![]() |
BUNUH DIRI (GAMBAR: PIXABAY) |
TRAGEDI BANJARAN: REFLEKSI IMAN DARI LUKA YANG MENDALAM
Artikel Terbaru Ke - 241
Oleh : Ahmad Wandi, M.Pd (ahmadwandilembang.com)
Beberapa hari terakhir, masyarakat dikejutkan oleh
sebuah tragedi di Banjaran, Kabupaten Bandung. Seorang ibu, karena tekanan
hidup yang begitu berat, memilih mengakhiri hidupnya (baca: bunuh diri) setelah
lebih dulu menghilangkan nyawa dua anaknya. Kabar ini bukan hanya membuat pilu,
tetapi juga menggoreskan tanda tanya besar: apa yang sebenarnya terjadi hingga
seorang ibu tega melakukan itu semua?
Peristiwa ini menyentuh sisi kemanusiaan kita yang paling dalam. Di satu sisi, kita bersedih, marah, bahkan sulit menerima. Namun di sisi lain, sebagai Muslim, kita diajak untuk mengambil pelajaran, mencari hikmah, agar tragedi serupa tidak terulang. Islam mengajarkan bahwa setiap kejadian, betapapun pahitnya, selalu ada pelajaran berharga yang bisa dipetik.
Hidup Pasti Penuh
Ujian
Allah ﷻ
sudah mengingatkan bahwa hidup di dunia bukanlah jalan lurus tanpa rintangan.
Justru, hidup adalah ladang ujian.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ
مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ
ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan sungguh akan Kami uji kamu dengan sedikit rasa
takut, lapar, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar
gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqarah
[2]: 155)
Ibnu Katsir menjelaskan dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim bahwa ayat ini mengajarkan sebuah kepastian: setiap manusia akan diuji dengan berbagai bentuk penderitaan. Namun di balik itu, ada janji kabar gembira bagi orang yang sabar. Maka, sebesar apapun tekanan, jalan terbaik bukanlah menyerah, tetapi bersabar dan tetap berharap kepada Allah.
Haramnya Mengakhiri
Hidup
Islam menegaskan bahwa nyawa adalah milik Allah.
Kita tidak berhak mengakhirinya tanpa izin-Nya. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيدَةٍ
فَحَدِيدَتُهُ فِي يَدِهِ يَتَوَجَّأُ بِهَا فِي بَطْنِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ
خَالِدًا مُّخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا
“Barang siapa membunuh dirinya dengan besi, maka
besi itu akan berada di tangannya, ia akan menusuk-nusukkan ke perutnya di
neraka Jahannam, kekal di dalamnya selamanya.” (HR.
al-Bukhari, no. 5778; Muslim, no. 109)
Hadis ini tegas: bunuh diri adalah dosa besar. Meski begitu, para ulama menegaskan bahwa pelakunya tidak otomatis kafir, tapi tetap Muslim yang melakukan dosa besar, berada di bawah kehendak Allah; jika Dia berkehendak, bisa diampuni. (Syarh Shahih Muslim, an-Nawawi).
Membunuh Anak, Dosa
yang Berat
Apa yang dilakukan ibu di Banjaran juga
mengingatkan kita pada larangan keras dalam Al-Qur’an untuk tidak membunuh
anak, sekalipun karena alasan ekonomi.
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُم
مِّنْ إِمْلَاقٍ ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena
takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka.” (QS.
al-An‘ām [6]: 151)
Al-Qurthubi dalam tafsirnya menegaskan bahwa ayat ini menunjukkan dosa besar bagi siapa saja yang membunuh anaknya dengan alasan takut miskin. Sebab, rezeki ada di tangan Allah, bukan semata dari kerja keras manusia.
Sabar dan Tawakal
adalah Kunci
Betapa banyak orang di luar sana juga menghadapi
himpitan utang, rumah tangga berantakan, atau masalah ekonomi. Namun jalan
keluar yang diajarkan Islam adalah sabar dan tawakal, bukan keputusasaan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ،
إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ...
“Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin, semua urusannya adalah kebaikan. Jika mendapat kesenangan, ia bersyukur, maka itu baik baginya. Jika ditimpa kesusahan, ia bersabar, maka itu juga baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)
Di sinilah letak keindahan iman. Seberat apapun,
selalu ada peluang untuk berpahala, asalkan sabar.
Butuh Empati dan
Dukungan Sosial
Tragedi ini juga menyadarkan kita bahwa banyak
orang di sekitar kita mungkin tampak baik-baik saja, padahal menyimpan luka
batin yang dalam. Mereka butuh teman bicara, butuh dukungan, butuh uluran
tangan. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي
تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ... مَثَلُ الْجَسَدِ
“Perumpamaan kaum mukminin dalam kasih sayang dan kepedulian mereka seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakan demam dan tidak bisa tidur.” (HR. al-Bukhari, no. 6011; Muslim, no. 2586)
Sayangnya, dalam banyak kasus, orang yang depresi
justru merasa sendirian. Di sinilah pentingnya peran keluarga, tetangga, dan
masyarakat untuk peduli.
Jangan Lemah,
Mintalah Pertolongan Allah
Islam mengajarkan kita untuk tidak menyerah pada
keadaan, melainkan mencari solusi. Nabi ﷺ
bersabda:
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ
وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ
“Bersemangatlah terhadap sesuatu yang bermanfaat
bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan lemah.” (HR.
Muslim, no. 2664)
Artinya, seorang Muslim harus tetap berusaha, mencari jalan keluar, meminta pertolongan Allah, bukan memilih jalan pintas yang berbahaya.
Peran Negara dan
Masyarakat
Kita juga tidak boleh hanya melihat kasus ini
sebagai “kesalahan pribadi”. Ada faktor struktural: masalah utang, ekonomi,
kurangnya layanan konseling, minimnya perhatian mental health. Islam menuntut
para pemimpin untuk melindungi rakyatnya. Nabi ﷺ
bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ
مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian
akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR.
al-Bukhari, no. 893; Muslim, no. 1829)
Tragedi Banjaran menjadi alarm keras bahwa masyarakat dan pemerintah perlu hadir untuk mencegah kasus serupa.
Jangan Pernah Putus
Asa dari Rahmat Allah
Akhirnya, pesan paling penting dari tragedi ini
adalah jangan pernah menyerah. Allah ﷻ
berfirman:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ
أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ
“Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui
batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.” (QS.
az-Zumar [39]: 53)
Ayat ini adalah pelukan kasih sayang dari Allah. Selama masih hidup, pintu taubat dan harapan selalu terbuka.
Penutup
Tragedi Banjaran meninggalkan luka mendalam, tetapi
juga pelajaran besar. Kita belajar bahwa hidup penuh ujian, dan iman adalah
benteng terkuat. Kita diajak untuk lebih peduli pada sesama, menjaga kesehatan
mental, menguatkan kesabaran, dan tidak pernah putus asa dari rahmat Allah.
Semoga Allah melindungi keluarga kita, meneguhkan iman kita, dan menjadikan kita bagian dari orang-orang yang sabar dan saling menguatkan dalam menghadapi ujian hidup.
Lembang, 14 Rabiul Awal 1447 H/ 07
September 2025
Artikel ahmadwandilembang.com
=========
Dapatkan update artikel islam setiap
harinya dari ahmadwandi.blogspot.com. Mari bergabung di WhatsApp "Kajian
AWAL Official", caranya klik link https://bit.ly/Awalofficial,
silahkan sebarkan, semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar