Pesan Nabi saw Saat Terjadi Gerhana (Gambar : Pixabay) |
4 PESAN NABI SAW SAAT TERJADI GERHANA
Gerhana atau samagaha, baik gerhana matahari atau bulan, yang disebutkan dengan istilah kusuf dan khusuf, adalah fenomena alam yang sudah terbiasa terjadi dalam kehidupan kita. Begitupun pada zaman Rasulullah saw pernah terjadi gerhana matahari. Yaitu pada hari senin 29 Syawal tahun ke-10 Hijrah, pada hari wafatnya Ibrahim, putra Nabi saw. (dari hamba sahaya nabi bernama Mariyah alqibtiyah almisriyah, berusia 18 bulan).
Peristiwa itu terjadi bertepatan dengan tanggal 27 Januari tahun 632 Masehi (pukul 08.30 pagi). Ada juga yang berpendapat, jatuh pada bulan Dzul Qa’dah 10 H, bertepatan dengan 30 Januari 632 M. Waktu antara gerhana matahari/wafatnya ibarahim dan wafatnya nabi saw tidak lebih dari 4,5 bln (Minhatul Alam 7/162-163).
Dari berbagai hadis ditemukan beberapa pesan nabi saw yang snagat penting terkait dengan peristiwa gerhana, antara lain sebagai berikut :
Baca pula : Syariat Seputar Gerhana
1. Meluruskan Aqidah Dan Membersihkannya Dari Syirik, Khurafat Dan Takhayul
Pesan Nabi saw yang pertama saat terjadi peristiwa gerhana adalah meluruskan aqidah dan membersihkannya dari syirik, khurafat dan takhayul.
وَإِنَّهُمْ (أهل الجاهلية-النسائي) كَانُوا يَقُولُونَ إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لاَ يَخْسِفَانِ إِلاَّ لِمَوْتِ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya mereka (orang Jahiliyah-al-Nasai) mengatakan, bahwa matahari dan bulan tidak akan terjadi gerhana, melainkan karena wafatnya kaum pembesar.” (HR. Muslim no. 904)
Takhayul dan khurafat termasuk perbuatan syirik dan masih banyak yang dikaitkan dengan peristiwa gerhana. Di Jawa Barat menyebutnya samagaha, di mana bulan dan matahari diyakini akan kawin dan membawa pengaruh buruk seperti : telur yang sedang dierami akan busuk (kacingcalang), wanita hamil harus sembunyi di bawah ranjang, dan lain-lain. Agar tidak terjadi kawin, maka masyarakat harus membunyikan tetabuhan dengan memukul benda apa saja. Dalam primbon (ramalan) disebutkan : Bila gerhana bulan terjadi pada bulan rabiul akhir, bermakna akan ada wabah penyakit yang menimpa orang miskin.
Keyakinan di zaman zahiliyah bahwa terjadi gerhana disebabkan adanya orang yang wafat, dibantah dan diluruskan oleh Rasulullah saw, bahwa peristiwa tersebut semata-mata tanda kekuasaan Allah swt untuk menakuti hamba-Nya.
«إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ، وَلَكِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يُخَوِّفُ بِهَا عِبَادَهُ»
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan allah, tidak terjadi gerhana disebabkan mati dan hidupnya seseorang, akan tetapi allah ta’ala membuat hamba-Nya dengan gerhana tersebut.” (HR. Bukhari 2/33 no. 1048)
وَمَا نُرْسِلُ بِالْآَيَاتِ إِلَّا تَخْوِيفًا (59) وَنُخَوِّفُهُمْ فَمَا يَزِيدُهُمْ إِلَّا طُغْيَانًا كَبِيرًا (60)
“Dan tidaklah kami memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti. dan kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.” (qs.al-isra : 59-60)
عَنْ أَبِي مُوسَى، قَالَ: خَسَفَتِ الشَّمْسُ فِي زَمَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَامَ فَزِعًا يَخْشَى أَنْ تَكُونَ السَّاعَةُ حَتَّى أَتَى الْمَسْجِدَ، فَقَامَ يُصَلِّي بِأَطْوَلِ قِيَامٍ وَرُكُوعٍ وَسُجُودٍ، مَا رَأَيْتُهُ يَفْعَلُهُ فِي صَلَاةٍ قَطُّ،
Abu Musa berkata, telah terjadi gerhana matahari pada masa Nabi saw, lalu beliau bersegera berdiri karena takut terjadinya kiamat, hingga mendatangi masjid, beliau mendirikan shalat (gerhana) dengan berdiri, ruku dan sujud yang sangat lama, aku tidak melihatnya beliau melakukan dalam shalat yang lain. (HR. Muslim)
Agar semakin takut, peristiwa gerhana pun dikaitkan oleh Rasulullah saw dengan kiamat. Dalam al-Quran pun memang disebutkan isyarat tersebut seperti: اِذَا الشَّمۡسُ كُوِّرَتۡ "Apabila matahari digulung," (QS At-Takwir Ayat 1), فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ (7) وَخَسَفَ الْقَمَرُ (8) "Maka apabila mata terbelalak (ketakutan). Dan apabila bulan telah hilang cahayanya." (QS Al-Qiyamah: 7-8), dan وَاِذَا الۡكَوَاكِبُ انْتَثَرَتۡ "Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan." (QS Al-Infitar Ayat 2)
2. Memberi Tuntunan Apa Yang Harus Dilakukan Saat Terjadi Gerhana, Yaitu Berdoa, Bertakbir, Shalat, Dan Shadaqah
Pesan Nabi saw yang kedua saat terjadi peristiwa gerhana adalah memberikan tuntunan berupa syariat ibadah yang harus dilakukan ketika terjadi gerhana, yaitu berdoa, bertakbir, shalat, dan shadaqah.
فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَكَبِّرُوا وَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
Jika kalian melihat keduanya (gerhaa matahari/bulan) maka segeralah bertakbir, berdo`a, shalat dan bersedekah. (HR. Muslim 1/396 no. 901 dari siti aisyah)
Dalam riwayat Abu Musa ra. Ada tambahan dengan ungkapan:
فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ
(jika kamu melihat keduanya) maka segeralah bergegas untuk zikir, berdo`a, dan beristighfar (memohon ampun) kepada Allah SWT. (HR. Muslim 1/402 no. 912 dari Abu Musa al asy’ari)
Betapa istimewanya shadaqah pada waktu gerhana, sampai Rasulullah saw memerintahkan untuk memerdekakan hamba sahaya. Shadaqah yang cukup bergengsi, karena harus dilakukan dengan harga yang lumayan mahal.
لَقَدْ «أَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالعَتَاقَةِ فِي كُسُوفِ الشَّمْسِ»
“Sungguh Nabi saw memerintah untuk memerdekakan hamba sahaya ketika terjadi gerhana matahari.” (HR. Bukhari 2/35 no. 1054, bab man ahabbal ataqah fi kususf syamsi)
Ketika Abu Bakar ra. berkeinginan membebaskan Bilal ra. dari perbudakan, Umaiyah bin Khalaf mematok harga 9 uqiyah emas. Dan dengan segera Abu Bakar ra. langsung menebusnya.
Untuk diketahui 1 uqiyah emas senilai 31,7475 gr gram emas, atau setara dengan 7,4 dinar emas. Jika harga 1 dinar emas sekarang adalah sebesar Rp. 3.340.000, berarti dana yang dikeluarkan Abu Bakar ra. adalah sebesar (9 x 7,4 x Rp. 3.340.000) atau Rp. 222.444.000,-
Ibnu Umar ra mengatakan diawal keislaman Abu Bakar menghabiskan dana sekitar 40.000 Dirham untuk memerdekakan budak. Jika harga 1 Dirham Perak saat ini adalah Rp. 65.000, itu artinya yang dibayar oleh beliau setara dengan Rp 2,6 Miliar.
3. Menyampaikan Peristiwa Ghaib Yang Diperlihatkan Kepada Nabi Saw Saat Terjadi Gerhana Tentang Urusan Surge Dan Neraka
Pesan Nabi saw yang ketiga saat terjadi peristiwa gerhana adalah menyampaikan peristiwa ghaib yang dilihat oleh beliau ketika shalat gerhana. Terdapat beberapa peristiwa ghaib yang diperlihatkan kepada beliau.
Pertama, Melihat neraka. Dalam hadis Jabir bin Abdillah, kemudian beliau diperlihatkan ke dalam surge dan neraka :
مَا مِنْ شَىْءٍ تُوعَدُونَهُ إِلاَّ قَدْ رَأَيْتُهُ فِى صَلاَتِى هَذِهِ لَقَدْ جِىءَ بِالنَّارِ وَذَلِكُمْ حِينَ رَأَيْتُمُونِى تَأَخَّرْتُ مَخَافَةَ أَنْ يُصِيبَنِى مِنْ لَفْحِهَا
"Segala yang dijanjikan Allah telah diperlihatkan kepadaku dalam shalatku yang sebentar ini. Diperlihatkannya kepadaku neraka; yaitu ketika kalian melihat aku mundur, karena aku takut terkena jilatannya.
Kedua, Melihat shahibul mihjan. Maksudnya pemilik tombak, yaitu pencuri yang mencuri barang para jama’ah haji dengan menggunakan tombak tersebut.
وَحَتَّى رَأَيْتُ فِيهَا صَاحِبَ الْمِحْجَنِ يَجُرُّ قُصْبَهُ فِى النَّارِ كَانَ يَسْرِقُ الْحَاجَّ بِمِحْجَنِهِ فَإِنْ فُطِنَ لَهُ قَالَ إِنَّمَا تَعَلَّقَ بِمِحْجَنِى. وَإِنْ غُفِلَ عَنْهُ ذَهَبَ بِهِ
Sehingga tampak olehku seorang pemilik tongkat (yang ujungnya bengkok) sedang menyeret ususnya di neraka, karena ia (dahulu) pernah mencuri harta jama'ah haji dengan tongkatya tersebut. Jika ada orang bertanya kepadanya, kenapa kamu mencuri? Ia menjawab, aku tak sengaja karena menyangkut pada tombakku. Tetapi jika orang lengah, dia mencuri lagi.
Masuk kepada golongan ini, para pencuri, koruptor, copet, penipu, dll. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dan modern, kejahatan dalam bentuk pencurian pun ikut berkembang dan berinovasi menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Ketiga, Melihat shahibatal hirrah, perempuan pemilik kucing.
وَحَتَّى رَأَيْتُ فِيهَا صَاحِبَةَ الْهِرَّةِ الَّتِى رَبَطَتْهَا فَلَمْ تُطْعِمْهَا وَلَمْ تَدَعْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الأَرْضِ حَتَّى مَاتَتْ جُوعًا
Kulihat juga di dalam neraka ada seorang wanita pemilik kucing. Dia mengikat kucing itu namun tidak diberinya makan, dan tidak pula dilepaskannya agar kucing tersebut bisa mencari makannya sendiri seperti rumput-rumput kering, hingga akhirnya kucing itu mati kelaparan.
Kalau dulu kucing itu hanya hewan biasa yang lalu lalang dalam keseharian di rumah tetanggga, sekarang zaman sudah beda, banyak para pecinta kucing (Cat lovers), jenis kucingnya pun bermacam-macam, bukan hanya kucing kampung (local) saja. Harganya mahal-mahal dan biaya perawatannya pun tidak sedikit.
Melihat hadis di atas, bukan tidak boleh memelihara kucing, namun lebih ditekankan kepada kesanggupan kita untuk memperlakukan kucing tersebut. Jangan sampai mencintai kucing, karen ahobi dan sebagainya, namun pada kenyataannya justru menyiksanya, menzhaliminya, bahkan sampai membunuhnya. Dan ini tentu saja bukan hanya berlaku untuk kucing saja, tetapi berlaku pula untuk semua binatang. Karena Islam adalah rahmatan lil alamien, mengajarkan kasing sayang untuk seluruh alam.
Keempat, Melihat Amr bin Luhay
وَرَأَيْتُ فِيهَا ابْنَ لُحَيٍّ وَهُوَ الَّذِي سَيَّبَ السَّوَائِبَ
“Dan aku melihat Amr bin Luhay di dalam neraka, dialah orang pertama yang mengadakan Saaibah (hewan hidup yang dipersembahkan untuk berhala).” (An Nasa`i:1455. Dari A`isyah ra.)
Amr bin Luhay adalah orang pertama yang mengajarkan masyarakat Arab Mekah untuk menyembah patung. Dalam khutbah gerhananya beliau menjelaskan salah satu kesesatan yang pernah dilakukan oleh Amr bin Luhay Syari`at Saaibah (unta betina yang dibiarkan pergi kemana saja lantaran suatu nazar, lihat: Al-Ma`idah:103) dimana syari`at tersebut tidak pernah ada dan tidak pernah diajarkan dalam ajaran Islam pada masa Nabi Ibrahim as.
Peribadatan yang melibatkan binatang hampir selalu ada dalam berbagai agama dan kepercayaan. Semua bentuk persembahan tersebut, selain kepada Allah swt, dikhawatirkan masuk kepada kategori kemusyrikan seperti yang dilakukan oleh Amr bin Luhay. Meskipun berbeda merk dan kemasan disesuaikan dengan kondisi zaman.
Kelima, Melihat perempuan mayoritas ahli neraka
فَقَالَ « إِنِّى رَأَيْتُ الْجَنَّةَ فَتَنَاوَلْتُ مِنْهَا عُنْقُودًا وَلَوْ أَخَذْتُهُ لأَكَلْتُمْ مِنْهُ مَا بَقِيَتِ الدُّنْيَا وَرَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ ». قَالُوا بِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « بِكُفْرِهِنَّ ». قِيلَ أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ قَالَ « بِكُفْرِ الْعَشِيرِ وَبِكُفْرِ الإِحْسَانِ لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ ».
Sesungguhnya saya telah melihat surga, lalu saya mendapati satu tandan (buah), sekiranya saya mengambilnya, niscaya kalian akan makan darinya selama dunia ini ada. Kemudian saya juga melihat neraka, maka saya belum pernah melihat pemandangan yang dahsyat seperti hari ini, dan saya melihat bahwa kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. Para sahabat bertanya, Apakah penyebabnya wahai Rasulullah? beliau menjawab: Lantaran kekufuran mereka. kemudian ditanyakan lagi kepada beliau: Apakah mereka kufur kepada Allah? beliau menjawab: Yaitu kufur (tidak menerima) kelebihan suami, dan mengkufuri kebaikannya. Sekiranya kamu berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sepanjang masa, lalu ia mendapati satu keburukan darimu, niscaya ia akan mengatakan, 'Saya tidak pernah mendapati satu kebaikan pun darimu.' (HR. Muslim 1/401 no. 907 bab sesuatu yang diperlihatkan kepada nabi saw dalam shalat kusuf dari urusan surge dan neraka)
Kaum perempuan kebanyak ahli neraka disebabkan tidak bersyukur atas pemberian suami. Nih harus hati-hati melaihat fakta di lapangan, bahwa angka perceraian di Indonesia sangat tinggi, 300rb kasus, 75% gugat cerai (istri), penyebabnya adalah pertengkaran, ekonomi, kekerasan.
Keenam, Melihat surga
ثُمَّ جِىءَ بِالْجَنَّةِ وَذَلِكُمْ حِينَ رَأَيْتُمُونِى تَقَدَّمْتُ حَتَّى قُمْتُ فِى مَقَامِى وَلَقَدْ مَدَدْتُ يَدِى وَأَنَا أُرِيدُ أَنْ أَتَنَاوَلَ مِنْ ثَمَرِهَا لِتَنْظُرُوا إِلَيْهِ ثُمَّ بَدَا لِى أَنْ لاَ أَفْعَلَ فَمَا مِنْ شَىْءٍ تُوعَدُونَهُ إِلاَّ قَدْ رَأَيْتُهُ فِى صَلاَتِى هَذِهِ ».
Kemudian diperlihatkan pula kepadaku surga; yaitu ketika kalian melihatku maju, sehingga meski aku berdiri di tempatku ini aku ulurkan tanganku untuk memetik buah-buahannya, supaya kamu semua dapat melihatnya. Tapi ternyata aku tak dapat melakukannya. Tidak ada sesuatupun yang dijanjikan Allah, melainkan kulihat nyata di dalam shalatku ini." (HR. Muslim 1/399-400 no. 904 bab sesuatu yang diperlihatkan kepada nabi saw dalam shalat kusuf dari urusan surge dan neraka)
Dalam kalimat terakhir ini ditegaskan, bahwa Rasul diperlihatkan kepada surge dan neraka ketika beliau shalat gerhana mengimami para sahabat, kemudian setelah selesai shalat beliau khutbah dan menyampaikan apa yang dialaminya ketika shalat di hadapan para sahabat. Ini sungguh luar biasa, baik bagi Nabi saw yang secara spontan mengalaminya ataupun para sahabat yang mendengarkannya, tak terbayang bagaimana apabila kita ikut hadir bersama Nabi saw waktu itu!
4. Memperingatkan Bahayanya Dosa Zina Di Hadapan Allah Swt
Pesan Nabi saw yang keempat saat terjadi peristiwa gerhana adalah memperingatkan bahayanya dosa zina di hadapan Allah swt.
يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ إِنْ مِنْ أَحَدٍ أَغْيَرَ مِنَ اللهِ أَنْ يَزْنِيَ عَبْدُهُ، أَوْ تَزْنِيَ أَمَتُهُ، يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا، وَلَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا
Hai umat Muhammad, sungguh tidak ada kebencian yang melebihi kebencian Allah jika ada hamba-Nya (lelaki atau perempuan) yang berzina. Hai umat Muhammad, demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa. (HR. Muslim no. 901 bab shalat kusuf)
Dalam persoalan yang satu ini, kita harus lebih cermat dan ekstra, karena fenomena “perzinaan” saat ini sudah berkembang pesat, dengan tantangan yang sungguh memprihatinkan. Contohnya perkembangan LGBT yang semakin pesat. Salah satu sumber menyebutkan, di Indonesia saja lebih dari 1 jt orang, 2 jaringan nasional, 119 organisasi, 28 provinsi.
Tidak ada seorangpun yang mencegah dari perbuatan maksiyat dan lebih benci kepadanya daripada Allah swt. (Syarah An-Nawawi 3/308)
Allah swt membenci perbuatan maksiat dan melarang hamba-hamba-Nya berbuat maksiat. Maka orang beriman akan selalu membenci setiap perkara yang dibenci oleh Allah swt begitu juga sebaliknya.
Peristiwa gerhana merupakan fenomena alam yang secara sunnatullah akan terus terjadi sesuai dengan garis edar bumi, matahari dan bulan yang telah ditentukan oleh Allah swt. Peristiwa ini sebagai ayat kauniyah dari tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kita menjadi takut, sujud dan patuh kepada-nya. Wallahu a’lam bi al-shawwab.
Baca pula : Tatacara Shalat Gerhana
Diambil dari tulisan lama: Lembang, 07 November 2022
Rabu sore, 08 Ramadhan 1444 H/ 29 Maret 2023 M
Artikel ahmadwandilembang.com
=========
Dapatkan update artikel islam setiap harinya dari ahmadwandi.blogspot.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kajian AWAL Official", caranya klik link https://t.me/awalofficialcom, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar