dari perjalanan
spiritual ini terdapat oleh-oleh spesial bagi umatnya yang beriman, kado
istimewa yang tak ternilai harganya, yaitu kewajiban ibadah shalat lima waktu.
Olah karena itu,
Isra Mi’raj bukan untuk diperingati dan dirayakan, tetapi untuk diimani dan diyakini,
sekaligus mengaevaluasi dan meningkatkan kualitas ibadah shalat kita. Sudahkah shalat
kita sesuai dengan yang diperintahkan Allah swt? Sudahkan shalat kita sesuai
dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah saw? Dalam gerakan, bacaan, rukun dan
syaratnya, sampai kekhusyukan dan ketumakninahannya. Sehingga shalat bukan
hanya sekedar ritual semata, namun mampu meraih berbagai hikmah dan keutamaan
dalam kehidupan sehari-hari.
Lembang, 26 Rajab
1446
Artikel ahmadwandilembang.com
=========
Dapatkan update artikel islam setiap harinya dari ahmadwandi.blogspot.com.
Mari bergabung di WhatsApp "Kajian AWAL Official", caranya
klik link https://bit.ly/Awalofficial, silahkan
sebarkan, semoga bermanfaat.
Mohon maaf terlewat: di langit pertama, bertemu dengan Nabi Adam AS
BalasHapus