TARHIB RAMADHAN - Ahmad Wandi Lembang

Terus berkarya, berbagi inspirasi, dan menebar manfaat

Breaking

Minggu, 19 Maret 2023

TARHIB RAMADHAN

 

TARHIB RAMADAN
Tarhib Ramadan (Foto: Pixels)

MELEPASKAN KERINDUAN BERSAMA RAMADHAN

 

Ramadhan bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam. Meskipun tidak termasuk bulan yang haram (yang disucikan), namun memiliki keutamaan yang sangat istimewa dibandingkan dengan bulan lainnya.

 

Baca Juga : 7 Keutamaan Bulan Ramadhan

 

Kerinduan kita kepada Ramadhan tidak perlu diragukan lagi, Rasulullah saw, para sahabat dan para ulama pun mencontohkannya. Bahkan al-Hafizh Ibnu Rajab menggambarkan sebagai berikut.

 

«قَالَ بَعْضُ السَّلَفُ كَانُوا يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يُبَلِّغَهُمْ شَهْرَ رَمَضَانَ ثُمَّ يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَهُ مِنْهُمْ »

 

Mereka (Ulama salaf) berdo’a kepada Allah selama 6 bulan agar mereka dapat menjumpai bulan Ramadhan, kemudian mereka berdo’a kepada Allah selama 6 bulan agar amalan kebaikan mereka diterima.[1]

 

Salah satu keistimewaan bulan Ramdhan, karena disyariatkan ibadah shaum di dalamnya. Sementara ibadah shaum ini memeliki keistimewaan tersendiri yang sangat dispesialkan oleh Allah swt, sampai Ia berfirman dalam hadis qudsinya,

 

«قَالَ اللَّهُ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ»

 

Allah berfirman : “Setiap amal Bani Adam baginya kecuali shaum, karena sesungguhnya shaum untukku dan aku yang akan membalasnya.” (HR. Bukhari)[2]

 

Dengan hadis ini, ibadah shalat, zakat, haji dan sebagainya, semuanya untuk kita yang menjalankannya. Baik buruknya, sejauh mana kualitasnya, semuanya kembali kepada kita. Artinya, kalau kita ibadahnya bagus, berarti bagusnya ibadah tersebut untuk kita.

 

Adapun shaum, bukan untuk kita, tetapi satu-satunya untuk Allah swt., dan Allah sendiri yang akan membalasnya. Karena satu-satunya berarti harus mempersembahkan yang terbaik. Untuk kita saja kita ingin yang terbaik, apalagi ibadah satu-satunya untuk Allah swt, jelas harus terbaik dari semua yang terbaik. Karena tugas kita hanya untuk beribadah, dan shaum ini satu-satunya ibadah untuk-Nya.

 

Kenapa satu-satunya untuk-Ku? Imam al-Thibi menjelaskan, “Karena shaum ini tidak kelihatan, hanya kita dan Allah swt (yang tahu), mengerjakannya murni mengharap ridha-Nya.”[3], Sehingga shuam ini pada hakikatnya mengajarkan kejujuran yang sangat tinggi.

 

Adapun aku yang akan membalasnya, Imam al-Munawi menjelaskan, “Balasannya dilipatkangandakan tanpa batas.”[4] Sesuai dengan ungkapan hadis lain,

 

إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً اتِّقَاءَ اللَّهِ جَلَّ وَعَزَّ إِلاَّ أَعْطَاكَ اللَّهُ خَيْراً مِنْهُ

 

Jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah ‘azza wa jalla, maka Allah akan mengganti padamu dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad)[5]

 

Keutamaan shaum lainnya, bahwa orang yang shaum akan masuk surga secara special melalui pintu khusus yang disebut “Bab al-Rayan”.

 

«إِنَّ فِي الجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ القِيَامَةِ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، يُقَالُ: أَيْنَ الصَّائِمُونَ؟ فَيَقُومُونَ لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ»

 

“Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut Ar-Rayyan, orang-orang yang shaum akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang shaum tidak akan memasukinya. Orang yang shaum akan diseur, ‘Mana orang yang shaum ?’ Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang shaum tersebut telah memasukinya, pintu itu akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya.” (HR. Bukhari)[6]

 

Al-rayyan secara bahasa berarti puas, segar dan tidak haus. Ibnu Hajar Al-Asqalani menyebutkan, “Ar-rayyan adalah nama salah satu pintu di surga yang hanya dikhususkan untuk orang yang bershaum. Dari sisi lafazh dan makna ada kaitannya. Karena kata ar-rayyan adalah turunan dari kata ar-riyy yang artinya bersesuaian dengan keadaan orang yang bershaum. Orang yang bershaum kelak akan memasuki pintu tersebut dan tidak pernah merasakan kehausan lagi.”[7]


Baca Pula: Delapan Pintu Surga


Ikhwatu iman rahimakumullah, kerinduan kepada Ramadhan tidak cukup hanya pangakuan saja, tapi harus sanggup dibuktikan dalam amal perbuatan. Agar kerinduan kita, bukan rindu yang palsu atau rindu yang semu.

 

Apa saja yang harus kita lakukan, agar ketika Ramadhan tiba, kita bisa melepaskan kerinduan yang sudah lama terpendam. Ketika ramadhan tiba bukan dibiarkan atau disia-siakan, bahkan tidak dijadikan biasa-biasa saja, namun dijadikan momentum terindah untuk mengoptimalkan berbagai ibadah di dalamnya.

 

Dalam rangka melepaskan kerinduan tersebut, ada beberapa yang bisa kita lakukan, sebagai wujud nyata bahwa kita benar-benar merindukan Ramadhan. Simak penjelasannya sebagai berikut:

 

1.   Menyambut Ramadhan Dengan Shaum Sya’ban

 

Melepaskan kerinduan yang pertama adalah dengan memperbanyak shaum sunnah di bulan sya’ban, yaitu sebagai persiapan, bahwa ketika Ramdhan tiba kita bisa maksimal beribadah sesuai yang dicontohkan oleh Rasulullah saw.

 

«فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِى شَعْبَانَ»

 

Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shaum secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau shaum yang lebih banyak daripada shaum di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari)[8]

 

«وَقَدْ قِيْلَ فِي صَوْمِ شَعْبَان: إِنَّ صِيَامَهُ كالتمرين على صيام رمضان لئلا يدخل في صوم رمضان على مشقة وكلفة، بل يكون قد تمرن على الصيام واعتاده، ووجد بصيام شعبان قبله حلاوة الصيام ولذته، فيدخل في صيام رمضان بقوة ونشاط»

 

“Dan dikatakan seputar shaum Sya’ban: bahwa shaumnya sebagai latihan untuk shaum Ramadhan agar ketika puasa Ramadhan tidak terasa berat dan tidak terbebani. Bahkan menjadi suatu kebiasaan dan telah terlatih bershaum, telah mendapatkan kenikmatan shaum dan kelezatannya, sehingga masuk bulan Ramadhan dalam keadaan kuat dan semangat.”[9]

 

Baca Pula: 4 Tips Agar Sukses Di Bulan Ramadhan

 

2.  Melepaskan Kerinduan Dengan Meningkatkan Kebaikan Dan Meninggalkan Kejelekan

 

Melepaskan kerinduan yang kedua adalah dengan meningkatkan kebaikan dan meninggalkan kejelekan. Meningkatkan kebaikan maksudnya, kebaikan yang sudah menjadi kebiasaan dalam keseharian, ketika di bulan Ramadhan ditingkatkan lagi, sebagaimana kedermawanan dan aktivitas tadarus yang selalu dioptimalkan yang dicontohkan oleh rasulullah saw. Tentu saja berlaku juga untuk semua kebaikan lainnya.

 

«كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ (أَجْوَدَ) مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ»

 

“Rasulullah saw itu adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan ramadhan ketika jibril menemuinya. Jibril menemuinya pada setiap malam bulan ramadhan untuk bertadarus al-quran dengannya. Dan sungguh rasulullah saw itu ketika jibril menemuinya lebih lembut lagi dalam hal kebaikan daripada angin yang bertiup.” (HR. Bukhari)[10]

 

Adapun meninggalkan kejelekan, karena sejatinya ibadah shaum itu bukan hanya menahan diri dari lapar dan dahaga saja, tetapi shaum yang sesungguhnya adalah menahan diri dari segala sesuatu yang dilarang oleh Allah swt.

 

 

«كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الظَّمَأُ وَكَمْ مِنْ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَرُ»

“Berapa banyak orang yang shaum tidak mendapat apa-apa dari shaumnya itu selain haus, dan berapa banyak orang yang shalat malam (tarawih) tidak mendapatkan apa-apa dari shalatnya itu selain lelah.” (HR Ahmad)[11]

 

«لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ فَقَطْ إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ»

 

“Bukanlah shaum itu dari makan dan minum saja, melainkan juga dari perbuatan yang tidak berguna dan perkataan yang tidak senonoh.” (HR. Al Baihaqi)[12]

 

Ketika di hari-hari biasa masih suka ada kebiasan buruk, khusus di bulan Ramadhan harus ditinggalkan. Karena yang shaum bukan hanya perut dan farji, tetapi semua anggota badan, pendengaran, penglihatan, lisan dan semua anggota badan lainnya dari berbagai hal yang dilarang oleh Allah swt.

 

«إِذَا صُمْتَ فَلْيَصُمْ سَمْعُكَ وَبَصَرُكَ وَلِسَانُكَ عَنِ الْكَذِبِ وَالْمَآثِمِ وَدَعْ أَذَى الْخَادِمِ ،... وَلاَ تَجْعَلْ يَوْمَ فِطْرِكَ وَيَوْمَ صِيَامِكَ سَوَاءً»

 

”Jika anda shaum, maka shaumlah pendengaran, penglihatan dan lidah anda dari dusta dan perbuatan-perbuatan dosa, dan janganlah anda menyakiti pembantu, dan janganlah anda samakan hari anda tidak shaum dengan hari shaum anda.”[13]

 

Baca Pula: Benarkah Kita Merindukan Ramadhan?

 

3.  Sempurnakan Dengan Ibadah Sunnah

 

Melepaskan kerinduan yang ketiga adalah dengan menyempurnakan ibadah shaum dengan amalan-amalan lainnya yang sunnah. Karena shaum itu seperti shalat dan ibadah lainnya, ketika yang wajib ada kekurangannya, maka yang sunnah akan menggenapkannya.

 

«إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ»

 

''Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Jika baik maka dia akan beruntung dan sukses, jika buruk maka dia menyesal dan rugi. Jika kurang dari kewajibannya sedikitpun, Allah SWT berfirman, 'Periksalah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunat, untuk menyempurnakan kekuarangan shalat wajibnya, kemudian seluruh amalnya akan diperiksa demikian.” (HR. Al-Tirmidzi)[14]

 

«الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، يَقُولُ الصِّيَامُ: أَيْ رَبِّ، مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ، فَشَفِّعْنِي فِيهِ، وَيَقُولُ الْقُرْآنُ: مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ، فَشَفِّعْنِي فِيهِ "، قَالَ: فَيُشَفَّعَانِ »

 

“Puasa dan Alquran itu akan memberikan syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat nanti. Puasa akan berkata, ‘Wahai Tuhanku, aku telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat, karenanya perkenankanlah aku untuk memberikan syafaat kepadanya.’ Dan Alquran berkata, ‘Aku telah melarangnya dari tidur di malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafaat kepadanya.’ Beliau bersabda, ‘Maka syafaat keduanya diperkenankan.'” (HR. Ahmad)[15]

 

Sunnah di bulan Ramdhan tentu saja sangat banyak. Seperti tarawih, tadarus, sedekah, I’tikaf, dan lain-lain. Adapun shaum sunnah, nanti di luar Ramadhan seperti shaum dawud (selang sehari), senin-kamis, ayyamul bidh (pertengahan bulan), arafah (9 zulhijjah), dan tasu’a asyura (9-10 muharram). Karena kita yakin shaum Ramadhan kita banyak kekurangannya, maka ibadah-ibadah sunnah tersebut tidak bisa dilewatkan begitu saja.

 

4.  Akhiri Dengan Indah Dan Kesan Terbaik

 

Melepaskan kerinduan yang keempat adalah dengan mengakhiri Ramdhan dengan indah, yaitu mengoptimalkan beribadah di sepuluh hari terakhir. Sebelum berpisah dengan Ramadhan, kualitas kebersamaannya dimaksimalkan lagi. Itulah yang dicontohkan oleh Rasulullah saw.

 

«كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ، مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ»

 

“Rasulullah saw sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim)[16]

 

«أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَادَخَلَ العَشْرُ َشَدَّ مِئْزَرَهُ وأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ »

 

 “Apabila Nabi saw memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari) [17]

 

Yang tidak kalah penting, ketika berpisah dengan Ramadhan, berikan kesan terbaik dengan menjaga spirit Ramadhan, istiqomah dalam kebaikan, menahan diri dari kejelekan dan yang diharamkan oleh Allah swt, di sepanjang kehidupan.

 

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Ketika Ramadhan tiba, pasti akan meninggalkan juga. Namun semangat Ramadhan dengan ibadah, selalu meningkatkan kebaikan dan menjauhi larangan Allah swt, bisa kita lakukan di bulan-bulan lainnya sepanjang tahun. Jadi, Ramadhan boleh pergi, namun bulan-bulan lainnya bisa kita jadikan seperti Ramadhan dalam kebaikan. Dan inilah hakikat ketaqwaan sebagai buah kesuksesan di bulan Ramadhan. Wallahu a’lam bi al-shawwab.     

 

Ahad Pagi, 26 Sya’ban 1444/ 19 Maret 2023

 

@ Ahmad Wandi Lembang,

 

@ SDIT Istiqomah Lembang

 

Artikel ahmadwandilembang.com

 

=========

Dapatkan update artikel islam setiap harinya dari ahmadwandi.blogspot.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kajian AWAL Official", caranya klik link https://t.me/awalofficialcom, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

 



[1] Lathaif al-Ma’arif, hlm. 209.

[2] SHAHIH. Al-Bukhari (1771).

[3] Syarah al-Misykat al-Mashabih5/1574.

[4] Faidhu al-Qadir Syarh al-Jami’ al-Shaghir 9/334.

[5] SHAHIH. Musnad Ahmad (5/78).

[6] SHAHIH. Al-Bukhari (1896), Muslim (1152).

[7] Fathu Al-Bari, 4/131.

[8] SHAHIH. Bukhari (1969) dan Muslim (1156).

[9] Lathaif al-Ma’arif hlm. 134-135.

[10] SHAHIH. Bukhari (6)

[11] HASAN. Ahmad (9685), al-Darimi (2762). Dihasankan oleh Syu’aib al-Arnauth dan Husain Salim Asad.

[12] SHAHIH. Al-Baihaqi (8312).

[13] Al-Mushannaf Ibnu Abi Syaibah (8880).

[14] SHAHIH. Al-Tirmidzi (413).

[15] HASAN. Ahmad (6626), al-Thabrani, Majma’ al-Zawaid (3/181), Abu Nu’aim (8/161), al-Hakim (2036), al-Baihaqi, Syu’ab al-Iman (1994). Dishahihkan oleh Ahmad Syakir dan Syaikh Al-Albani, dihasankan oleh al-Haitsami dan al-Bushiri, dan didhaifkan oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth.

[16] SHAHIH. Muslim (1175)

[17] SHAHIH. Al-Bukhari (2024).

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ARTIKEL SEBELUMNYA

GOES TO PANGANDARAN, FAMILY GATHERING 2024

GOES TO PANGANDARAN, FAMILY GATHERING 2024 Artikel Terbaru Ke - 227 Oleh : Ahmad Wandi, M.Pd (ahmadwandilembang.com) Pada hari Senin-Selasa,...