PEMBUKAAN SIDANG DEWAN HISBAH |
Artikel
Terbaru Ke - 223
Oleh
: Ahmad Wandi, M.Pd (ahmadwandilembang.com)
Hari
ini, Selasa, 24 September 2024, sedang berlangsung Sidang Terbatas Dewan Hisbah
II Masa Jihad 2022-2027 di PPI 50 Lembang, Kab. Bandung Barat. Dihadiri oleh 17
anggota Dewan Hisbah, dengan agenda pembahasan terkait penyusunan dan pengesaha
tiga buku panduan. Yaitu buku panduan khutbah, panduan asuransi syariáh dan
kompilasi seputar masalah munakahat.
Dalam
sambutannya, al-Ust. KH. Zae Nandang menyampaikan beberapa hal. Di antaranya:
1] Dewan Hisbah sedang berduka dengan wafatnya ulama muda Dewan Hisbah dari
Kalimantan Timur, KH. Al-Hafizh Ibnul Qayim, M.Thi yang wafat pada hari
kemarin. Dan anggota Dewan Hisbah yang asalnya 27 Orang menjadi 26 orang lagi.
2] Kami mendorong dari daerah-daerah untuk memunculkan kader-kader Dewan Hisbah. Dulu dari Purwakarta, Cianjur, Bogor, Tasik, ada anggota Dewan Hisbah, sekarang belum muncul lagi. 3] Sidang Dewan Hisbah terbatas ini membahas 3 buku: dakwah, asuransi dan munakahat. 4] Ucapan terima kasih kepada keluarga besar KH. Abdurrahman yang telah memfasilitasi sidang tersebut.
Adapun
Ketua Umum Persis, KH. Dr. Jeje Zaenudin, M.Ag dalam sambutan dan pembukaannya
menyampaikan bahwa Sidang Dewan Hisbah ini adalah lanjutan dari Sidang di Purwakarta
yang memerlukan panduan, tidak cukup dengan klausul fatwa. Yaitu panduan
khutbah, asuransi Syariah dan munakahah.
Panduan
khutbah untuk keseragaman, terutama untuk PW luar Jabar yang berdakwah di eksternal
jamíyyah. Panduan asuransi, panduan praktek dan format rill untuk panduan
asuransi yang menentramkan dan sesuai syariah. Munakahah, banyak persoalan yang
perlu dibahas dan diketahui oleh umat seputar masalah pernikahan.
Beliau menyampaikan, bahwa di periode ini sudah empat anggota Dewan Hisbah yang wafat, Ust. KH. M. Romli, Ust. KH. Aceng Zakaria, Ust. KH. Uu Suhendar, Ust. KH. Al-Hafizh Ibnul Qayim, M.Thi. Sesuai pedoman, harus ada penggantinya, perwakilan dari daerah, biar lebih merata, dan harus ada seleksinya.
Dalam
catatan penulis ada yang menarik dalam Sidang Dewan Hisbah kali ini. Pertama,
dalam ke sekian kalinya Sidang Dewan Hisbah digelar di Lembang, tentu sebagai
orang Lembang ada kebanggaan tersendiri. Karena perhelatan Sidang Dewan Hisbah
selalu menjadi buruan kita. Khususnya saya dengan kawan-kawan para penggemar
ulama Dewan Hisbah. Di mana mereka bersidang, di sana kita wajib menghadirinya untuk
banyak belajar dari para ulama kita. Kemudian kenapa bangga, karena saya merasa
sebagai pribumi orang Lembang dan tidak perlu jauh-jauh mengejar para ulama
tersebut.
Sejak mengenal “Dewan Hisbah” sekitar tahun 2000-an (Waktu Mualimin), saya hampir tak pernah melewatkan Sidang Dewan Hisbah. Di Mana pun Sidang di gelar, hampir selalu hadir. Dan dalam beberapa persidangan pernah diberi amanah menjadi kepanitiaan. Baik menjadi penitia local, ketika sidang digelar di Lembang, maupun sebagai Tim Sekretariat atau Musaid (Tim Dapur Dewan Hisbah). Sejak mendapatkan SK Tim Musaid tahun 2022, seringkali diamanahi untuk menjadi Tim Sekretariat Sidang Dewan Hisbah. Dan di sidang terbatas ini masuk di komisi “Buku Kompilasi Seputar Masalah Munakahat” di bawah komando Ust. Ginanjar Nugraha, M.Sy. Tugas yang tidak mudah, namun niatkan saja untuk belajar.
Kedua,
sebagai kader yang sering bergelut dengan para ulama Dewan Hisbah, setidaknya
ada pegangan dan sanad keilmuan yang jelas untuk diikuti dalam beragama dan
berdakwah. Bagaimana pun, beramal dan berdakwah harus memiliki panduan dan
sandaran ilmu yang jelas. Tujuannya simple saja, untuk menentramkan diri kita
sendiri maupun untuk berdakwah kepada orang lain.
Ketiga,
perubahan fatwa di Dewan Hisbah seringkali ditemukan ketika bersidang. Bahkan
bisa jadi terjadi beberapa kali perubahan. Sesuai dengan perkembangan dan
temuan dalil yang terkuat atau terbaru. Ini menunjukkan, bahwa semangat ijtihad
dan tajdid (pembaruan) masih sangat kuat dalam berfatwa dan bersifat terbuka,
masih bisa dikritik atau berubah kalau memang ditemukan dalil yang lebih kuat.
Dari sini kita belajar, bahwa semangat ijtihad dan ittiba’ sangat kuat melakat di tubuh jamíyyah Persatuan Islam. Bukan taqlid apalagi jumud. Sehingga semangat thalabul ilmi harus itu terus ditanamkan di berbagai level, dari mulai anggota sampai pimpinan, dari tingkat pimpinan jamaáh sampai pimpinan pusat. Semua harus tahu ilmunya, dan ilmu itulah yang menjadi sandaran dalam hidup atau beramal. Termasuk dalam hidup berjamíyyah.
Selamat
melaksanakan Sidang Terbatas Dewan Hisbah, semoga menghasilkan keputusan
terbaik untuk umat dan warga jamíyyah. Untuk para guru kami, ulama-ulama Dewan
Hisbah semoga selalu diberikan kesehatan dan kekuatan dalam jihadnya. Dan bagi guru-guru
kami yang telah wafat, semoga mendapatkan maghfirah dan rahmat Allah swt, dan semoga
Allah mendatangkan para penerusnya. Mati satu tumbuh seribu. Amien
Artikel ahmadwandilembang.com
=========
Dapatkan update artikel islam setiap harinya dari ahmadwandi.blogspot.com.
Mari bergabung di WhatsApp "Kajian AWAL Official", caranya
klik link https://bit.ly/Awalofficial, silahkan
sebarkan, semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar