(1222) MUTIARA HADIS RIYADUS SHALIHIN: MENINGKATKAN KEBAIKAN DI BULAN RAMADAN - Ahmad Wandi Lembang

Terus berkarya, berbagi inspirasi, dan menebar manfaat

Breaking

Jumat, 31 Maret 2023

(1222) MUTIARA HADIS RIYADUS SHALIHIN: MENINGKATKAN KEBAIKAN DI BULAN RAMADAN

 

MENINGKATKAN KEBAIKAN DI BULAN RAMADAN
Meningkatkan kebaikan di bulan ramadan (Gambar: Pixabay)

(1222) MUTIARA HADIS RIYADUS SHALIHIN: MENINGKATKAN KEBAIKAN DI BULAN RAMADAN

 

HADIS NO 1222 MENINGKATKAN KEBAIKAN DI BULAN RAMADAN

 

 

(1222)- وعن ابن عباس رضي الله عنهما ، قَالَ : كَانَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - أجْوَدَ النَّاسِ ، وَكَانَ أجْوَدَ مَا يَكُونُ في رَمَضَانَ حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْريلُ ، وَكَانَ جِبْريلُ يَلْقَاهُ في كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ ، فَلَرَسُولُ الله - صلى الله عليه وسلم - ، حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبرِيلُ أجْوَدُ بالخَيْرِ مِن الرِّيحِ المُرْسَلَةِ((3)) . متفقٌ عَلَيْهِ .

 

Dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan memberikan kebaikan. Beliau paling dermawan ketika di bulan Ramadhan yaitu ketika Jibril menemuinya. Jibril ‘alaihis salam biasa menemuinya setiap malam di bulan Ramadhan sampai apabila Jibril telah selesai -menyampaikan wahyu- maka Nabi shallallahu ‘alaihhi wa sallam menyetorkan hafalan al-Qur’annya kepada Jibril. Apabila Jibril ‘alaihis salam menemuinya maka beliau adalah orang yang paling ringan dalam berderma lebih daripada angin yang bertiup.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)[1]

 

 

Baca juga: MUQADIMAH BAB SHAUM

 

MUTIARA HADIS:

 

1.        Jud secara syara’ adalah memberikan sesuatu yang layak kepada orang yang layak, lebih umum dari shadaqah.

 

2.        Menggunakan isim tafdhil “ajwad” artinya lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan.

 

3.        Tadarus : al-mudarisah: artinya membacakan kepada yang lain, dan mengulang bacaan yang dibaca sebelumnya.

 

4.        Arti asal darasa adalah menghapus. Darastu al-kitab adrusuhu darsan ; aku menundukkannya dengan banyak membaca sampai ia ringan untuk aku hafal. (Lisan al-Arab 6/79)

 

5.        Hikmah dari tadarus ini adalah untuk menguatkan hafalan al-Quran Nabi saw. Beliau saja yang paling hafal dan sangat faham terhadap al-Quran, begitu rajinnya tadarusan,  khususnya di bulan Ramadhan, apalagi kita?

 

6.        Lebih cepat daripada angin yang berhembus, maksudnya dalam kecepatan dan pemerataan dalam kedermawanan.

 

7.        Diibaratkan dengan angin karena terus-menerus memberikan kasih sayang, merata manfaat kedermawanannya, bagaikan meratanya hembusan angin kepada yang mendapatkannya.

 

8.        Menjelaskan kedermawanan Nabi saw dan disunnahkan lebih banyak lagi dermawannya di bulan Ramadhan.

 

9.        Pertemuan dengan orang shalih dapat meningkatkan kedermawanan dan kebaikan.

 

10.    Anjuran untuk dermawan dalam setiap waktu, dan ditingkatkan di bulan Ramadhan.

 

11.    Meningkatkan kedermawanan ketika berkumpul dengan ahli ibadah atau orang-orang shaleh, seperti di bulan Ramadhan.

 

12.    Disunnahkan memberbanyak membaca al-Quran di bulan Ramadhan.

 

13.    Malaikat Jibril mengajarkan al-Quran kepada Nabi saw di setiap Ramadhan bertepatan dengan waktu turunnya al-Quran.

 

14.    Dianjurkan bagi para ulama dan pentuntut ilmu untuk senentiasa belajar di antara mereka, sehingga tidak lupa belajar dari mereka, seperti Nabi saw tak henti-hentinya belajar bersama Malaikat Jibril.

 

15.    Dianjurkan memperbanyak madrasah al-Quran di bulan Ramadhan, karena ia bulan al-Quran.

 

16.    Penekanan dianjurkan untuk dermawan dan tadarus al-quran di bulan Ramadhan dalam rangka ta’assi (mengikuti) kepada Rasulullah saw. Imam al-Syafi’I berkata, “Yang paling disukai orang yang shaum adalah menambah kedermawanan di bulan Ramadhan, dalam rangka mengikuti kepada Nabi saw dan kebutuhan manusia untuk kemaslahatan mereka, dan karena banyaknya kesibukan mereka pada bulan tersebut dengan ibadah dengan meninggalkan pekerjaan mereka.”

 

 

Wallahu a’lam bi al-shawwab.

 

Baca juga: HADIS NO 1221 SHAUMLAH SETELAH YAKIN TANGGAL 1 RAMADAN

 

 

Referensi pokok :

 

1.    Nuzhat al-Muttaqin Syarah Riyad al-Shalihin, Dr Mustafa Said al-Khin, dkk, Muasasah al-Risalah, Cetakan ke-14, 1407 H/ 1987 M.

2.   Bahzat al-Nazirin Syarah Riyad al-Shalihin, Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilali, Dar Ibn al-Jauzi, tt.

3.   Shahih Riyad al-Shalihin, Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilali, Muasasah Ghiras, Cetakan pertama, 1423 H/ 2002 M.

4.   Syarah Riyad al-Shalihin, Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Tahqiq Ahmad Abdurrazaq al-Bakri, Dar al-Salam, Cetakan pertama, 1423 H/ 2002 M.

5.   Tathriz Riyad al-Shalihin, Faishal Abdul Aziz Alu Mubarak, tahqiq Dr. Abdul Aziz bin Abdullah bin Ibrahim al-Zair Alu Hamd, Cetakan pertama, 1423 H/ 2002 M.

6.   Kunuz Riyad al-Shalihin, A. D. Hamad bin Nashir bin Abdirrahman al-Ammar, Dar Kunuz Isybiliya, Cetatan Pertama, 1430 H / 2009 M.

 

 

Jumat sore, 10 Ramadhan 1444 H/ 31 Maret 2023 M

 

 

@ Ahmad Wandi Lembang

 

@ SDIT Istiqomah Lembang

 

Artikel ahmadwandilembang.com

 

=========

Dapatkan update artikel islam setiap harinya dari ahmadwandi.blogspot.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kajian AWAL Official", caranya klik link https://t.me/awalofficialcom, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

 



[1] SHAHIH. Al-Bukhari (6), Muslim (2308).

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ARTIKEL SEBELUMNYA

GOES TO PANGANDARAN, FAMILY GATHERING 2024

GOES TO PANGANDARAN, FAMILY GATHERING 2024 Artikel Terbaru Ke - 227 Oleh : Ahmad Wandi, M.Pd (ahmadwandilembang.com) Pada hari Senin-Selasa,...