KEWAJIBAN MANUSIA TERHADAP AL-QURAN (Gambar: Pixabay) |
KEWAJIBAN MANUSIA TERHADAP AL-QURAN (3)
Al-Qur’an adalah kitab suci umat islam. Sumber hukum dan pedoman hidup, disamping as-sunnah. Sudah semestinya, al-Quran melekat dalam hidupnya. Dari mulai mempelajarinya, mengamalkannya sampai mendakwahkannya.
Baca juga : KEWAJIBAN MANUSIA TERHADAP AL-QURAN (1)
Baca juga : KEWAJIBAN MANUSIA TERHADAP AL-QURAN (2)
Akibat Pemahaman Al-Quran Tidak Sempurna
Umat islam harus hati-hati dalam belajar al-Quran. Tidak cukup hanya membacanya saja, tetapi harus diikuti dengan memahaminya, inipun harus ditempuh dengan cara yang benar, agar pemahamannya utuh dan sempurna.
Kekeliruan dalam memahami al-Quran, baik yang dilakukan oleh umat islam yang tersesat, kaum munafiqin (kafir), ataupun orientalis yang ingin menghancurkan islam, sudah diperingatkan oleh Nabi saw.
يَخْرُجُ فِي هَذِهِ الْأُمَّةِ وَلَمْ يَقُلْ مِنْهَا قَوْمٌ تَحْقِرُونَ صَلَاتَكُمْ مَعَ صَلَاتِهِمْ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ حُلُوقَهُمْ أَوْ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ مُرُوقَ السَّهْمِ مِنَ الرَّمِيَّةِ
Akan muncul di kalangan umat ini –dan ia tidak mengatakan dari umat ini- suatu kaum yang kalian akan meremehkan salat kalian bila dibandingkan dengan salat mereka, mereka membaca al-Quran namun tidak melewati kerongkongan atau tenggorokan mereka, mereka keluar dari agama sebagaimana anak panah keluar dari busurnya. (HR. Bukhari dari Abu Said al-Khudri)[1]
Keutamaan Mempelajari Al-Qur’an
Mempelajari al-Quran agar menjadi pedoman yang kongkrit dalam kehidupan adalah sebuah kewajiban. Namun di sisi yang lain, memiliki keutamaan yang sangat mulia. Pertama, hasud itu perbuatan akhlak tercela dan haram dalam islam, namun hasud kepada orang yang belajar al-Quran dianjurkan.
لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ عَلَّمَهُ اللهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَتْلُوهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ فَسَمِعَهُ جَارٌ لَهُ فَقَالَ لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلَانٌ فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ وَرَجُلٌٍ آتَاهُ اللهُ مَالًا فَهُوَ يُهْلِكُهُ فِي الْحَقِّ فَقَالَ رَجُلٌ لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلَانٌ فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ
“Tidak ada hasud kecuali kepada dua. (kepada) Seseorang yang Allah ajarkan kepadanya al-Qur’an, dia membacanya pada malam dan siang hari, dan mendengarnya tetangganya, lalu ia berkata : Ingin sekali aku diberi (kemampuan ) seperti yang diberikan kepada si fulan, aku akan melakukan seperti apa yang ia lakukan. Dan( kepada ) Orang yang oleh Allah diberi harta , ia gunakan harta itu pada kebaikan. Berkatalah seseorang: ingin sekali aku diberi ( kekayaan ) seperti yang diberikan kpd si fulan, aku akan lakukan seperti yang ia lakukan.” (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah)[2]
Kedua, manusia terbaik di mata Allah swt adalah orang yang belajar al-Quran dan mengajarkannya. Sebuah kedudukan yang sangat mulia di sisi Allah swt.
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar dan mengajar al-Qur’an.” (HR. Al-Bukhari dari Usman bin Afan)[3]
Tantangan Bagi Yang Meragukannya
Meskipun semua isa al-Quran itu benar, tidak ada keraguan dan kebohongan sedikitpun. Namun banyak orang yang meragukannya dan tidak mengimaninya, khususnya dari kalangan munafiqin dan kafirin.
Untuk menghadapi mereka, Allah swt sendiri yang menantang mereka, sehingga mereka tidak berdaya, karena tidak mampu membuat tandingannya, meskipun hanya satu ayat saja.
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ ؛ فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (QS. Al-Baqarah [2] : 23-24)
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْءَانِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا ؛ وَلَقَدْ صَرَّفْنَا لِلنَّاسِ فِي هَذَا الْقُرْءَانِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ فَأَبَى أَكْثَرُ النَّاسِ إِلَّا كُفُورًا
Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain. Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulang kepada manusia dalam Al Qur'an ini tiap-tiap macam perumpamaan, tapi kebanyakan manusia tidak menyukai kecuali mengingkari (nya).“ (QS. Al-Isra [17] : 88-89)
Orang Yang Menolak Al-Qur’an Di Akhirat
Bagi mereka yang tidak mau menerima dan beriman kepada al-Quran, Allah swt telah menjelaskannya dalam ayat-Nya,
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَالَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا(27) يَاوَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا(28) لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا(29) وَقَالَ الرَّسُولُ يَارَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْءَانَ مَهْجُورًا(30) وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا(31) وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْءَانُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا (32)- الفرقان
Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul." Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab (ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur'an ketika Al Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia. Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an ini suatu yang tidak diacuhkan".Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong. Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar).“ (QS. Al-Furqan [25] : 27-32)
Semoga dengan beberapa uraian di atas kita dapat mengambil banyak hikmah, lebih dekat lagi dengan al-Quran, lebih semangat lagi belajar al-Quran, begitupun mentadaburi, memahami dan mengamalkannya, sampai mampu untuk mendakwahkannya kembali, meskipun hanya satu ayat. Sehingga al-Quran betul-betul menjadi pedoman dan petunjuk dalam kehidupan, menerangi kegelapan, dan menyelamatkan kita dari kesesatan. Amien Ya Rabb al-Alamien.
Diambil dari tulisan lama, 01 Desember 2012
Selasa malam, 07 Ramadhan 1444 H/ 28 Maret 2023 M
Artikel ahmadwandilembang.com
=========
Dapatkan update artikel islam setiap harinya dari ahmadwandi.blogspot.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kajian AWAL Official", caranya klik link https://t.me/awalofficialcom, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar