KEWAJIBAN MANUSIA TERHADAP AL-QURAN (2) - Ahmad Wandi Lembang

Terus berkarya, berbagi inspirasi, dan menebar manfaat

Breaking

Rabu, 29 Maret 2023

KEWAJIBAN MANUSIA TERHADAP AL-QURAN (2)

 

Kewajiban manusia terhadap al-Quran (Gambar: Pixabay)

KEWAJIBAN MANUSIA TERHADAP AL-QURAN (2)

 

Al-Qur’an adalah kitab suci umat islam. Sumber hukum dan pedoman hidup, disamping as-sunnah. Sudah semestinya, al-Quran melekat dalam hidupnya. Dari mulai mempelajarinya, mengamalkannya sampai mendakwahkannya.

 

Agar al-Quran betul-betul menjadi petunjuk dan pedoman dalam kehidupan. Berikut adalah kewajiban manusia terhadap al-Quran berikutnya:

 

Baca juga : KEWAJIBAN MANUSIA TERHADAP AL-QURAN (1)

 

Baca juga : KEWAJIBAN MANUSIA TERHADAP AL-QURAN (3)

 

 

1.   Tilawah dan Tadarus

 

Tilawah asal katanya tala, berarti mengikuti. Tilawah biasa diartikan membaca, sebab membaca adalah mengikuti huruf per huruf untuk dilantunkan. Menurut ar-Raghib, tilawah itu bermakna juga, mengikuti dengan tubuh, sikap, atau hukum. Ibnu Mas’ud menjelaskan, “Demi allah, sesungguhnya tilawah yang sebenarnya itu adalah menghalalkan yang halalnya, mengharamkan yang haramnya, membacanya sebagaimana yang diturunkan Allah, tidak mengubah-ubah firman dari tempatnya, dan tidak menakwilkannya sedikitpun dengan penakwilan yang tidak benar.[1]

 

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (121)

 

Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS. Al-Baqarah [2]:121)

 

كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ (أَجْوَدَ) مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

 

“Rasulullah saw itu adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan ramadhan ketika jibril menemuinya. Jibril menemuinya pada setiap malam bulan ramadhan untuk bertadarus al-Quran dengannya. Dan sungguh Rasulullah saw itu ketika jibril menemuinya lebih lembut lagi dalam hal kebaikan daripada angin yang bertiup.” (HR. Bukhari dari Ibnu Abas)[2]

 

Bulan Ramadhan memang dijadikan momentum terbaik untuk lebih dekat lagi dengan al-Quran. Rasulullah saw sebagai orang yang paling hafal dan faham terhadap al-Quran beliau tadarusan setiap malamnya. Bagaimana dengan kita?  

 

أَنَّ جِبْرِيلَ كَانَ يُعَارِضُنِي بِالْقُرْآنِ كُلَّ سَنَةٍ وَإِنَّهُ عَارَضَنِي الْعَامَ مَرَّتَيْنِ وَلَا أُرَاهُ إِلَّا حَضَرَ أَجَلِي

 

“Bahwasanya Jibril membacakan kepadaku Al-Qur’an setiap tahun, dan membacakannya dua kali tahun ini, dan aku tidak menilainya kecuali telah hampir datang ajalku. (HR. Al-Bukhari dari Fatimah)[3] 

 

Arti asal darasa adalah menghapus. Darastu al-kitab adrusuhu darsan ; aku menundukkannya dengan banyak membaca sampai ia ringan untuk aku hafal.[4]

 

2.  Tamassak

 

Tamassaka artinya memegang. Al-Zarqani menjelaskan, “Berpegang teguh kepada keduanya Secara khusus menunjukkan kepada mempelajarinya dan mengikuti sesuatu yang ada di dalamnya, dan rasulullah saw telah menjelaskan keduanya, kitabulllah (al-Quran) dan sunnah rasul-Nya saw, beliau bekmaksud bahwa allah lebih mengetahui apa yang disyariatkannya, dan menjelaskan kepada kita sesuatu yang halal, haram dan yang lainnya dari aturan-aturannya, dan ini semua terdapat dalam kitab dan sunah, maka sesuatu yang tidak terdapat dalam kitab dan sunnah ia tertolak dan ditentukan dengan keduanya.”[5]

 

تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ

 

“Aku telah meninggalkan dua perkara bagi kalian, tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh kepada keduanya, kitab allah dan sunah nabi-Nya.” (HR. Malik)[6].

 

Menurut Syu’aib Al-Arna’uth, hadis ini memiliki syahid dari Ibnu Abas riwayat al-Hakim dengan sanad yang hasan, sehingga hadis ini menjadi kuat dengannya.[7] Menurut Syaikh Al-Albani, hadis ini hasan.[8]

 

 

 

BERSAMBUNG ….

 

 

Selasa malam, 07 Ramadhan 1444 H/ 28 Maret 2023 M

 

@ Ahmad Wandi Lembang

 

@ SDIT Istiqomah Lembang

 

Artikel ahmadwandilembang.com

 

=========

Dapatkan update artikel islam setiap harinya dari ahmadwandi.blogspot.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kajian AWAL Official", caranya klik link https://t.me/awalofficialcom, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



[1] Tafsir Ibn Katsir QS. Al-Baqarah [2] : 121.

[2] Shahih al-Bukhari no. 6.

[3] Shahih al-Bukhari bab kana jibril ya’ridhu al-quran ‘ala al-nabi saw secara ta’liq.

[4] Lisan al-Arab 6/79.

[5] Syarah Al-Zarqani 4/278.

[6] Al-Muwatha no. 3338.

[7] Tahqiq Jami’ Al-Ushul 1/277.

[8] Tahqiq Misykat Al-Mashabih 1/40.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ARTIKEL SEBELUMNYA

GOES TO PANGANDARAN, FAMILY GATHERING 2024

GOES TO PANGANDARAN, FAMILY GATHERING 2024 Artikel Terbaru Ke - 227 Oleh : Ahmad Wandi, M.Pd (ahmadwandilembang.com) Pada hari Senin-Selasa,...