![]() |
| CINTA NABI SAW (GAMBAR: PIXABAY) |
3 HAL YANG
DAPAT MENDATANGKAN RASA CINTA KEPADA NABI SAW
Artikel Terbaru
Ke - 238
Oleh : Ahmad
Wandi, M.Pd (ahmadwandilembang.com)
Cinta kepada Rasulullah ﷺ
adalah salah satu rukun keimanan yang sangat penting. Ia bukan sekadar
perasaan, tetapi bagian dari inti iman. Bahkan, Rasulullah ﷺ
menegaskan bahwa keimanan seorang Muslim tidak
sempurna sebelum ia mencintai Nabi melebihi kecintaan kepada siapa pun,
termasuk dirinya sendiri.
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى
أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ، وَوَلَدِهِ، وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sampai aku lebih ia cintai daripada ayahnya, anaknya, dan seluruh manusia.” (HR. al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Juz 1, hlm. 14, no. 15; Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz 1, hlm. 67, no. 44)
Hadis ini
menunjukkan bahwa cinta kepada Nabi ﷺ
adalah syarat kesempurnaan iman. Oleh karena itu, setiap
Muslim wajib berusaha menumbuhkan dan memperkuat rasa cinta tersebut.
Namun,
bagaimana caranya agar cinta itu benar-benar tumbuh di hati, bukan hanya
sekadar pengakuan di lisan? Para ulama menjelaskan bahwa cinta kepada Nabi ﷺ dapat diperoleh melalui ma‘rifah (pengenalan yang mendalam). Semakin kita
mengenal beliau, semakin kuat rasa cinta itu.
Ada tiga hal
utama yang dapat mendatangkan rasa cinta kepada Rasulullah ﷺ:
1. Ma‘rifatu Syakhṣiyyatihi (Mengenal Sosok Nabi ﷺ)
Rasulullah ﷺ adalah manusia yang paling sempurna, dari
sisi jasmani maupun rohani. Allah sendiri memilih beliau sebagai penutup para
nabi dan rasul. Pemilihan ini menunjukkan bahwa beliau adalah makhluk terbaik
yang pernah Allah ciptakan.
Allah Ta‘ala
berfirman:
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ
عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. al-Qalam [68]: 4,Tafsīr Ibn Kathīr, Juz 8, hlm. 187, Dār Ṭayyibah)
Imām al-Sa‘dī
menafsirkan ayat ini:
"أَثْنَى اللَّهُ
عَلَيْهِ بِهَذَا الْخُلُقِ الْعَظِيمِ الْجَامِعِ لِجَمِيعِ الْأَخْلَاقِ
الْمَحْمُودَةِ"
“Allah memuji beliau dengan akhlak yang agung, yang mencakup seluruh akhlak terpuji.” (al-Sa‘dī,Tafsīr al-Karīm al-Raḥmān, hlm. 911, Maktabah al-Rushd)
Bahkan para
sahabat pun merasakan langsung kesempurnaan akhlak beliau. Anas bin Mālik ra.
berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا
“Nabi ﷺ adalah manusia yang paling baik akhlaknya.”
(HR. al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Juz
4, hlm. 1905, no. 3560; Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim,
Juz 4, hlm. 1810, no. 2322)
Selain
akhlak, secara fisik pun Rasulullah ﷺ
sangat menawan. Imām al-Tirmiżī dalam al-Syamā’il
al-Muḥammadiyyah meriwayatkan banyak hadis tentang gambaran fisik
beliau: wajahnya bercahaya, senyumnya memikat, tubuhnya ideal, dan setiap
gerakannya penuh wibawa. (al-Tirmiżī, al-Syamā’il
al-Muḥammadiyyah, hlm. 29–75, tahqīq Basyār ‘Awwād Ma‘rūf,
Mu’assasah al-Risālah, 2005)
Maka, orang yang mengenal sosok Nabi ﷺ secara fisik maupun akhlak, pasti akan tumbuh rasa cinta mendalam kepadanya.
2. Ma‘rifatu Tārīkhihi wa Sīratihi (Mengenal Sejarah
dan Perjalanan Hidup Nabi ﷺ)
Sejarah hidup
Nabi ﷺ adalah sejarah yang paling lengkap dan
terperinci dibandingkan tokoh mana pun dalam sejarah umat manusia. Semua aspek
kehidupannya tercatat: sejak lahir, masa remaja, masa kenabian, perjuangan
dakwah, peperangan, kehidupan rumah tangga, hingga wafatnya.
Membaca dan memahami sīrah Nabawiyyah akan membuat hati kagum dan cinta. Sebab di dalamnya kita menemukan kisah nyata tentang kesabaran beliau menghadapi ujian, keberanian dalam dakwah, kelembutan dalam berinteraksi, hingga ketawadhuan meskipun beliau adalah pemimpin seluruh manusia.
Allah
berfirman:
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ
عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ
رَحِيمٌ
“Sungguh, telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa
olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu,
dan terhadap orang-orang mukmin beliau sangat pengasih lagi penyayang.” (QS.
al-Tawbah [9]: 128, Tafsīr al-Baghawī, Juz
4, hlm. 136, Dār Ṭayyibah)
Imām Ibn
Kathīr berkata:
"وَفِي مَعْرِفَةِ
السِّيرَةِ النَّبَوِيَّةِ قُوَّةٌ فِي الْإِيمَانِ، وَزِيَادَةٌ فِي الْمَحَبَّةِ
وَالِاتِّبَاعِ"
“Dalam mempelajari sīrah nabawiyyah terdapat penguat iman, penambah cinta, dan dorongan untuk mengikuti beliau.” (Ibn Kathīr, al-Sīrah al-Nabawiyyah, Juz 1, hlm. 5, Dār al-Ma‘rifah, 1990)
Tidak heran
jika banyak ulama klasik dan kontemporer menulis buku khusus tentang sīrah,
seperti al-Sīrah al-Nabawiyyah karya Ibn Hishām, Zād al-Ma‘ād karya Ibn Qayyim, hingga Fiqh al-Sīrah karya Dr. Sa‘īd Ramaḍān al-Būṭī. Semua
itu ditulis untuk menanamkan cinta kepada Rasulullah ﷺ
melalui perjalanan hidup beliau.
3. Ma‘rifatu Risālatihi (Mengenal Risalah Nabi ﷺ)
Risalah Nabi ﷺ adalah inti misi kerasulannya:
menyampaikan wahyu Allah. Risalah ini termaktub dalam al-Qur’an
dan Sunnah.
Allah
Ta‘ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمُ الرَّسُولُ
بِالْحَقِّ مِنْ رَبِّكُمْ فَآمِنُوا خَيْرًا لَكُمْ
“Wahai manusia, sungguh telah datang kepadamu Rasul (Muhammad) membawa kebenaran dari Tuhanmu. Maka berimanlah, itu lebih baik bagimu.” (QS. al-Nisā’ [4]: 170, Tafsīr al-Qurṭubī, Juz 5, hlm. 342, Dār al-Kutub al-Miṣriyyah)
Rasulullah ﷺ bersabda:
تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا
تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّتِي
“Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan tersesat selama
berpegang teguh kepada keduanya: Kitab Allah dan Sunnahku.” (HR. Mālik, al-Muwaṭṭa’, Juz 2, hlm. 899, no. 1594, Dār Iḥyā’
al-Turāth; dinyatakan hasan oleh al-Albānī dalam al-Irwā’,
Juz 1, hlm. 134)
Maka, orang yang benar-benar mempelajari al-Qur’an dan Sunnah, menghayatinya, dan mengamalkannya, akan semakin mencintai risalah Nabi ﷺ. Sebab risalah itu bukan sekadar bacaan, tetapi cahaya hidup yang menghubungkan seorang hamba dengan Tuhannya.
Ibn al-Qayyim
berkata:
"إِنَّ الْمَحَبَّةَ
الصَّادِقَةَ لَا تَكُونُ إِلَّا بِمُوَافَقَةِ الْمَحْبُوبِ فِي أَفْعَالِهِ
وَأَقْوَالِهِ"
“Cinta yang sejati tidak akan ada kecuali dengan mengikuti orang yang dicintai,
baik dalam ucapan maupun perbuatan.” (Ibn al-Qayyim, Madārij
al-Sālikīn, Juz 3, hlm. 17, Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah)
Cinta kepada Rasulullah ﷺ adalah bukti keimanan. Ia tumbuh bukan hanya dari perasaan, tetapi dari pengetahuan. Dengan mengenal sosok beliau, memahami sejarah hidup beliau, dan menghayati risalah beliau, cinta itu akan bersemi semakin kuat.
Dan cinta itu
akan membuahkan harapan agung: bersama beliau di surga. Rasulullah ﷺ bersabda:
الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
“Seseorang akan bersama dengan orang yang ia cintai.” (HR. al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Juz 5, hlm. 2287, no. 3688; Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz 4, hlm. 2032, no. 2639)
Semoga Allah
menghiasi hati kita dengan cinta yang tulus kepada Nabi Muhammad ﷺ, dan mengumpulkan kita bersama beliau di
surga-Nya. Āmīn.
Lembang, 12
Rabiul Awal 1447 H/ 05 September 2025
Artikel ahmadwandilembang.com
=========
Dapatkan update
artikel islam setiap harinya dari ahmadwandi.blogspot.com. Mari
bergabung di WhatsApp "Kajian AWAL Official", caranya klik
link https://bit.ly/Awalofficial, silahkan sebarkan, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar