TERNYATA DHAIF, HURU HARA PADA HARI JUMAT 15 RAMADHAN - Ahmad Wandi Lembang

Terus berkarya, berbagi inspirasi, dan menebar manfaat

Breaking

Sabtu, 15 April 2023

TERNYATA DHAIF, HURU HARA PADA HARI JUMAT 15 RAMADHAN

 

HURU HARA PADA HARI JUMAT 15 RAMADHAN
Huru Hara Hari Jumat Pertengahan Ramadan (Gambar: Pixabay)

TERNYATA DHAIF, HURU HARA PADA HARI JUMAT 15 RAMADHAN

 

Seringkali beredar di berbagai media social di bulan Ramadan, yaitu ketika hari jum’at pertengahan bulan Ramadan. Yaitu sebuah berita yang menakutkan dan membuat resah masyarakat, bahwa akan terjadi huru-hara dan berbagai bercana alam, sehingga dianjurkan untuk tidak keluar rumah.

 

 

Baca pula :

 

TERNYATA DHAIF: JANGAN BILANG RAMADHAN, TAPI BULAN RAMADHAN

 

 

Berdasarkan penelusuran penulis, ternyata keyakinan tersebut bersumber dari hadis berikut:

 

المسند للشاشي (2/ 263)

837 - حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ: نا أَحْمَدُ بْنُ الْحَسَنِ، نا نُعَيْمُ بْنُ حَمَّادٍ، نا أَبُو عُمَرَ، عَنِ ابْنِ لَهِيعَةَ، حَدَّثَنِي عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ حُسَيْنٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ الْحَارِثِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا كَانَ صَيْحَةٌ فِي رَمَضَانَ فَإِنَّهَا تَكُونُ مَعْمَعَةٌ فِي شَوَّالٍ، وَتَمَيَّزُ الْقَبَائِلُ فِي ذِي الْقَعْدَةِ، وَتُسْفَكُ الدِّمَاءُ فِي ذِي الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمِ وَمَا الْمُحَرَّمُ - يَقُولُهَا ثَلَاثًا - هَيْهَاتَ هَيْهَاتَ يُقْتَلُ النَّاسُ فِيهَا هَرْجًا هَرْجًا» قَالَ: قُلْنَا: وَمَا الصَّيْحَةُ؟ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: «هَذِهِ تَكُونُ فِي نِصْفٍ مِنْ رَمَضَانَ يَوْمَ جُمُعَةٍ ضُحًى، وَذَلِكَ إِذَا وَافَقَ شَهْرُ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ تَكُونُ هَدَّةٌ تُوقِظُ النَّائِمَ، وَتُقْعِدُ الْقَائِمَ، وَتُخْرِجُ الْعَوَاتِقَ مِنْ خُدُورِهِنَّ فِي لَيْلَةِ جُمُعَةٍ سَنَةً كَثِيرَةَ الزَّلَازِلِ وَالْبَرْدِ، فَإِذَا وَافَقَ رَمَضَانُ فِي تِلْكَ السَّنَةِ لَيْلَةَ جُمُعَةٍ فَإِذَا صَلَّيْتُمُ الْفَجْرَ يَوْمَ جُمُعَةٍ فِي النِّصْفِ مِنْ رَمَضَانَ - فَادْخُلُوا بُيُوتَكُمْ، وَسَدِّدُوا كُوَاكُمْ، وَدَثِّرُوا أَنْفُسَكُمْ، وَسُدُّوا آذَانَكُمْ، فَإِذَا أَحْسَسْتُمْ بِالصَّيْحَةِ فَخِرُّوا لِلَّهِ سُجَّدًا، وَقُولُوا سُبْحَانَ الْقُدُّوسِ، سُبْحَانَ الْقُدُّوسِ، رَبَّنَا الْقُدُّوسَ؛ فَإِنَّهُ مَنْ فَعَلَ ذَلِكَ نَجَا، وَمَنْ تَرَكَ هَلَكَ»

 

“Dari Ibnu Mas’ud berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila terdapat suara yang dahsyat di bulan Ramadan, maka akan terjadi huru-hara di bulan Syawal. Akan banyak golongan manusia yang saling memisahkan diri di bulan Dzulqa’dah. Akan terjadi pertumpahan darah di bulan Dzulhijjah dan al-Muharram. Apa yang harus dilakukan di bulan al-Muharram?

 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulangi hal tersebut sampai tiga kali. Sangat disayangkan sekali saat itu manusia saling membunuh dan keadaannya sangat kacau.

 

Maka kami bertanya, “Apa suara dahsyat itu wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab, “Suara itu terjadi di pertengahan bulan Ramadan, bertepatan dengan malam Jumat dan suara dahsyat ini akan membangunkan orang-orang yang sedang tidur, menjatuhkan orang-orang yang sedang berdiri, dan menjadikan para wanita terhempas keluar dari kamar-kamarnya.

 

Pada saat itu akan banyak terjadi gempa bumi dan cuaca yang sangat dingin. Hal itu apabila (pertengahan)bulan Ramadan di tahun itu bertepatan dengan malam Jumat.

 

Apabila kalian telah melaksanakan salat Subuh di hari Jumat pada pertengahan bulan Ramadan, maka masuklah kalian ke dalam rumah-rumah kalian, kuncilah pintu-pintu kalian, tutuplah jendela-jendela kalian, selimutilah diri-diri kalian, dan tutuplah telinga-telinga kalian.

 

Apabila kalian merasa ada suara dahsyat, maka menyungkurlah sujud kepada Allah dan ucapkanlah, “Maha Suci Allah yang Maha Suci, Maha Suci Allah yang Maha Suci, wahai Rabb kami yang Maha Suci.”

 

Barangsiapa yang mengamalkan hal tersebut maka akan selamat dan barangsiapa yang tidak mengamalkannya, maka niscaya akan celaka.” (HR. al-Syasyi, al-Musnad 837)

 .Namun sayang sekali hadis tersebut dhaifa bahkan maudhuAbdul-Wahhab bin Husain adalah rawi dhaif. Diriwayatkan oleh al-Hakim dalam kitab al-Ahwal dari al-Mustadrak sebuah hadis, dan berkata, aku meriwayatkannya dengan takjub, dan Abdul Wahhab dia majhul. Al-Dzahabi dalam Talkhisnya berkata, “Dia memiliki hadis palsu.” (Lisan al-Mizan 5/303)

 

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelasakan bahwa:

 

"Hadis tersebut tidak memiliki dasar dari keshahihannya. Bahkan hadis ini batil dan dusta. Betapa banyak tahun-tahun yang telah berlalu dari kaum muslimin yang di dalamnya ada momen dimana malam Jumat bertepatan dengan malam pertengahan bulan Ramadan. Namun, Alhamdulillah tidak pernah terjadi huru-hara sebagaimana yang telah disebutkan para pendusta tersebut baik yang berupa suara dahsyat atau yang lainnya.

 

Maka dari itu, perlu dicamkan oleh siapa saja yang telah mengetahui penjelasan ini, bahwasanya tidak boleh baginya menyebarkan hadis batil tersebut. Bahkan wajib baginya merobek, membinasakan, dan memperingatkan (orang lain) akan kebatilannya." (Majmu’ Fatawa 26/340)

 

Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid hafidzahullah juga mengomentari hadis tentang huru-hara dan malapetaka yang konon akan terjadi pada tanggal 15 Ramadan apabila bertepatan dengan hari Jumat, beliau berkata:

 

هذا الحديث منكر لا يصح، لم يرد بسند مقبول، ولم يثبت من كلام النبي صلى الله عليه وسلم، كما أن الواقع يكذبه ويرده، فقد وافق في أعوام كثيرة سابقة مجيء يوم الجمعة في الخامس عشر من رمضان، ولذلك حكم عليه العلماء بالوضع والكذب

 

"Hadis ini merupakan hadis yang munkar, tidak shahih. Sanadnya pun tidak bisa diterima. Tidak pula ada kepastian berasal dari ucapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

 

Dan fakta realitanya juga ternyata tidak membenarkan hal tersebut dan bahkan justru membantahnya. Sungguh hal ini sudah sering kali terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu hari Jumat bertepatan dengan tanggal 15 Ramadan (namun hal tersebut tidak terjadi-red). Maka dari itu para ulama menghukumi hadis tersebut palsu dan dusta." (https://majles.alukah.net)

 

Al-‘Uqailiy rahimahullah berkata, “Hadis ini tidak memiliki dasar yang bisa dipercaya, tidak pula didapati hadis lain yang menguatkannya.” (Adh-Dhu’afa al-Kabir 3/52)

 

Ibnul Jauzi rahimahullah mengomentari hadis ini seraya berkata, “Hadis ini palsu yang disandarkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Al-Maudhu’aat 3/191)

 

Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata bahwa hadis tersebut adalah “Hadis palsu”. (Silsilah al-Ahadits adh-Dha’ifah no. 6178-6179)

 

Dalam hadis yang pertama yang diriwayatkan oleh al-Syasyi terdapat Nu’aim bin Hamad al-Khuza’I, dia Dhaif al-hadits, didhaifkan oleh al-Nasai dan yang lainnya. Juga terdapat Abdullah bin Lahi’ah, dia jelek hafalan dan tidak dapat dijadikan hujjah, kecuali yang menerimanya al-Abadillah, atau bukan al-’Abadillah tetapi yang lebih adil darinya, namun ini tidak, sehingga tidak shahih, dan padanya terdapat kecacatan lainnya. (Arsyif Multaqa Ahl al-Hadits 38/434)

 

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hadis tentang akan terjadinya huru hara pada hari Jumat pertengahan Ramadhan adalah palsu, sehingga tidak bisa dijadikan dasar dalam amal dan keyakinan. Wallahu a’lam bi al-shawwab.

 

Baca pula : TERNYATA DHAIF: RAMADHAN DIAWALI RAHMAT

 

 

Sabtu pagi, 24 Ramadan 1444 H/ 15 April 2023 M

 

@ Ahmad Wandi Lembang

 

@ SDIT Istiqomah Lembang

 

Artikel ahmadwandilembang.com

 

=========

Dapatkan update artikel islam setiap harinya dari ahmadwandi.blogspot.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kajian AWAL Official", caranya klik link https://t.me/awalofficialcom, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ARTIKEL SEBELUMNYA

GOES TO PANGANDARAN, FAMILY GATHERING 2024

GOES TO PANGANDARAN, FAMILY GATHERING 2024 Artikel Terbaru Ke - 227 Oleh : Ahmad Wandi, M.Pd (ahmadwandilembang.com) Pada hari Senin-Selasa,...