BENARKAH KITA MERINDUKAN RAMADHAN? - Ahmad Wandi Lembang

Terus berkarya, berbagi inspirasi, dan menebar manfaat

Breaking

Rabu, 22 Februari 2023

BENARKAH KITA MERINDUKAN RAMADHAN?

 

Banyak orang yang merindukan Ramadhan, karena ketika Ramadhan tiba disia-siakan dan dibiarkan begitu saja


BENARKAH KITA MERINDUKAN RAMADHAN?

 

Oleh : Ahmad Wandi

 

Bulan Ramadhan sebentar lagi tiba, bulan agung yang selalu kita rindukan, akan segera menghampiri kita, lantas apa yang sudah kita persiapkan? Banarkah kita selalu merindukannya? 

 

Imam Ibnu Rajab al-Hanbali berkata,Mereka (Ulama salaf) berdo’a kepada Allah selama 6 bulan agar mereka dapat menjumpai bulan Ramadhan, kemudian mereka berdo’a kepada Allah selama 6 bulan agar amalan kebaikan mereka diterima.[1]

 

Apa yang sudah kita persiapkan untuk menyambutnya? Apa yang akan kita berikan ketika Ramadhan sudah tiba? Dan apa yang akan kita lakukan ketika Sang Ramadhan mau pergi lagi?

 

1. Menyambut Ramadhan Dengan Shaum Sya’ban

 

Untuk menyambut tamu agung nan istimewa bernama Ramadhan, Rasulullah saw sudah mempersiapkan diri dengan penampilan terbaiknya, yaitu memperbanyak shaum sunnah di bulan Sya’ban. Sampai dikatakan dalam riwayat al-Bukhari, Aku tidak pernah melihat beliau shaum yang lebih banyak daripada shaum di bulan Sya’ban.

 

Terkait shaum sya’ban ini, Ibnu Rajab al-Hanbali menjelaskan,
“Bahwa shaumnya sebagai latihan untuk shaum Ramadhan agar ketika shaum Ramadhan tidak terasa berat dan tidak terbebani. Bahkan menjadi suatu kebiasaan dan telah terlatih bershaum, telah mendapatkan kenikmatan shaum dan kelezatannya, sehingga masuk bulan Ramadhan dalam keadaan kuat dan semangat.”[2]

 

2. Melepaskan Kerinduan Dengan Meningkatkan Kebaikan Dan Meninggalkan Kejelekan

 

Yang kedua, apa yang kita lakukan ketika Ramadhan yang agung sudah tiba? Jangan sampai rindu kita semu dan palsu, hanya pengakuan saja, sehingga ketika sudah tiba, disia-siakan dan dibiarkan begitu saja.

 

Kerinduan yang dibuktikan oleh Rasulullah saw ketika Ramadahna itu tiba, beliau bermesraan dengannya dan tidak menyia-nyiakannya, menjadikan kebersamaan dengannya sebagai momentum terbaik untuk beribadah kepada Allah swt. dengan ibadah-ibadah istimewa yang disyariatkan di dalamnya.

 

Dalam sebuah hadis disebutkan,

 

كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ (أَجْوَدَ) مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

 

“Rasulullah saw itu adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan ramadhan ketika jibril menemuinya. Jibril menemuinya pada setiap malam bulan ramadhan untuk bertadarus al-quran dengannya. Dan sungguh rasulullah saw itu ketika jibril menemuinya lebih lembut lagi dalam hal kebaikan daripada angin yang bertiup.” (HR. Bukhari)

 

Untuk melepaskan kerinduan bersamanya, Ramadhan harus dijadikan sarana untuk peningkatan amal, sekaligus benteng dari kemaksiatan. Karena shaum yang diterima bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi menjauhi kemaksiatan juga.

 

3. Memaksimalkan Ibadah Sampai Finish

 

Ketiga, semangat Ramadhan yang menggebu-gebu dari awal, harus semakin kuat dan terus membara sampai akhir Ramadhan. Karena sepuluh hari terakhir adalah momentum terbaik yang tidak boleh dilewatkan.

 

“Rasulullah saw sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim)


“Apabila Nabi saw memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari)

4. Mengakhiri Ramadhan Dengan Indah Dan Tidak Melupakannya

 

Yang keempat, apa yang kita lakukan ketika Ramadhan yang kita rindukan akan meninggalkan kita lagi? Di samping memberikan kesan terakhir yang terindah, dengan memaksimalkan sepuluh hari terakhir, jangan lupa persiapkan diri juga untuk selalu menjaga dan merawat spirit Ramadhan di sebelas bulan lainnya.

 

Ramadhan memang sudah pergi, tetapi spirit menjaga diri dari sesuatu yang dilarang oleh Allah swt, spirit shaum dengan shaum sunnahnya, spirit tarawih dengan shalat malamnya, spirit tadarusnya, spirit infaq sedekahnya, dan kebaikan-kebaikan lainnya, harus terus dijaga dan dipertahankan.

 

Begitupun dalam meninggalkan kejelekan, tidak memakan yang haram, tidak berbuat zhalim kepada sesame, menjaga lisan, tangan dan perbuatan, harus tetap dijaga dan dipertahankan bukan hanya di bulan ramdhan saja.

 

Sehingga Ramadhan yang dirindukan telah pergi, namun spirit kebaikannya tidak pernah hilang dan tetap hidup di sepanjang tahun.

 

Demikian beberapa point yang perlu diperhatikan agar kerinduan dengan Ramadhan, bukan rindu yang semu dan palsu. Mampu membuktikan kerinduan yang sesungguhnya. Mampu meraih keberkahan dan keistimewaan yang dijanjikan di dalamnya.

 

Semoga Ramadhan yang dilalui dari tahun ke tahun semakin meningkat dan berkualitas. Karena pada prinsipnya, kita harus senantiasa berusaha memberikan ibadah (pengabdian) terbaik kepada Allah swt. Semoga kita semua diberikan kemudahan untuk dapat meraihnya. Amien ya rabbal alamien

 

 

Lembang, 22 Februari 2023

 

@SDIT Istiqomah Lembang

 

=========

Dapatkan update artikel islam setiap harinya dari ahmadwandi.blogspot.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kajian AWAL Official", caranya klik link https://t.me/awalofficialcom, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

 

 



[1] Lathaif al-Ma’arif, hlm. 209.

[2] Lathaif al-Ma’arif hlm. 134-135.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ARTIKEL SEBELUMNYA

GOES TO PANGANDARAN, FAMILY GATHERING 2024

GOES TO PANGANDARAN, FAMILY GATHERING 2024 Artikel Terbaru Ke - 227 Oleh : Ahmad Wandi, M.Pd (ahmadwandilembang.com) Pada hari Senin-Selasa,...