Hujan Bagi Orang Beriman |
HUJAN BAGI ORANG BERIMAN
Hujan masih terus mengguyur beberapa kota besar di nusantara. Pihak BMKG sudah memberikan data dan peringatan dini setiap harinya mengenai ekstremnya musim penghujan kali ini. Kita pun hampir setiap hari merasakan basah kuyup dan kedinginan untuk aktivitas outdoor.
Menurut Peneliti Klimatologi pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, bahwa guyuran hujan yang hampir setiap hari sejak Februari kemarin sampai Maret sekarang adalah adanya dua faktor penting pemicunya yang disebut dengan Lonjakan Lintas Utara Khatulistiwa atau Cross Equatorial Northly Surges (CENS) dan Vorteks Borneo atau badai.
Musim penghujan yang hampir turun setiap tahunnya dengan beragam fenomena dan peristiwa,
ada yang unik dan menarik untuk dikaji dari aspek ilahiyyah atau al-Quran dan
as-sunnah. Dalam buku berjudul
Hadits-Hadits Sains, Fakta dan Bukti Ilmiah dalam Sabda Nabi Muhammad SAW dari
Abdul Syukur Al-Azizi, hujan disebut 55 kali dalam Al-Qur'an. Dan hujan sendiri
disebutkan oleh al-Quran dengan beberapa istilah : al-mathar, al-ghaits, anzala
ma’an, dan al-wadqu, masing-masing memiliki makna tersendiri.
Sehingga bagi orang beriman, tidak cukup mendapatkan informasi dari BMKG dan para ahli di bumi saja, tetapi informasi yang sesungguhnya dari langit, dari penguasa dan pencipta hujan, yaitu Allah swt harus lebih diperhatikan dan diutamakan.
Bagaimana orang beriman dalam menyikapi hujan? Berikut beberapa informasi yang dirangkum dari al-Quran dan as-sunnah.
Bagi orang beriman hujan adalah tanda kekuasaan Allah. Sehingga dengan turunnya hujan, harus bertambah kualitas keimanannya.
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنَّكَ تَرَى الْاَرْضَ خَاشِعَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْۗ اِنَّ الَّذِيْٓ اَحْيَاهَا لَمُحْيِ الْمَوْتٰى ۗاِنَّهٗ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ٣٩
Sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah bahwa engkau melihat bumi kering dan tandus, kemudian apabila Kami menurunkan air (hujan) padanya, ia pun hidup dan menjadi subur. Sesungguhnya Zat yang menghidupkannya pasti dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS. Fushshilat : 39).
مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Fathir: 2).
Menurut Mufasir Jalaluddin al-Suyuthi dan al-Mahalli, Rahmat yang dimaksud di sini adalah rizki dan hujan. (tafsir Jalalain, hln. 571)
Imam Al Qurthubi, “Hujan atau rizki yang Allah datangkan pada mereka, tidak ada satu pun yang dapat menahannya. Jika Allah menahannya untuk turun, maka tidak ada seorang pun yang dapat menurunkan hujan tersebut.” (Tafsir al-Qurtubi 14/321)
Bagi orang beriman turunnya hujan adalah rahasia Allah swt. Bukan rekayasa manusia atau pawang hujan. Dalam al-Quran disebutkan,
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman: 34)
Sekalipun ada hujan buatan hasil rekayasa teknologi yang canggih, itu bukan hujan yang sesungguhnya, atau bisa disebut hanya hujan-hujanan saja. Hujan yang sesungguhnya adalah rahasia Allah swt dan murni kekuasaan Allah swt, tanpa campur tangan makhluk-Nya.
Bagi orang beriman hujan adalah rahmat dari Allah swt, sebagai bentuk kasih saying kepada hamba-Nya.
Dalam al-Quran disebutkan,
وَهُوَ الَّذِيْ يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْۢ بَعْدِ مَا قَنَطُوْا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهٗ ۗوَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيْدُ
"Dan Dialah yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Mahaterpuji." (QS Asy-Syuura: 28).
Hujan sebagai rahmat akan menjadi sumber keberkahan, sebagaimana disebutkan dalam ayat lainnya.
Bagi orang beriman hujan adalah sumber keberkahan. Berkah artinya kebaikan yang diberikan oleh Allah swt kepada hamba-Nya. Sehingga hujan tersebut membawa kesuburan dan kemakmuran, bukan penyebab bencana banjir dan longsor.
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكًا فَأَنْبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ
Kami turunkan dari langit air yang diberkahi, lalu Kami tumbuhkan dengannya kebun-kebun dan biji-bijian yang dapat dipanen. (QS Qaaf ayat 9).
Bagi orang beriman hujan diyakini sebagai sumber kehidupan. Banyak ayat yang menjelaskannya.
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً ۖ لَكُمْ مِنْهُ شَرَابٌ وَمِنْهُ شَجَرٌ فِيهِ تُسِيمُونَ
Dialah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. (QS. An-Nahl: 10)
وَالَّذِي نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَنْشَرْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا ۚ كَذَٰلِكَ تُخْرَجُونَ
Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur). (QS. Az-Zukhruf: 11)
Bagi orang beriman hujan diyakini turun sebagai karunia atau rahmat dari Allah swt., karena kalau memiliki keyakinan yang lain, kepercayaan-kepercayaan yang tidak jelas sumbernya, seperti percaya kepada bintang-bintang, dewa hujan, pawang hujan, para normal, atau apapun namanya, semua itu bisa menyebabkan kekufuran.
Dalam sebuah hadis qudsi, Allah swt berfirman,
قَالَ: أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِي مُؤْمِنٌ بِي وَكَافِرٌ، فَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِي كَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ، وَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا فَذَلِكَ كَافِرٌ بِي مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ "
Allah berfirman, “Di pagi ini ada hamba-hamba Ku yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir. Orang yang berkata: 'Hujan turun kepada kita karena karunia Allah dan rahmat-Nya', maka dia adalah yang beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang-bintang. Adapun yang berkata: '(Hujan turun disebabkan) bintang ini atau itu', maka dia telah kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang'. " (HR. Bukhari 801).
Bagi orang beriman, hujan pun bisa turun sebagai azab, siksaan bagi orang-orang yang durhaka kepada Allah swt. Bahkan dengan kekuasaan-Nya, bukan air yang hujan, tetapi batu kerikil. Seperti diunggkapkan dalam ayat berikut.
فَكُلًّا اَخَذْنَا بِذَنْۢبِهٖۙ فَمِنْهُمْ مَّنْ اَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا ۚوَمِنْهُمْ مَّنْ اَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ ۚوَمِنْهُمْ مَّنْ خَسَفْنَا بِهِ الْاَرْضَۚ وَمِنْهُمْ مَّنْ اَغْرَقْنَاۚ وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلٰكِنْ كَانُوْٓا اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ
Masing-masing (dari mereka) Kami azab karena dosanya. Di antara mereka ada yang Kami timpakan angin kencang (yang mengandung) batu kerikil (Kaum Luth), ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur (Kaum Tsamud), ada yang Kami benamkan ke dalam bumi (qarun), dan ada pula yang Kami tenggelamkan (Kaum Nuh dan Fir’aun). Tidaklah Allah menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi dirinya sendiri. (QS. Al-Ankabut: 40)
فَلَمَّا جَاۤءَ اَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَاَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِّنْ سِجِّيْلٍ مَّنْضُوْدٍ
Maka, ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkannya (negeri kaum Lut) dan Kami menghujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar secara bertubi-tubi. (QS. Hud: 82)
Baca juga : 5 MAKNA GEMPA BUMI, UMAT ISLAMWAJIB TAHU!
Bagi orang beriman hujan adalah rahmat dan karunia dari Allah swt yang wajib disyukuri dan menambah ketaatan kepada-Nya. Sehingga ketika hujan turun, tidak lupa berdoa kepada Allah swt.
Doa terbaik yang dicontohkan oleh Nabi saw ketika hujan turun adalah sebagai berikut.
اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا
“Ya Allah! Turunkanlah hujan yang bermanfaat.” (HR. Bukhari, Ahmad, dan Nasa'i).
Dan ketika hujan deras membaca doa berikut.
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا ، اللَّهُمَّ عَلَى الآكَامِ وَالظِّرَابِ ، وَبُطُونِ الأَوْدِيَةِ ، وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.” (HR. Al-Bukhari)
Demikian sikap orang beriman dalam menghadapi musim penghujan. Setiap peristiwa dan fenomena selalu ada hikmah. Butiran air hujan yang turun selalu membawa keberkahan, karena diyakini sebagai karunia dan rahmat dari Allah swt. Bukan hanya menyuburkan tanaman dan tanah yang tandus, namun mampu menyuburkan iman dan menundukkan hati untuk semakin bersujud. Allahul musta’an!
Kamis pagi, 09 Sya’ban 1444 H/ 02 Maret 2023 M
Artikel ahmadwandilembang.com
=========
Dapatkan update artikel islam setiap harinya dari ahmadwandi.blogspot.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kajian AWAL Official", caranya klik link https://t.me/awalofficialcom, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar