Keunggulan ibadah shaum (gambar: pixabay) |
(1215) MUTIARA HADIS RIYADUS SHALIHIN: KEUNGGULAN IBADAH SHAUM
HADIS NO 1215 KEUNGGULAN IBADAH SHAUM
(1215)- وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - ، قَالَ : قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - : ((قَالَ اللهُ - عز وجل - : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَام ، فَإنَّهُ لِي وَأنَا أجْزِي بِهِ ، وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ، فَإذَا كَانَ يَومُ صَوْمِ أحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ فإنْ سَابَّهُ أحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ: إنِّي صَائِمٌ . وَالذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيحِ المِسْكِ . لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا : إِذَا أفْطَرَ فَرِحَ بفطره ، وَإذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ )) متفقٌ عَلَيْهِ ، وهذا لفظ روايةِ البُخَارِي .
Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah Ta'ala telah berfirman: "Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali shaum, sesungguhnya shaum itu untuk Aku dan Aku sendiri yang akan memberi balasannya. Dan shaum itu adalah benteng, maka apabila suatu hari seorang dari kalian sedang melaksanakan shaum, maka janganlah dia berkata rafats dan bertengkar sambil berteriak. Jika ada orang lain yang menghinanya atau mengajaknya berkelahi maka hendaklah dia mengatakan 'Aku orang yang sedang shaum'. Dan demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tanganNya, sungguh bau mulut orang yang sedang shaum lebih harum di sisi Allah Ta'ala dari pada harumnya minyak misik. Dan untuk orang yang shaum akan mendapatkan dua kegembiraan yang dia akan bergembira dengan keduanya, yaitu apabila berbuka dia bergembira dan apabila berjumpa dengan Rabnya dia bergembira disebabkan ibadah shaumnya itu." (HR. al-Bukhari dan Muslim, dan ini lafaz riwayat al-Bukhari)[1]
وفي روايةٍ لَهُ : (( يَتْرُكُ طَعَامَهُ ، وَشَرَابَهُ ، وَشَهْوَتَهُ مِنْ أجْلِي ، الصِّيَامُ لي وَأنَا أجْزِي بِهِ ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أمْثَالِهَا )) .
Dalam riwayatnya yang lain, “Dia meninggalkan makanannya, minuman dan nafsu syahwatnya karena Aku. Shaum itu untuk Aku dan Aku sendiri yang akan membalasnya dan setiap satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa". [2]
وفي رواية لمسلم : (( كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يضاعَفُ ، الحسنةُ بِعَشْرِ أمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِئَةِ ضِعْفٍ . قَالَ الله تَعَالَى : إِلاَّ الصَّوْمَ فَإنَّهُ لِي وَأنَا أجْزِي بِهِ ؛ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أجْلِي . للصَّائِمِ فَرْحَتَانِ : فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ . وَلَخُلُوفُ فِيهِ أطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيحِ المِسْكِ )) .
Dalam riwayat Muslim, “Setiap amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya. Satu macam kebaikan diberi pahala sepuluh hingga tujuh ratus kali. Allah 'azza wajalla berfirman: 'Selain shaum, karena shaum itu adalah bagi-Ku dan Akulah yang akan memberinya pahala. Sebab, ia telah meninggalkan nafsu syahwat dan nafsu makannya karena-Ku.' Dan bagi orang yang bershaum ada dua kebahagiaan. Kebahagiaan ketika ia berbuka, dan kebahagiaan ketika ia bertemu dengan Rabb-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang bershaum lebih wangi di sisi Allah daripada wanginya kesturi.”[3]
MUTIARA HADIS:
1. Semua amal anak adam adalah untuknya kecuali shaum. Pada hakikatnya semua amal manusia adalah untuk dirinya. Sehingga baik buruknya akan kembali kepada dirinya.
2. Sesungguhnya shaum itu untukku dan aku sendiri yang akan membalasnya. Ini adalah kekhususan dan keunggulan ibadah shaum dibandingkan dengan ibadah lainnya.
3. Ibadah yang lain itu pahalanya terbatas, sementara shaum tidak terbatas.
4. Shaum itu untukku dan aku yang akan membalasnya. Imam al-Thibi menjelaskan, “Dan shaum adalah tersembunyi, antara dirinya dan Allah swt (yang tahu), dia melakukannya hanya mengharap ridha Allah swt, melakukannya murni hanya karena mengharapkan ridha-Nya, ia bersiyarat padanya dengan firman-Nya, karena shaum itu adalah untukku.” (Syarah al-Misykat 5/1574)
5.
Shaum itu untukku, maksudnya tidak boleh shaum itu niatnya untuk selain Allah atau menduakan Allah, memiliki niat yang lain (ganda), tetapi harus murni hanya karena Allah swt.
6. Aku yang akan membalasnya, maksudnya Allah sendiri yang akan membalasnya, tidak mewakilkan kepada yang lain (para malaikat).
7. Rafats adalah kalimat yang mencakup kepada setiap yang mendorong seorang laki-laki kepada seorang perempuan. (al-Nihayah 2/241)
8. Junnah (benteng) dalam al-nihayah, menjaga pemiliknya dari syahwat yang menjerumuskannya.”
9. Shaum itu adalah benteng, sehingga harus bisa mengendalikan diri dari rapats dan perkelahian. dalam hadis lain pengekang syahwat, sehingga yang belum bisa menikah dianjurkan untuk shaum.
10.
Shaum itu benteng, maksudnya shaum itu perlindungan dari syahwat, perlindungan dari api neraka, karena api neraka disukai syahwat. Ibnu al-Arabi berkata, “Shaum itu benteng dari api neraka, karena ia menahan diri dari syahwat, dan api neraka disukai oleh syahwat.” (Aridhat al-Ahwadzi 3/195)
11. Jika ada yang menghina dan mengajak berkelahi, shaum shaum jadi benteng yang dapat mengendalikannya.
12. Bau mulut orang yang shaum adalah lebih harum di sisi allah daripada minyak Kasturi. Maksudnya karena dia meninggalkan makanannya, minuman dan nafsu syahwatnya karena Aku.
13. Orang yang shaum akan mendapatkan dua kegembiraan, yaitu saat berbuka dan saat berjumpa dengan Allah swt.
14. Kebaikan dilipatkan gandakan sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat, kecuali shaum.
15. Kecuali shaum, karena Allah swt langsung yang akan membalasnya, tentu dengan pahala yang lebih istimewa dari ibadah lainnya.
16. Shaum yang akan diterima dan shaum yang diperintahkan adalah shaum karena allah swt., imanan wahtisaban.
17. Hadis ini menjelaskan bahwa shaum dapat menjaga pelakunya dari kesesatan di dunia dan dari azab api neraka di akhirat.
18. Termasuk adab shaum menjaga diri dari perbuatan keji dan perkataan kotor.
19. Sabar dari dari gangguan manusia, menghadapinya dengan kesabaran, serta membalasnya dengan kebaikan.
20. Bergembira karena ibadah yang dilakukan, itu tidak mengurangi pahala di akhirat.
21. Kegembiraan yang paling sempurna adalah pertemuan dengan Allah swt, yaitu ketika orang-orang sabar dan shaum mendapatkan balasan tanpa batas.
22. Shaum mendatangkan kewangian di sisi Allah dan kegembiraan bagi pelakunya.
Baca juga: MUQADIMAH BAB SHAUM
Referensi pokok :
1. Nuzhat al-Muttaqin Syarah Riyad al-Shalihin, Dr Mustafa Said al-Khin, dkk, Muasasah al-Risalah, Cetakan ke-14, 1407 H/ 1987 M.
2. Bahzat al-Nazirin Syarah Riyad al-Shalihin, Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilali, Dar Ibn al-Jauzi, tt.
3. Shahih Riyad al-Shalihin, Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilali, Muasasah Ghiras, Cetakan pertama, 1423 H/ 2002 M.
4. Syarah Riyad al-Shalihin, Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Tahqiq Ahmad Abdurrazaq al-Bakri, Dar al-Salam, Cetakan pertama, 1423 H/ 2002 M.
5. Tathriz Riyad al-Shalihin, Faishal Abdul Aziz Alu Mubarak, tahqiq Dr. Abdul Aziz bin Abdullah bin Ibrahim al-Zair Alu Hamd, Cetakan pertama, 1423 H/ 2002 M.
6. Kunuz Riyad al-Shalihin, A. D. Hamad bin Nashir bin Abdirrahman al-Ammar, Dar Kunuz Isybiliya, Cetatan Pertama, 1430 H / 2009 M.
Kamis malam, 02 Ramadhan 1444 H/ 23 Maret 2023 M
Artikel ahmadwandilembang.com
=========
Dapatkan update artikel islam setiap harinya dari ahmadwandi.blogspot.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kajian AWAL Official", caranya klik link https://t.me/awalofficialcom, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar