ISTIGFAR DAN BERTAUBAT LEBIH DARI 70 KALI DALAM SEHARI |
(13) MUTIARA HADIS RIYADUS SHALIHIN: ISTIGFAR DAN BERTAUBAT LEBIH DARI 70 KALI DALAM SEHARI
HADIS NO 13 ISTIGFAR DAN BERTAUBAT LEBIH DARI 70 KALI DALAM SEHARI
(13)- وعن أبي هريرةَ - رضي الله عنه - ، قَالَ : سمعْتُ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - ، يقول : (( والله إنِّي لأَسْتَغْفِرُ الله وأَتُوبُ إِلَيْه في اليَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً )) رواه البخاري.
13. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda, "Demi Allah, sesungguhnya saya itu benar-benar memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali." (HR. Bukhari)[1]
MUTIARA HADIS:
1. Hadis ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam kitab Da’awat bab Istigfar Nabi saw dalam sehari semalam.
2. Dalam hadis ini Rasul menggunakan uslub (gaya Bahasa) qasam dan taukid. Qasam (sumpah) menunjukkan pentingnya istigfar dan taubah kepada Allah swt. Dan taukid untuk menguatkan kebenaran berita yang disampaikan.
3. Hadis ini menganjurkan kepada umat islam untuk bertaubat dan istigfar, karena nabi saw yang sudah ma’shum, manusia terbaik, telah diampuni dosanya yang telah lalu dan akan datang, beliau beristigfar dan bertaubat dalam sehari semalam 70 kali.
4. Tidak ada yang janggal dengan kema’suman Nabi saw, karena taubat adalah sunah para rasul yang memliki semangat yang tunggi dalam beribadah, karena Allah telah memberikan kepada mereka karunia dan cinta kepada-Nya dari kenikmatannya, sehingga mereka senantiasa beribadah dengan sebenar-benarnya ibadah. Berikut ayat-ayat yang menjelaskan taubatnya para nabi :
a) Taubatnya Nabi Adam AS :
{فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (37) } [البقرة: 37]
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sungguh, Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah: 37)
b) Taubatnya Nabi Ibrahim AS :
{رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (128)} [البقرة: 128]
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami, dan terimalah tobat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah: 128)
c) Taubatnya Nabi Musa AS :
{ فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ (143)} [الأعراف: 143]
“… Setelah Musa sadar, dia berkata, “Mahasuci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman.” (QS. Al-A’raf: 143)
5. Ibnu Bathal berkata, “Para Nabi adalah manusia paling semangat dalam beribadah, karena Allah telah memberi mereka ma’rifah, sehingga bersungguh-sungguh dalam bersyukur kepada-Nya, dan mengenal-Nya dengan cepat.” (Fath al-Bari 11/101)
6. Nabi saw adalah manusia yang paling bersemangat beribadah kepada Allah swt. oleh karena itu beliau paling takut, paling takwa, dan paling mengetahui kepada Allah swt.
7. Perbanyaklah istigfar dan taubat, karena kalian tidak akan bisa menghilangkan dosa atau menguranginya, dan ketahuilah bahwasanya kalian akan kembali kepada Allah swt.
8. Nabi saw adalah guru terbaik, baik dengan lisan maupun perbuatan.
9. Qudwah hasanah termasuk sifat da’I yang paling penting.
Wallahu a’lam bi al-shawwab.
Referensi pokok :
1. Nuzhat al-Muttaqin Syarah Riyad al-Shalihin, Dr Mustafa Said al-Khin, dkk, Muasasah al-Risalah, Cetakan ke-14, 1407 H/ 1987 M.
2. Bahzat al-Nazirin Syarah Riyad al-Shalihin, Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilali, Dar Ibn al-Jauzi, tt.
3. Shahih Riyad al-Shalihin, Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilali, Muasasah Ghiras, Cetakan pertama, 1423 H/ 2002 M.
4. Syarah Riyad al-Shalihin, Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Tahqiq Ahmad Abdurrazaq al-Bakri, Dar al-Salam, Cetakan pertama, 1423 H/ 2002 M.
5. Tathriz Riyad al-Shalihin, Faishal Abdul Aziz Alu Mubarak, tahqiq Dr. Abdul Aziz bin Abdullah bin Ibrahim al-Zair Alu Hamd, Cetakan pertama, 1423 H/ 2002 M.
6. Kunuz Riyad al-Shalihin, A. D. Hamad bin Nashir bin Abdirrahman al-Ammar, Dar Kunuz Isybiliya, Cetatan Pertama, 1430 H / 2009 M.
Jumat sore, 02 Jumadil Ula 1445 H/ 12 Desember 2023 M
Artikel ahmadwandilembang.com
=========
Dapatkan update artikel islam setiap harinya dari ahmadwandi.blogspot.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kajian AWAL Official", caranya klik link https://t.me/awalofficialcom, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar