TERNYATA DHAIF: JANGAN BILANG RAMADHAN, TAPI BULAN RAMADHAN - Ahmad Wandi Lembang

Terus berkarya, berbagi inspirasi, dan menebar manfaat

Breaking

Rabu, 29 Maret 2023

TERNYATA DHAIF: JANGAN BILANG RAMADHAN, TAPI BULAN RAMADHAN

 

JANGAN BILANG RAMADHAN
Jangan Bilang Ramadan (Gambar: Pixabay)

TERNYATA DHAIF: JANGAN BILANG RAMADHAN, TAPI BULAN RAMADHAN

 

Ramadhan adalah salah satu nama dari nama-nama Allah, sehingga tidak boleh mengatakan Ramadhan saja, tetapi harus pakai “bulan” Ramadhan. Benarkah demikian? Berdasarkan penelusuran penulis hadis yang menerangkan masalah tersebut bersumber dari beberapa orang sahabat, antara lain : Abu Hurairah, Ibnu Umar, dan Aisyah.

 

Baca pula : Tarhib Ramadan

 

DARI ABU HURAIRAH

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تَقُولُوا رَمَضَانُ فَإِنَّ رَمَضَانَ اسْمٌ مِنْ أَسْمَاءِ اللهِ وَلَكِنْ قُولُوا شَهْرُ رَمَضَانَ»

 

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kalian menyebut Ramadhan, karena Ramadhan adalah nama dari nama-nama Allah, akan tetapi katakanlah bulan Ramadhan.”

 

Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra (7904), Ibnu Abi hatim dalam Tafsirnya (1648), Ibnu Adi dalam al-Kamil fi Dhu’afa al-Rijal 7/53, al-Dailami dalam Musnad al-Firdaus (7433), Abu al-Syaikh, seluruhnya melalui jalur Abu Ma’syar, dari Sa’id al-Maqbari, dari Abu Hurairah, secara marfu’.

 

Namun sayang sekali hadis ini dhaif karena padanya terdapat rawi bernama Abu Mi’syar atau Najih bin al-Sindi. Al-baihaqi berkata, “Dan begini diriwayatkan oleh al-harits bin Abdillah al-KHazin, dari Abu Mi’syar, dan dia adalah Najih bin al-Sindi, dipandang dhaif oleh yahya bin ma’in, dan Yahya al-Qathan tidak meriwayatkan darinya, sementara Abdurrahman bin Mahdi meriwayatkan darinya, wallahu a’lam. Namun ada yang mengatakan, dari Abi Mi’syar, dari Muhammad bin Ka’ab, bersumber dari perkataanya, dan ini yang lebih menyerupai (benar).” (al-Sunan al-Kubra 4/339)

 

Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata, “Menurutku, Abu Mi’syar dia adalah Najih bin Abdirrahman al-Madani, imam dalam maghazi, siyar, tetapi padanya terdapat kedhaifan. Telah meriwayatkan darinya putranya, Muhammad, lalu menjadikannya marfu’, dari Abu Hurairah, dan telah mengingkarinya al-Hafizh Ibnu Adi, dan dia layak untuk diingkari, karena dia matruk, dan telah keliru dalam memarfu’kan hadis ini, dan telah membantahkannya al-Bukhari dalam kitabnya terhadap masalah ini, beliau berkata ‘ Bab dikatakan ramadhan’, dan membawakan beberapa hadis telah hal tersebut diantaranya hadis :

 

«مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»

 

“Barangsiapa yang shaum Ramadhan karena iman dan mengharap ridha Allah maka akan diampuni dosa-nya yang telah lalu.” Dan semisalnya.” (Tafsir Ibnu Katsir 1/369)

 

Al-hafizh Ibnu Hajar dalam Faht al-Bari  berkata, “Diriwayatkan oleh Ibnu Adi dalam al-kamil dan mendhaifkannya karena ada Abi Mi’syar.” (Fath al-Bari 4/113). Dan telah dihukumi sebagai hadis palsu oleh Ibnu al-jauzi dalam al-Maudhu’at, al-Suyuthi dalam al-la’ali (2/82), al-Syaukani dalam al-Fawaid al-Majmu’ah (hlm. 87), al-Kinani dalam Tanzih al-Syari’ah (2/153). Al-Jauraqni berkata, “Hadis ini bathil.” (al-Abathil wa al Manakir 2/113)

Menurut Syaikh al-Albani, Bathil. Dengan menyebutkan alasan pendhaifan dari al-Baihaqi, Ibnu Abi hatim, IBnu katsir, Ibnu Hajar seperti di atas. Penegasan darinya, “Bahwa hadis tersebut seluruhnya sangat munkar, karena nama Allah tauqifiyyah. Tidak ada yang menyebutkan seorang pun bahwa ramadhan adalah asma Allah, dan tidak boleh menyebutnya dengannya berdasarkan ijma’. (Lihat, Silsilah al-Dhaifah 14/600-602)

 

Menurut al-Syaukani, “Diriwayatkan pula oleh Tammam dalam Fawaidnya dari Ibnu Umar bukan melalui jalur Abu Mi’syar, dan Ibnu al-Najjar dari Siti Aisyah.” Abdurrahman bin Yahya al-Mu’allimi al-Yamani dalam tahqiqnya menjelaskan, hadis Ibnu Umar dalam sanadnya terdapat rawi yang tidak diketahuinya, sehingga munqathi’. Sementara hadis Aisyah sanadnya gelap, palsu tanpa diragukan. (al-Fawaid al-Majmu’ah, hlm 87)

 

Baca pula: Keutamaan Ramadan

 

DARI IBNU UMAR

 

عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا يَقُولَنَّ أَحَدُكُمْ صُمْتُ رَمَضَانَ، وَقُمْتُ رَمَضَانَ، وَلَا صَنَعْتُ فِي رَمَضَانَ كَذَا وَكَذَا، فَإِنَّ رَمَضَانَ اسْمٌ مِنْ أَسْمَاءِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ الْعِظَامِ، وَلَكِنْ قُولُوا: شَهْرُ رَمَضَانَ كَمَا قَالَ رَبُّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ فِي كِتَابِهِ»

 

Dari Ibnu Umar, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kalian mengatakan aku shaum ramadhan, aku shalat Ramadhan, dan janganlah aku berbuat di Ramadhan begini dan begini, karena ramadhan adalah nama dari nama-nama Allah azza wajalla yang agung, akan tetapi katakanlah, bulan ramadhan sebagaimana Tuhan kalian azza wajalla mengatakan dalam kitab-Nya.”

 

Hadis ini diriwayatkan oleh Tamam dalam al-Fawaid (241), melalui jalur Abu bakar Ahmad bin Muhammad bin Said bin Ubaidillah, dikenal sebagai Ibnu Futhais, dari Abu al-Fadhl Ja’far bin Muhammad bin Rasyid al-Kufi di Dimasyqa, dari Sulaiman bin Abdurrahman, dari Nasyib bin Amr Abu Amr al-Syaibani, dari Muqatil bin Hayan, dari al-Dhahak bin mUzahim, dari Ibnu Umar, secara marfu’.

 

Hadis ini sangat dhaif karena dalam sanadnya terdapat Nasyib bin Amr dan Abu al-Fadhl Ja’far bin Muhammad bin Rasyid al-Kufi. Menurut al-Dzahabi, “Nasyib bin Amr dari Muqatil bin Hayan, al-Daraquthni berkata, dhaif.” Al-Bukhari berkata, “Nasyib bin Smr al-Syaibani munkar al-hadits.” (Mizan al-I’tidal 4/239)

 

Kemudian, padanya terdapat Abu al-Fadhl Ja’far bin Muhammad bin Rasyid al-Kufi. Ja’far bin Muhammad bin Ja’far tidak didapatkan biografinya dalam kitab rijal hadis. Menurut Syaikh al-Albani, “Sangat dhaif.” (Silsilah al-Dhaifah 10/365).

 

Baca pula: Keutamaan Shaum

 

DARI AISYAH

 

عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا مَعْنَى رَمَضَانَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «يَا حُمَيْرَاءُ لَا تَقُولِي رَمَضَانَ فَإِنَّهُ اسْمٌ مِنْ أَسْمَاءِ اللَّهِ وَلَكِنْ قُولِي شَهْرُ رَمَضَانَ يَعْنِي رَمَضَانَ أَرْمَضَ فِيهِ ذُنُوبَ عِبَادِهِ فَغَفَرَهَا» قَالَتْ عَائِشَةُ فَقُلْنَا شَوَّالُ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ «شَالَتْ لَهُمْ ذُنُوبُهُمْ فَذَهَبَتْ»

 

Dari Aisyah, ia berkata, aku bertanya, wahai Rasulullah apa makna Ramadhan? Rasulullah saw menjawab, “Wahai Humaira’ janganlah mengatakan Ramadhan, karena dia adalah nama dari nama-nama Allah, tetapi katakanlah bulan Ramadhan, yakni pada bulan rmadhan dibakar dosa-dosa hamba-Nya, llau mengampuninya. Aisyah berkata, lalu kami mengatakan syawwal wahai Rasulullah, beliau menjawab, “Dosa-dosa mereka diangkat, lalu hilang.”

 

Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Thahir dalam Masyikhatnya (52), melalui jalur Ibnu al-Najar dalam Dzail Tarikh Baghdad (5/76). Dicantumkan pula oleh al-Suyuthi dalam al-La’ali al-Mashnu’ah (2/83). Penyusun kitab al-Ima’ ila Zawaid al-Umali wa al-Ajza’, “Sanadnya gelap, dan hadis ini maudhu’.” (7/71)

 

Al-Aini berkata, “Telah dikatakan bahwa Ramdhan adalah salah satu nama dari Asma Allah ta’ala, dengan ini tidak disukai mengatakan Ramadhan dengan tidak menyebutkan bulan Ramadhan, dan ini perkataan ashab Malik juga. Namun yang benar adalah boleh, dan bahwa Ramadhan termasuk asma Allah adalah tidak shahih, karena Asma Allah adalah tafiqiyyah, tidak dapat ditetapkan kecuali dengan dalil yangs hahih, sementara atsar yang datang ini adalah dhaif.” (Syarah Sunan Abu Dawud 5/274)

 

Masih terdapat atsar dari beberapa sahabat dan tabi’in, seperti Abu Hurairah, Muhammad bin Ka’ab, dan Mujahid. Namun karena semuanya dhaif, dan hadis-hadis pokoknya sudah dibahas, atsar tersebut tidak perlu dibahas di sini.

 

Kesimpulannya, tidak benar bahwa Ramadhan adalah asma Allah azza wajalla, karena hadis yang menjadi landasannya semuanya dhaif. WAllahu a’lam bi al-shawwab.

 

Baca pula: Ternyata dhaif: Doa Allahumma Laka Sumtu

 

Selasa pagi, 07 Ramadhan 1444 H/ 28 Maret 2023 M

 

@ Ahmad Wandi Lembang

 

@ SDIT Istiqomah Lembang

 

Artikel ahmadwandilembang.com

 

=========

Dapatkan update artikel islam setiap harinya dari ahmadwandi.blogspot.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kajian AWAL Official", caranya klik link https://t.me/awalofficialcom, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ARTIKEL SEBELUMNYA

GOES TO PANGANDARAN, FAMILY GATHERING 2024

GOES TO PANGANDARAN, FAMILY GATHERING 2024 Artikel Terbaru Ke - 227 Oleh : Ahmad Wandi, M.Pd (ahmadwandilembang.com) Pada hari Senin-Selasa,...