ISTIGFAR DAN BERTAUBAT LEBIH DARI 100 KALI DALAM SEHARI
(14) MUTIARA HADIS RIYADUS SHALIHIN: ISTIGFAR DAN BERTAUBAT LEBIH DARI 100 KALI DALAM SEHARI
HADIS NO 14 ISTIGFAR DAN BERTAUBAT LEBIH DARI 100 KALI DALAM SEHARI
(41)- وعن الأَغَرِّ بنِ يسار المزنِيِّ - رضي الله عنه - ، قَالَ : قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - : (( يَا أَيُّهَا النَّاسُ ، تُوبُوا إِلى اللهِ واسْتَغْفِرُوهُ ، فإنِّي أتُوبُ في اليَومِ مئةَ مَرَّةٍ )) رواه مسلم .
14. Dari Aghar bin Yasar al-Muzani r.a. ia berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda, "Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah dan mohonlah ampun kepada-Nya, kerana sesungguhnya aku ini bertaubat dalam sehari seratus kali." (HR. Muslim)[1]
MUTIARA HADIS:
1. Hadis ini diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Dzikir bab dianjurkan istigfar dan memperbanyaknya.
2. Allah ta’ala telah memulai bagi setiap muslim dengan bab taubat dan kembali (kepada kebenaran), dan menjanjikan bagi orang yang bertaubat pahala yang besar. Janji yang besar ini terdapat dalam surat al-Furqan di mana Allah berfirman dalam susunan sifat-sifat orang beriman:
“Kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqan: 70)
3. Di antara uslub (gaya bahaya) yang digunakan dalam hadis ini adalah nida dan amr. Nida (seruan) menunjukkan dekatnya yang menyeru dengan yang diseru. Dan amr (perintah) menunjukkan pentingnya perintah tersebut dan wajib menunaikannya. Keduanya banyak digunakan dalam al-Quran.
4. Hadis ini jadi dalil wajibnya taubat karena Rasulullah saw memerintahkannya.
5. Berdasarkan hadis sebelumnya, bahwa dianjurkan memperbanyak istigfar dan menyegerakan bertaubat.
6. Yang disebutkan dalam hadis ini dan sebelumnya, bukan bermaksud untuk membatasi, tetapi maksudnya memperbanyak.
7. Perintah taubah memiliki dua faidah: melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya yang pahalanya kebahagiaan di dunia dan di akhirat, serta mengikuti Rasulullah saw yang bertaubat dalam sehari tujuh puluh kali atau seratus kali.
8. Hadis ini menjadi dalil wajibnya taubat dan istigfar, dan terus menerus melakukannya dalam setiap waktu dan dalam setiap keadaan.
9. Wajib mengikuti dan ta’asi kepada Nabi saw.
Wallahu a’lam bi al-shawwab.
Referensi pokok :
1. Nuzhat al-Muttaqin Syarah Riyad al-Shalihin, Dr Mustafa Said al-Khin, dkk, Muasasah al-Risalah, Cetakan ke-14, 1407 H/ 1987 M.
2. Bahzat al-Nazirin Syarah Riyad al-Shalihin, Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilali, Dar Ibn al-Jauzi, tt.
3. Shahih Riyad al-Shalihin, Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilali, Muasasah Ghiras, Cetakan pertama, 1423 H/ 2002 M.
4. Syarah Riyad al-Shalihin, Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Tahqiq Ahmad Abdurrazaq al-Bakri, Dar al-Salam, Cetakan pertama, 1423 H/ 2002 M.
5. Tathriz Riyad al-Shalihin, Faishal Abdul Aziz Alu Mubarak, tahqiq Dr. Abdul Aziz bin Abdullah bin Ibrahim al-Zair Alu Hamd, Cetakan pertama, 1423 H/ 2002 M.
6. Kunuz Riyad al-Shalihin, A. D. Hamad bin Nashir bin Abdirrahman al-Ammar, Dar Kunuz Isybiliya, Cetatan Pertama, 1430 H / 2009 M.
Sabtu pagi, 03 Jumadil Ula 1445 H/ 13 Desember 2023 M
Artikel ahmadwandilembang.com
=========
Dapatkan update artikel islam setiap harinya dari ahmadwandi.blogspot.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kajian AWAL Official", caranya klik link https://t.me/awalofficialcom, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar