KEMERDEKAAN INDONESIA, UNTUK KEMERDEKAAN PALESTINA - Ahmad Wandi Lembang

Terus berkarya, berbagi inspirasi, dan menebar manfaat

Breaking

Minggu, 24 Agustus 2025

KEMERDEKAAN INDONESIA, UNTUK KEMERDEKAAN PALESTINA

KEMERDEKAAN INDONESIA, UNTUK KEMERDEKAAN PALESTINA
KEMERDEKAAN INDONESIA, UNTUK KEMERDEKAAN PALESTINA

 

KEMERDEKAAN INDONESIA, UNTUK KEMERDEKAAN PALESTINA

 

Artikel Terbaru Ke - 235

 

Oleh : Ahmad Wandi, M.Pd (ahmadwandilembang.com)

 

“Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel.” (Ir. Soekarno, 1962)

 

Setiap tanggal 17 Agustus, rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke bersatu merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Tahun 2025 ini, bangsa kita memperingati HUT RI ke-80—sebuah usia yang menandai perjalanan panjang penuh suka duka dalam mempertahankan kemerdekaan, membangun negeri, serta menjaga marwah bangsa di mata dunia.

 

Namun, kemerdekaan yang kita rayakan ini bukanlah hanya milik kita sendiri. Bung Karno, Proklamator sekaligus Presiden pertama Republik Indonesia, sejak awal mengingatkan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia memiliki misi universal: menentang segala bentuk penjajahan di muka bumi, termasuk penjajahan Israel atas Palestina. Kutipan Bung Karno pada tahun 1962 menjadi saksi sejarah bahwa dukungan Indonesia terhadap Palestina bukanlah sikap politik sesaat, melainkan amanat ideologis dan konstitusional.

 

Kemerdekaan Indonesia bukanlah hadiah, melainkan hasil perjuangan berdarah selama berabad-abad melawan kolonialisme. Bangsa kita mengalami penderitaan panjang di bawah kekuasaan penjajah Belanda, Jepang, dan sebelum itu berbagai ekspedisi kolonial yang merampas tanah, sumber daya, dan martabat bangsa.

 

Saat Proklamasi 17 Agustus 1945 dikumandangkan oleh Soekarno-Hatta, itulah momen puncak penegakan harga diri bangsa. Namun Bung Karno sadar, kemerdekaan ini bukan hanya untuk Indonesia. Dalam pidato-pidatonya, ia selalu menegaskan bahwa Indonesia berdiri dalam garis depan perlawanan terhadap kolonialisme global.

 

Hal itu sejalan dengan Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan:

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.”

 

Dengan demikian, sejak awal berdiri, Indonesia mengemban amanat konstitusional untuk menentang segala bentuk penjajahan di dunia, termasuk penjajahan Israel terhadap Palestina.

 

Dukungan Indonesia kepada Palestina bukan hanya retorika. Secara historis, Palestina adalah salah satu pihak yang pertama kali mendukung kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1944, sebelum Proklamasi, Mufti Besar Palestina, Syekh Muhammad Amin al-Husaini, melalui siaran radio di Timur Tengah menyerukan dukungan penuh bagi kemerdekaan Indonesia. Dukungan ini menjadi modal moral besar bagi bangsa kita yang baru lahir.

 

Sebaliknya, Indonesia pun konsisten berdiri di barisan depan mendukung Palestina. Pada Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 di Bandung, Soekarno menjadikan Palestina sebagai salah satu isu penting. Kemudian, dalam Konferensi Gerakan Non-Blok (GNB) 1961, Indonesia kembali mengangkat aspirasi rakyat Palestina.

 

Kutipan Soekarno tahun 1962—“Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel”—menjadi bukti komitmen tak tergoyahkan itu. Bung Karno sadar, kemerdekaan Indonesia akan kehilangan maknanya bila membiarkan bangsa lain hidup dalam penindasan.

 

Tahun 2025 ini, Indonesia memasuki usia 80 tahun kemerdekaan. Usia yang matang, penuh pengalaman, dan seharusnya semakin teguh dalam memimpin isu-isu kemanusiaan global.

 

Perayaan kemerdekaan bukan hanya pesta bendera, lomba rakyat, atau parade militer. Lebih dari itu, peringatan HUT RI ke-80 harus menjadi momentum refleksi nasional:

  1. Apakah kita sudah mengisi kemerdekaan sesuai amanat para pendiri bangsa?
  2. Apakah kita tetap konsisten menentang penjajahan dalam bentuk apapun?
  3. Apakah kita berani bersuara lantang mendukung Palestina, meskipun menghadapi tekanan internasional?

 

Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah. Kemerdekaan Indonesia lahir dari solidaritas bangsa-bangsa lain, termasuk Palestina. Karena itu, kita punya kewajiban moral, politik, dan spiritual untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

 

Bung Karno bukan hanya seorang proklamator, tapi juga visioner global. Ucapan beliau tahun 1962 masih sangat relevan hingga kini. Israel masih menduduki tanah Palestina, Gaza masih menderita akibat blokade, ribuan nyawa tak berdosa masih melayang.

 

Generasi Indonesia hari ini, khususnya kaum muda, harus mewarisi semangat Bung Karno: tidak pernah menyerah melawan penjajahan. Solidaritas untuk Palestina tidak boleh berhenti pada slogan, tapi diwujudkan dalam:

  • Dukungan diplomasi internasional.
  • Gerakan kemanusiaan (donasi, bantuan medis, pendidikan).
  • Advokasi di forum dunia.
  • Edukasi publik agar isu Palestina tidak tenggelam.

 

Indonesia tidak bisa berjuang sendirian. Dukungan terhadap Palestina harus diinternasionalisasikan. Pada HUT RI ke-80 ini, Indonesia harus memimpin ajakan kepada dunia. Indonesia punya posisi strategis sebagai negara demokrasi terbesar di dunia Islam, anggota G20, sekaligus bangsa yang dihormati karena sejarah perlawanan kolonialismenya. Posisi ini harus digunakan untuk menggaungkan Palestina di setiap forum internasional.

 

Perayaan HUT RI ke-80 bukan sekadar seremonial. Ia harus menjadi panggilan perjuangan. Ada beberapa langkah nyata yang bisa dilakukan rakyat Indonesia untuk mendukung Palestina:

  1. Menghidupkan Kesadaran Publik. Melalui pendidikan, media, dan dakwah, isu Palestina harus tetap hidup di hati rakyat.
  2. Gerakan Kemanusiaan. Rakyat Indonesia bisa menyalurkan bantuan melalui lembaga-lembaga terpercaya untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina.
  3. Diplomasi Rakyat. Tidak hanya pemerintah, masyarakat sipil, ormas, mahasiswa, hingga komunitas diaspora Indonesia harus bersuara untuk Palestina di tingkat internasional.
  4. Doa dan Solidaritas Spiritual. Sebagai bangsa beriman, kita meyakini bahwa doa adalah senjata yang tak kalah kuat. Dukungan doa untuk rakyat Palestina harus selalu dipanjatkan di masjid, majelis taklim, dan rumah-rumah kita.

 

Kemerdekaan Indonesia tidak diraih dengan mudah. Begitu pula kemerdekaan Palestina. Jalan mereka masih panjang, penuh darah dan air mata. Namun sejarah membuktikan: tiada penjajahan yang abadi.

 

Indonesia harus terus memberi contoh bahwa perjuangan panjang pasti berbuah manis. Pesan kepada rakyat Palestina adalah: jangan pernah menyerah. Dan pesan untuk bangsa Indonesia sendiri adalah: jangan pernah berhenti mendukung Palestina.

 

Perayaan 80 tahun kemerdekaan Indonesia harus dimaknai lebih dari sekadar pesta rakyat. Ia adalah momentum untuk meneguhkan kembali cita-cita universal bangsa Indonesia: menentang segala bentuk penjajahan di muka bumi.

 

Kutipan Bung Karno tahun 1962 seakan menggema kembali:

“Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel.”

 

Kalimat ini bukan hanya pesan sejarah, tapi juga janji perjuangan yang harus terus kita hidupkan. Rakyat Indonesia tidak boleh diam. Dunia internasional harus diajak bergerak. Dan Palestina harus terus diperjuangkan sampai mereka merdeka di tanah airnya sendiri.

 

Maka, mari jadikan Perayaan Kemerdekaan Indonesia ke-80 sebagai momentum untuk berteriak lebih lantang: Merdeka untuk Indonesia, Merdeka untuk Palestina!

 

Lembang, 29 Shafar 1447 H/ 23 Agustus 2025

 

@ Ahmad Wandi Lembang

 

@ SDIT Istiqomah Lembang

 

Artikel ahmadwandilembang.com

 

=========

Dapatkan update artikel islam setiap harinya dari ahmadwandi.blogspot.com. Mari bergabung di WhatsApp "Kajian AWAL Official", caranya klik link https://bit.ly/Awalofficial, silahkan sebarkan, semoga bermanfaat.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ARTIKEL SEBELUMNYA

TRAGEDI BANJARAN: REFLEKSI IMAN DARI LUKA YANG MENDALAM

  BUNUH DIRI (GAMBAR: PIXABAY) TRAGEDI BANJARAN: REFLEKSI IMAN DARI LUKA YANG MENDALAM   Artikel Terbaru Ke - 241   Oleh : Ahmad Wan...