TARAWIH RASULULLAH SAW - Ahmad Wandi Lembang

Terus berkarya, berbagi inspirasi, dan menebar manfaat

Breaking

Jumat, 22 Maret 2024

TARAWIH RASULULLAH SAW

 

TARAWIH RASULULLAH SAW
TARAWIH RASULULLAH SAW

*TARAWIH RASULULLAH SAW*

.

عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا كَيْفَ كَانَتْ صَلَاةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَمَضَانَ فَقَالَتْ مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا قَالَتْ عَائِشَةُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ فَقَالَ يَا عَائِشَةُ إِنَّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ وَلَا يَنَامُ قَلْبِي

.

Dari Abu Salamah bin Abdurrahman, bahwasanya ia bertanya kepada Siti Aisyah, bagaimana (cara) shalat Rasulullah saw pada malam bulan ramadhan ? ia (Siti Aisyah) menjawab, Rasulullah saw tidaklah menambah pada bulan ramadhan, ataupun bulan lainnya, dari 11 rakaat. Beliau shalat 4 rakaat, dan engkau jangan bertanya tentang baik dan panjangnya, beliau shalat lagi 4 rakaat, dan jangan pula engkau bertanya tentang baik dan panjangnya, kemudian beliau shalat 3 rakaat. Aisyah berkata, aku bertanya wahai Rasulullah saw, apakah engkau tidur sebelum witir ? Beliau menjawab, Wahai Aisyah, Sesungguhnya kedua mataku tidur, tapi hatiku tidak tidur.” (HR. Bukhari No. 2013)

.

Penjelasan Siti Aisyah di atas memang benar, karena tidak ditemukan satupun keterangan yang shahih, bahwa Rasul pernah shalat malam lebih dari 11 rakaat, baik di bulan ramadhan (tarawih) ataupun di luar bulan ramadhan.

.

Apabila Rasululullah saw shalat tarawih 11 rakaat, maka dapat dipastikan bahwa para sahabatpun sebagai makmumnya sama 11 rakaat. Pendapat yang mengatakan bahwa pada zaman khalifah Umar tarawih 20 rakaat perlu ditinjau Kembali, karena dalam Riwayat yang shahih, umar pun sama 11 rakaat.

.

Adapun untuk menyebutkan bahwa tahajud, qiyam lail, termasuk tarawih, adalah sama dengan witir, karena tidak ditemukan juga satupun keterangan bahwa Rasul pernah melaksanakan shalat-shalat tersebut dengan jumlah rakaat yang genap, alias tidak witir (ganjil). Baik di bulan ramadhan, ataupun di luar bulan ramadhan. Bagi yang berpendapat, ada tahajud lagi 2 rakaat setelah tarawih, perlu menunjukkan dalil yang shahih dan sharih (kuat dan jelas).

.

Adapun disebut tahajud, karena shalat malam ini pada umumnya dilakukan setelah bangun tidur, yakni pada waktu sepertiga malam terakhir. Dan memang ini waktu yang paling utama untuk shalat malam di luar bulan Ramadhan (Al-Bukhari NO. 225). Jadi, melaksanakan shalat tahajud di bulan Ramadhan setelah tarawih tidak disyariatkan. Wallahu a’lam bi al-shawwab.

.

SELASA, 15 RAMADHAN 1445

.

-AWAL-

 .

#mutiarahadiseputarramadhan

#ahmadwandilembang

#ramadhan1445

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ARTIKEL SEBELUMNYA

GOES TO PANGANDARAN, FAMILY GATHERING 2024

GOES TO PANGANDARAN, FAMILY GATHERING 2024 Artikel Terbaru Ke - 227 Oleh : Ahmad Wandi, M.Pd (ahmadwandilembang.com) Pada hari Senin-Selasa,...