5 TANDA CINTA KEPADA NABI ﷺ - Ahmad Wandi Lembang

Terus berkarya, berbagi inspirasi, dan menebar manfaat

Breaking

Jumat, 05 September 2025

5 TANDA CINTA KEPADA NABI ﷺ

 

5 TANDA CINTA KEPADA NABI ﷺ
CINTA NABI SAW (GAMBAR: PIXABAY)


5 TANDA CINTA KEPADA NABI

 

Artikel Terbaru Ke - 239

 

Oleh : Ahmad Wandi, M.Pd (ahmadwandilembang.com)

 

Cinta kepada Nabi Muhammad merupakan kewajiban iman dan tanda kesempurnaan Islam seseorang. Allah Ta‘ala memerintahkan kaum beriman untuk menjadikan Rasulullah lebih dicintai daripada diri, keluarga, harta, bahkan seluruh manusia.


Allah berfirman:

 

قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللَّـهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّـهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّـهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ


Katakanlah: Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum fasik.” (QS. at-Taubah: 24).

 

Imam an-Nawawi rahimahullah menegaskan dalam Syarh Shahih Muslim (jilid 2, hlm. 15): “Ayat ini adalah dalil kewajiban mencintai Nabi di atas segala sesuatu selain Allah.” 


Dari dasar inilah, ulama menyebutkan tanda-tanda cinta kepada Nabi . Berikut lima tanda yang utama:

 

1. Berkeinginan kuat untuk bertemu dan berkumpul bersama Nabi

 

Rasulullah bersabda:

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «مِنْ أَشَدِّ أُمَّتِي لِي حُبًّا نَاسٌ يَكُونُونَ بَعْدِي يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ رَآنِي بِأَهْلِهِ وَمَالِهِ»

 

“Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda: ‘Di antara umatku yang paling mencintaiku adalah orang-orang yang datang setelahku. Mereka ingin sekali melihatku meskipun dengan menukar keluarga dan harta mereka.’” (HR. Muslim, Shahih Muslim, jilid 4, hlm. 2178).

 

Hadis ini menunjukkan bahwa salah satu tanda cinta adalah kerinduan yang besar untuk berjumpa dengan Nabi , walaupun tidak mungkin di dunia, namun akan terwujud di akhirat. Imam an-Nawawi dalam Syarh Muslim (jilid 16, hlm. 93) berkata: “Hadis ini dalil bahwa cinta kepada Nabi melebihi harta dan keluarga adalah syarat kesempurnaan iman.”

 

2. Banyak mengingat dan menyebut nama Nabi

 

Orang yang mencintai akan banyak mengingat yang dicintainya. Allah Ta‘ala memerintahkan kita memperbanyak shalawat:

 

إِنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا


“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. al-Ahzab: 56).

 

Rasulullah bersabda:

 

الْبَخِيلُ مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ


“Orang yang bakhil adalah orang yang ketika disebut namaku, ia tidak bershalawat kepadaku.” (HR. at-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, jilid 5, hlm. 551; hasan shahih).

 

Maka memperbanyak menyebut Nabi dengan shalawat adalah bukti cinta sejati.

 

3. Ittiba’ (meneladani Nabi ) dan berpegang pada petunjuknya

 

Allah Ta‘ala berfirman:

 

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّـهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّـهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّـهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ


“Katakanlah: ‘Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali ‘Imran: 31).

 

Ibnu Mas‘ud ra berkata:

 

اتَّبِعُوا وَلَا تَبْتَدِعُوا فَقَدْ كُفِيتُمْ، وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

 

“Ikutilah (petunjuk Nabi ) dan janganlah membuat bid‘ah, karena sungguh kalian sudah dicukupkan. Setiap bid‘ah adalah sesat.” (Ibnu Wadhdhah, al-Bida‘ wa an-Nahy ‘anha, hlm. 58).

 

Ittiba’ adalah bukti cinta. Orang yang benar-benar mencintai tidak akan menyelisihi jejak langkah kekasihnya.

 

4. Berhukum kepada ajaran Nabi

 

Cinta menuntut ketaatan penuh kepada syariat Nabi . Allah Ta‘ala berfirman:

 

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

 

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman sampai mereka menjadikan engkau (wahai Muhammad) sebagai hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. an-Nisa’: 65).

 

Ibn Katsir dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Azim (jilid 2, hlm. 346) menafsirkan ayat ini: “Allah bersumpah bahwa iman tidak sah kecuali dengan berhukum kepada Rasulullah dalam segala urusan.”

 

5. Mencintai yang dicintai Nabi

 

Cinta kepada Nabi menuntut mencintai para sahabat, keluarga, dan istri beliau. Rasulullah bersabda:

 

لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا، مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ

 

“Janganlah kalian mencaci sahabat-sahabatku. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya salah seorang di antara kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, maka itu tidak menyamai satu mud (sedikit) infak mereka, dan tidak pula separuhnya.” (HR. al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, jilid 7, hlm. 33; Muslim, Shahih Muslim, jilid 4, hlm. 1967).

 

Imam Malik rahimahullah berkata: “Barangsiapa mencela Abu Bakar, maka ia harus dicambuk. Barangsiapa mencela Aisyah, maka ia harus dibunuh.” (al-Qadhi ‘Iyadh, ash-Shifa bi Ta‘rif Huquq al-Musthafa, jilid 2, hlm. 110).

 

Ini karena mencela Aisyah ra berarti mendustakan firman Allah dalam QS. an-Nur: 17 yang membebaskan beliau dari tuduhan dusta.

 

Cinta kepada Nabi bukan sekadar perasaan, tetapi harus dibuktikan dengan tanda-tanda yang nyata: rindu bertemu, banyak menyebutnya, meneladani petunjuknya, berhukum dengan syariatnya, serta mencintai sahabat dan keluarga beliau.

 

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyimpulkan: “Tanda cinta yang benar adalah ittiba‘, semakin kuat ittiba‘ seseorang kepada Rasulullah maka semakin sempurna cintanya.” (Madarij as-Salikin, jilid 3, hlm. 18).

 

Lembang, 12 Rabiul Awal 1447 H/ 05 September 2025

 

@ Ahmad Wandi Lembang

 

@ SDIT Istiqomah Lembang

 

Artikel ahmadwandilembang.com

 

=========

Dapatkan update artikel islam setiap harinya dari ahmadwandi.blogspot.com. Mari bergabung di WhatsApp "Kajian AWAL Official", caranya klik link https://bit.ly/Awalofficial, silahkan sebarkan, semoga bermanfaat.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ARTIKEL SEBELUMNYA

TRAGEDI BANJARAN: REFLEKSI IMAN DARI LUKA YANG MENDALAM

  BUNUH DIRI (GAMBAR: PIXABAY) TRAGEDI BANJARAN: REFLEKSI IMAN DARI LUKA YANG MENDALAM   Artikel Terbaru Ke - 241   Oleh : Ahmad Wan...