CINTA TANAH AIR ALA NABI IBRAHIM AS - Ahmad Wandi Lembang

Terus berkarya, berbagi inspirasi, dan menebar manfaat

Breaking

Jumat, 03 Februari 2023

CINTA TANAH AIR ALA NABI IBRAHIM AS

 


CINTA TANAH AIR ALA NABI IBRAHIM AS

 

Oleh Ahmad Wandi 

(Bidang Dakwah PW Pemuda Persis Jabar)

 

Setiap bulan Dzulhijjah, tidak sempurna rasanya kalau tidak membahas Nabi Ibrahim as dengan sejuta keunikan dan segudang prestasinya. Sebagai bapak para nabi (Abu al-Anbiya), kebanyakan para Nabi adalah lahir dari jalur kedua putranya, dari Nabi Ishaq as dan Nabi Ismail as, seperti Nabi Musa as,  Nabi Sulaiman as, Nabi Isa as, sampai Nabi Muhammad saw sebagai Nabi dan Rasul akhir zaman.

 

Sebagai bapak tauhid beliau terkenal sangat berani dalam menentang kebatilan, termasuk menghancurkan patung yang disembah oleh kaumnya dan penguasanya. Sekalipun resikonya sangat besar, beliau mau dibunuh dan dibakar hidup-hidup.

 

Dalam syariat, beliau terkenal sebagai pembawa syariat haji, qurban, khitan, dan lain-lain. Namun dari sekian banyak kehebatannya, ada keistimewaan beliau yang jarang terungkap, yaitu semangat nasionalisme atau cinta tanah air.

 

Allah swt menggambarkan semangat nasionalisme beliau, bahwa betapa besar dan tingginya perhatian beliau terhadap bangsa dan negara.

 

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (126)

 

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali". (QS. Al-Baqarah [2]: 126)

 

Berkat doa beliau Makkah menjadi negeri yang aman dan disucikan oleh Allah swt, sebagaimana Madinah berkat doa nabi Muhammad saw. Al-Mawardi menjelaskan, “Bahwa Makkah keadaannya halal sebelum do’anya Nabi Ibrahim, seperti negeri yang lainnya, dan ia dengan do’anya Nabi Ibrahim as menjadi suci dan aman, dan dengan pensucian baginya, sebagaimana Madinah menjadi suci dengan pensucian dari Rasulullah saw, yang mana sebelumnya halal.” (Tafsir al-Mawardi 1/189)

 

Kesucian kota Makkah dijelaskan dalam ayat lain, “Aku (Muhammad) hanya diperintahkan menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) yang Dia telah menjadikan suci padanya dan segala sesuatu adalah milik-Nya. Dan aku diperintahkan agar aku termasuk orang Muslim,” (QS. An-Naml : 91)

 

Imam al-Qurtubi menjelaskan, "Makkah adalah kota yang kesuciannya diagungkan Allah. Maksudnya, Dia menjadikan Makkah tanah suci yang aman. Di sana, tidak boleh membunuh, menzalimi, berburu, dan menebang pohon."(Tafsir al-Qurtubi 13/246)

 

“Dan berikanlah rizki dari buah-buahan kepada penduduknya”, menurut al-Samarqandi dalam tafsirnya,  Maka dibawakan buah-buahan dari setiap penjuru, sehingga didapatkan di sana pada setiap waktu berbagai jenis buah-buahan. (Tafsir al-Samarqandi 1/92)

 

Sesuai pernyataan Allah swt dalam ayat lainnya,

 

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (96)

 

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al-A’raf [7]: 96)

 

“Lafatahna” mempunyai dua makna: larazaqna (niscaya kami memberi rizqi), lawasi’na (niscaya kami luaskan) keberkahan dari langit dan bumi. Keberkahan dari langit: hujan. Keberkahaan dari bumi: tumbuhan, buah-buahan. Ada juga yang menafsirkan, barakah langit: diqabulnya do’a. Dan barakah bumi: dimudahkannya segala kebutuhan. (Tafsir al-Mawardi 2/243) 

 

KUNCI NEGERI AMAN DAN MAKMUR

 

كل بلدة يكون فيها أربعة فأهلها معصومون من البلاء: إمام عادل لا يظلم، وعالم على سبيل الهدى، ومشايخ يأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر ويحرضون على طلب العلم والقرآن، ونساؤهم مستورات لا يتبرجن تبرج الجاهلية الاولى.

 

Imam Al Qurtubi mengutip sebuah pernyataan, bahwa setiap negri yang padanya ada empat golongan, penduduknya akan terpelihara dari terkena bala’ (malapetaka) : 1] pemimpin yang adil yang tidak dzalim, 2] Ahli ilmu yang berada pada petunjuk (Allah dan rasul-Nya), 3] Para orang tua yang selalu amar ma’ruf nahi munkar, juga senantiasa memberi semangat menuntut ilmu dan memahami Al Quran, 4] Kaum wanitanya berpakaian tertutup, mereka tidak berbuat tabarruj seperti tabarrujnya wanita-wanita jahiliyyah dulu. (Tafsir Al Qurtubi 4/49)

 

1.  Pemimpin adil yang tidak dzalim

 

Kunci yang pertama, adalah sebuah negeri akan aman dari bencana dan malapetaka apabila dipimpin oleh pemimpin yang adil, yang tidak zhalim dalam menjalankan kepemimpinannya.

 

Rasulullah saw bersabda, “Kalian akan bertemu setelah aku dengan pemimpin-pemimpin, kamu akan bertemu dengan pemimpin yang baik dengan kebaikannya dan kamu akan bertemu dengan pemimpin yang durhaka dengan kedurhakaannya, maka dengarlah dan taatilah pada setiap hal yang benar, jika ia berbuat baik, maka kebaikanmu bagimu dan  kebaikannya bagi dia. Dan jika berbuat jahat maka kebaikanmu bagimu dan dosa dia bagi dia.”  (HR. al-Thabari dalam al-Tafsir 9876, al-Thabrani dalam al-Ausath 6310, al-Daraquthni 2/55)

 

“Tiada lain manusia sebelum kamu binasa disebabkan karena jika ada yang mencuri di tengah mereka orang mulia , mereka bebaskan dia. Tapi jika yang mencuri itu si lemah, maka dilaksanakan hukuman.” (HR. Muslim)

 

Hukum di kita bukan rahasia lagi, dan sudah tidak malu lagi, sudah tidak takut lagi sama azab Allah swt, istilah umumnya “tumpul ke atas, tajam ke bawah”. Seorang Ustadz atau ulama yang belum jelas kesalahannya, tanpa proses langsung mendekam di penjara dan divonis bertahun-tahun. Sementara Konglomerat Jahat yang merampok duit negara miliyaran dan triliunan, sampai hari ini tidak jelas penyelesaiannya, seakan-akan dianggap biasa.

 

Ustadz dan santri yang mengobrak abrik tempat maksiat  akibat dibiarkan aparat , mereka ditangkap kaya pencuri dan ditahan, tapi germo, bandar Narkoba, pabrik miras, Backing Judi bebas berkeliaran?

 

2. Ahli ilmu yang berada pada petunjuk (Allah dan Rasul-Nya)

 

Kunci kedua, di negeri tersebut harus ada para ulama yang berada di atas petunjuk Allah dan Rsal-Nya. Bukan ulama su’u, ulama jahat. Allah swt berfirman, “Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para Ulama” (QS. Fathir: 28). Dan bahwasanya para ulama itu, mereka adalah pewaris para nabi (HR. al-Bukhari)

 

Namun ulama tersebut akan hilang dan tidak ada lagi penerusnya, sebagaimana digambarkan dalam sebuah hadis, “Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah tidak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan." (HR. Al-Bukhari 100)

 

Ketika ulama yang berada di atas petunjuk Allah dan Rasul-Nya hilang, makan akan datang penggantinya, para ulama su’u, dalam sebuah hadis sebutkan, “Manusia akan sampai pada suatu zaman di mana islam hanya tinggal namanya, Al qur’an hanya tulisannya, masjid-masjid megah namun jauh dari petunjuk, ulama-ulama adalah seburuk-buruknya manusia yang berada di bawah kolong langit, dari mereka timbul dan kembali sebuah fitnah”. (HR. Al Baihaqi dalam Syuab al-Iman)

 

Ketika mereka mengikuti para ulama su’u, maka penyesalannya yang akan terjadi. Banyak ayat yang memperingatkannya, “Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata kami ta`at kepada Allah dan ta`at (pula) kepada Rasul". Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta`ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar". (QS. Al-Ahzab : 66-68)

 

Dan (ingatlah), ketika mereka berbantah-bantah dalam neraka, maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebahagian azab api neraka?"  Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab: "Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam neraka karena sesungguhnya Allah telah menetapkan keputusan antara hamba-hamba- (Nya)". ( QS. Al-Mu’min : 47-48)

 

3. Para orang tua yang selalu amar ma’ruf nahi munkar dan senantiasa memberi semangat menuntut ilmu serta memahami Al Quran

 

Kunci yang ketiga adalah peran orang tua yang menegakkan amar ma’ruf nahi munkar dan memberi motivasi untuk menuntut ilmu dan belajar al-Quran kepada generasi mudanya. Menegakkan amar ma’ruf nahi munkar adalah tugas semua orang yang beriman. Namun ketika dilakukan oleh orang tua, tokoh masyarakat, para pembesar, tentu akan berbeda dan lebih besar pengaruhnya.

 

Ketika amar ma’ruf nahi munkar sudah ditinggalkan, Allah swt mengingatkan, “Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan `Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (QS. Al Maidah : 78-79)

 

Rasulullah saw pernah bertanya di hadapan para sahabat : Bagaimana jika kalian tidak melakukan amar-maruf nahi munkar? para sahabat menjawab : Wahai Rasulullah apakah hal ini benar-benar akan terjadi? Rasul menjawab : Benar, bahkan yang lebih sangat dari itu, bagaimanakah jika kalian melihat munkar seperti ma’ruf dan melihat ma’ruf seperti munkar?” (HR At Thabrani, Majma’uz Zawaid 7/381).

 

Wahai Rasulullah  kapankah kami akan (berani-pen-) meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar? Rasulullah menjawab : bila tampak pada kalian apa-apa yang tampak  pada umat sebelum kalian. Kami bertanya lagi? wahai Rasulullah apakah yang tampak pada umat sebelum kami? beliau menjawab : kekuasaan dipegang oleh orang-orang kecil darimu, kejahatan dilakukan para pembesar, dan ilmu dimiliki orang-orang rendah (akhlak) darimu.”(HR Ibnu Majah 4015).

 

Rasulullah saw telah bersabda : “Sungguh sangat Aku takuti dua perkara menimpa atas umatku : Al-Qur’an dan Al-Laban. Adapun al-laban adalah mereka mengikuti yang palsu, mengikuti hawa nafsu dan meninggalkan shalat. Sedangkan al-qur’an, dipelajari oleh orang-orang Munafiq lalu mereka mendebat (mengalahkan)  orang-orang Mu’min dengannya”.
(HR. Ahmad, Ibid)

 

Salah satu tokoh kafir yang sangat mengenal kekuatan dan kelemahan umat Islam adalah Perdana Menteri Inggris W.E. Gladstone (1809-1898).Inilah kalimat seruan Gladstone kepada kaum kafir lainnya, “Percuma kita memerangi umat Islam, dan tidak akan mampu menguasainya selama di dalam dada pemuda-pemuda Islam bertengger Al-Quran. Tugas kita sekarang adalah mencabut Al-Quran dari hati mereka, baru kita akan menang dan menguasai mereka. Minuman keras dan musik lebih menghancurkan umat Muhammad daripada seribu meriam. Oleh karena itu tanamkan ke dalam hati mereka rasa cinta terhadap materi dan seks.”

 

4. Kaum wanitanya berpakaian tertutup, mereka tidak berbuat tabarruj seperti tabarrujnya wanita-wanita jahiliyyah dulu

 

Kunci keempat, kaum wanita yang berada di negeri tersebut harus tertutup auratnya, tidak terbuka atau telanjang seperti wanita zaman jahiliyyah terdahulu. Artinya, kedudukan seorang perempuan memiliki peranan yang sangat besar terhadap maju dan mundurnya sebuah bangsa.

 

Dari Abi Hurairah ra berkata, bersabda Rasulullah saw : “ Dua golongan penghuni neraka yang tidak pernah aku lihat: Orang-orang dengan pecut seperti ekor sapi di tangan, mereka memukuli manusia dengan pecut itu, dan wanita yang berbaju tapi telanjang, kepalanya seperti tengkuk unta yang berlenggak-lenggok, pinggulnya bergoyang-goyang. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium wanginya. Padahal wanginya bisa didapatkan dari jarak sangat jauh. “
(HR. Muslim)

 

Fenomena sex bebas, LGBT (kawin sejenis), hamil sebelum nikah, aborsi, prostitusi, dsb, menunjukkan bahwa persoalan tabarruj masih subur. Dajal (terbuka dada dan bujal), bupati (buka paha tinggi-tinggi), bukan lagi hal yang tabu dan mudah diakses di berbagai media social.

 

Itulah 4 poin sebagai syarat utama sejahtera, subur dan makmurnya sebuah negara menurut kacamata al-quran dan as-sunah. Sesuatu yang sangat mahal untuk saat ini, khususnya bangsa indonesia yang mayoritas muslim.

 

Namun bukan berarti kita harus menyerah begitu saja, karena Allah hanya melihat usaha kita bukan hasilnya.  Itu semua adalah sunnatullah, yang harus kita antisipasi, kita sikapi dan hadapi dengan berbagai cara dan pendekatan yang ma’ruf,  melalui berbagai media yang tersedia, melalui berbagai kegiatan kehidupan (politik, ekonomi, sosial, pendidikan, seni dan budaya), dilakukan secara simultan,  terorganisasi, dengan senantiasa memohon inayah dan rahmat serta hidayah Allah swt. 

 

Ketika menghadapi tantangan dakwah yang sangat besar, Nabi Ibrahim as tampil sebagai pemberani dalam menegakkan tauhid dan amar ma’ruf nahi munkar. Sebagaimana diceritakan dalam beberapa ayat berikut.

 

”Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; “Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun. Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.”.
(QS. Maryam [19]: 42-43)

 

"Mereka bertanya, 'Apakah engkau yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhan kami, wahai Ibrahim?' Dia (Ibrahim) menjawab, 'Sebenarnya (patung) besar itu yang melakukannya. Maka tanyakanlah kepada mereka, jika mereka dapat berbicara. 'Maka mereka kembali kepada kesadaran mereka dan berkata, 'Sesungguhnya kalianlah yang menzalimi (diri sendiri)," (QS. Al-Anbiya' [21]: 62-64)

 

"Mereka berkata, 'Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kalian, jika kalian benar-benar hendak berbuat. 'Kami (Allah) berfirman, 'Wahai api, jadilah kami dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim. 'Dan mereka hendak berbuat jahat terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling rugi," (QS. Al-Anbiya' [21]: 68-70)

 

Dalam sebuah kesempatan ada seorang sahabat bertanya kepada Nabi saw : “ Ya, Rasulallah, A Tuhlika al-Qaryatu wa fiha as-shalihun ? “ (Ya Rasulullah, Mungkinkah penduduk sebuah negeri oleh Allah dibinasakan, padahal di negeri itu masih ada orang-orang shaleh?) Nabi saw menjawab :  Na’am” (ya, bisa !).  Sahabat tersebut bertanya lagi agak heran : “wa bi ma, ya Rasulallah?“ (bagaimana bisa ya Rasulullah ?).  Beliau menjawab:  Bi sukutihim wa tahawunihim ‘ala ma’ashillahu“ (Disebabkan orang-orang salehnya berdiam diri, dan cuek, tidak mau tahu terhadap kemaksiatan-kemaksiatan kepada Allah).  (HR. Ath-Thabrani ).

 

Sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim as, tampil sebagai sosok pribadi yang taat dan patuh kepada Allah (qanitan hanifan musliman), mewariskan totalitas dalam perjuangan dakwah, dan peduli terhadap nasib bangsa dan negaranya. Baladan aminan warzuq ahlahu…

 

Mari kita ikuti perjuangan Nabi Ibrahim as dengan : istiqomah dalam berdakwah, tingkatkan kepedulian kita terhadap nasib bangsa kita, luruskan cara pandang polotik kita, pilihlah pemimpin yang islami/ sesuai syariat, harus mendorong umat islam yang paham agama dan politik, untuk tampil menjadi pemimpin.

 

Mudah-mudahan negeri kita dipimpin oleh pemimpin yang adil, cinta kepada ulama, berani menegakkan amar maruf nahi munkar, serta berani memberantas kezhaliman dan perzinahan dengan berbagai bentuknya. Sehingga negara kita mendapatkan kucuran berkah dari langit dan bumi, baladan aminan, negeri yang aman dan damai, warzuq ahlahu, subur dan makmur, baldatun thayibatun wa rabbun ghafur. Amien ya rabbal alamien.

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ARTIKEL SEBELUMNYA

GOES TO PANGANDARAN, FAMILY GATHERING 2024

GOES TO PANGANDARAN, FAMILY GATHERING 2024 Artikel Terbaru Ke - 227 Oleh : Ahmad Wandi, M.Pd (ahmadwandilembang.com) Pada hari Senin-Selasa,...