ESENSI MAULID NABI SAW - Ahmad Wandi Lembang

Terus berkarya, berbagi inspirasi, dan menebar manfaat

Breaking

Rabu, 18 September 2024

ESENSI MAULID NABI SAW

 

ESENSI MAULID NABI SAW
ESENSI MAULID NABI SAW (gambar: pixabay)


 

Artikel Terbaru Ke - 216

 

Oleh : Ahmad Wandi, M.Pd (ahmadwandilembang.com)

 

 

12 Rabiul Awwal diperingati sebagai hari dilahirkannya baginda Nabi Muhammad saw. Kelahiran beliau memang menjadi perhatian banyak orang di dunia. Bukan hanya umat islam sebagai pengikutnya, namun orang-orang non muslim pun tidak sedikit dari mereka mengakui keagungannya dan menjadikan beliau menusia terhebat dalam catatan sejarah dunia.

 

Salah satunya dinyatakan dalam buku "The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History" atau 100 Peringkat Orang Paling Berpengaruh dalam Sejarah. Buku tersebut ditulis oleh tokoh non muslim yang bernama Michael H. Hart. Seorang ilmuwan Amerika Serikat yang bergelut pada bidang astronomi dan geometri, penulis, peneliti, dan sejarawan.

 

Bagi umat islam sendiri, kelahiran sang panutan sepanjang sejarah memiliki segudang keistimewaan. Dari mulai keistimewaan sebagai lahirnya Nabi akhir zaman, yang menandakan tidak akan ada lagi Nabi dan Rasul yang diutus sesudahnya, kesempurnaan ajarannya, sampai dengan mitos-mitos yang tidak berdasar seperti kisah hancurnya kerajaan Persia, api sesembahan kerajaan Persia yang tidak pernah padam ribuan tahun menjadi padam, danau sawa yang kering menjadi banjir, salamnya seekor kijang kepada Nabi saw, dan lain sebagainya.

 

Kelahiran beliau pada dasarnya biasa-biasa saja, sama dengan lahirnya manusia pada umumnya. Dan beliau pun dengan para sahabatnya tidak pernah memperlakukan “kelahiran” beliau sesuatu yang istimewa. Beda dengan orang sekarang yang begitu sibuk merayakannya. Lalu apa sebenarnya yang istimewa? Tidak ada yang paling istimewa dari lahirnya beliau selain “misi kenabian” yang dibawa sebagai Nabi dan Rasul akhir zaman. Dan inilah esensi dari kelahiran beliau. Yang mana, berita tentang akan datangnya nabi akhir zaman ini bukan hanya untuk umatnya saja, tetapi untuk Yahudi dan Nasrani dalam taurat dan injil sudah disampaikan dengan sangat jelas, apabila mereka mau jujur dan mengimaninya.

 

Kelahiran beliau sekaligus dengan ajaran islam yang di bawanya adalah ajaran islam yang sempurna dan menyempurnakan ajaran para nabi sebelumnya. Sehingga dengan diutusnya beliau, tidak akan ada lagi Nabi dan Rasul yang diutus lagi setelahnya. Begitu pun dengan al-Quran sebagai kitab suci terakhir yang tidak akan ada lagi kitab suci setelahnya. Prinsip ini harus dipegang oleh setiap orang yang beriman, sehingga ketika muncul orang yang mengaku nabi atau menerima wahyu, maka bisa dipastikan dia adalah nabi palsu dan wahyunya pun sebuah kedustaan. Dan ini sudah diperingatkan oleh Nabi saw dalam banyak hadisnya.

 

Esensi kedua, bahwa kesempurnaan islam harus diyakini seyakin-yakinnya oleh umat islam. Allah berfirman, “Masuklah ke dalam islam secara kaffah (menyeluruh)” (al-Baqarah: 208). Artinya, jangan masuk islam sebagian-sebagian, sepotong-sepotong, tapi harus seutuhnya 100 %. Jangan hanya islam dalam ibadah saja, dalam shalat dan shaum saja, jangan islam di masjid saja. Tapi di kebun, di pasar, di kantor, di mana pun  dan kapan pun harus menjalankan islam. Begitu pun dalam muamalah harus islam, dalam urusan social, budaya, ekonomi, termasuk dalam politik harus sesuai ajaran islam. Jangan sampai islam yang begitu sempurna dan tidak ada yang sempurna selain islam, menjadi kecil dan sempit karena “lemahnya” keislaman dan keimanan para pemeluknya.

 

Ketika umat islam tidak kaffah dalam memeluk islamnya, tidak menjalankan islam dalam seluruh aspek kehidupannya, maka islamnya tidak akan kelihatan dan kelezatan islam tidak akan terasa, padahal islam itu rahmatan lil alamin. Bukan hanya umat islam saja yang merasakan nikmatnya islam, tetapi orang kafir dan seluruh makhluk yang ada di sekitarnya akan turut merasakan indahnya ajaran islam.

 

Esensi ketiga, ajaran tauhid yang meng-Esakan Allah swt dan tidak menyekutukannya dalam bentuk apa pun, ini adalah yang terpenting dan esensi dari kelahiran serta diutusnya beliau di muka bumi ini. Yaitu ajaran tauhid dan memberantas kemusyrikan. Sehingga kelahiran beliau sebenarnya tidak diharapkan masyarakat jahiliyah para pemuja berhala, karena tidak sesuai dengan keyakinan mereka. Namun kehadiran beliau waktu  itu sangat dibutuhkan untuk menjadi cahaya dan menyelamatkan orang-orang jahiliyah yang tersesat dalam jurang kemusyrikan yang sangat parah.

 

Esensi berikutnya, dilahirkannya Nabi Muhammad saw adalah sebagai panutan atau suri teladan bagi seluruh umatnya. Beliau tidak memerintahkan untuk merayakan kelahiran beliau kepada siapa pun, tetapi beliau menyatakan “Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku, dia telah mencintaiku, dan siapa yang mencintaiku, dia akan bersamaku di surga” (al-Tirmidzi). 


Ternyata sunah-sunah beliau yang harus kita ikuti, jaga dan pelihara. Baik dalam aqidah, ibadah, maupun muamalah. Beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia. Ketika ditanya, kata Siti Aisyah akhlak beliau adalah al-Quran.

 

Semoga kita semua bisa mengikuti keteladanan beliau, menjaga dan menghidupkan sunnah-sunnahnya, sebagai bukti kongkrit bahwa kita umatnya yang sangat mencintainya dan selalu merindukannya!

 

Lembang, 18 September 2024

 

 

@ Ahmad Wandi Lembang

 

@ SDIT Istiqomah Lembang

 

Artikel ahmadwandilembang.com

 

=========

Dapatkan update artikel islam setiap harinya dari ahmadwandi.blogspot.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kajian AWAL Official", caranya klik link https://t.me/awalofficialcom, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ARTIKEL SEBELUMNYA

GOES TO PANGANDARAN, FAMILY GATHERING 2024

GOES TO PANGANDARAN, FAMILY GATHERING 2024 Artikel Terbaru Ke - 227 Oleh : Ahmad Wandi, M.Pd (ahmadwandilembang.com) Pada hari Senin-Selasa,...