25 ADAB DALAM JIHAD JAM’IYYAH, AKTIVIS WAJIB TAHU! - Ahmad Wandi Lembang

Terus berkarya, berbagi inspirasi, dan menebar manfaat

Breaking

Jumat, 20 Januari 2023

25 ADAB DALAM JIHAD JAM’IYYAH, AKTIVIS WAJIB TAHU!

 



 

Oleh Ahmad Wandi

 

Aktivitas terbaik seorang mukmin adalah berjihad di jalan Allah swt, baik melalui dakwah, tarbiyah maupun yang lainnya.

 

Tujuan jam’iyyah persatuan islam adalah mengamalkan ajaran islam dalam segala aspek kehidupan, sesuai dengan al-quran dan as-sunnah. Ajaran islam mencakup aqidah, Syariah, akhlak, dan adab.

 

Peran penting dalam aktivitas jihad tersebut adalah seorang aktivis jam’iyyah memiliki adab yang akan menghiasi tugas jihadnya. Menjadi uswah hasanah dan beraroma positif dalam setiap pergerakannya.

 

Karena akan sangat naif, rancu, janggal, jika seorang aktivis jam’iyyah kurang adab (qillat al-adab) dalam melakukan jihadnya. Pribadinya tidak mencerminkan ajaran al-Quran dan as-sunnah. Padahal dirinya mengklaim sebagai aktivis jihad jam’iyyah yang memiliki cita-cita yang sangat mulia. Menegakkan dan mendakwahkan al-Quran dan as-sunnah.

 

Adab apa saja yang harus dimiliki seorang aktivis jihad jam’iyyah? Al-Ustadz Abu Nabhan dalam buku terbarunya “Adab-adab dalam jihad Jam’iyyah” mengupas ada 25 adab dalam jihad jam’iyyah, yaitu sebagai berikut.

 

1.   Jangan menyalahi al-Quran dan as-sunnah.

 

Bagi seorang aktivis jam’iyyah jangan menyalahi al-Quran dan as-sunnah. Dalam segala bentuk perjuangannya dan setiap penyelesaian masalahnya, al-Quran dan as-sunnah harus menjadi patokan.

 

Dalam menafsirkan surat al-Hujurat ayat pertama, Ibnu Abbas berkata, “Janganlah kamu menyalahi al-Quran dan as-sunnah.” (Tafsir al-Dur al-Mantsur 8/527)

 

2.  Adab kepada Rasulullah saw dan ulama.

 

Seorang aktivis harus menjaga adab kepada para ulama pewaris Nabi saw, sebagaimana para sahabat beradab kepada Nabi saw. Dalam surat al-Hujurat ayat kedua, kita diperintahkan untuk menghormati Nabi, tidak meninggikan suara, dan berkata lemah lembut kepadanya.

 

“Dan sebagian ulama tidak menyukai meninggikan suara di majelis-majelis para ulama, untuk memuliakan mereka, karena mereka adalah para pewaris Nabi.”
(Tafsir al-Qurthubi 16/278)

 

3.  Tabayun bila menerima berita.

 

Seorang aktivis hendaknya tabayun dalam menerima berita, tidak langsung percaya atau ditelan bulat-bulat, tetapi harus dicerna dulu dan diperiksa dulu kebenaran berita tersebut. Tidak sedikit para akitivis terpeleset, karena ceroboh dan tidak tabayun dalam menangkap menangkap sebuah berita.

 

Dalam menafsirkan surat al-Hujurat ayat 6, al-Hafizh Ibnu Katsir berkata, “Allah ta’ala memerintahkan bersikap tenang dalam menerima berita dari orang fasiq, agar bersikap hati-hati terhadapnya, supaya tidak ditetapkan keputusan berdasarkan ucapannya padahal sebenarnya di aitu berdusta atau salah.” (Tafsir Ibnu Katsir 7/374)

 

4.  Faktor-faktor teguh pendirian.

 

Seorang aktivis harus memiliki pendirian yang teguh dalam kebenaran. Konsisten dan istiqomah dalam memegang kebenaran yang diperjuangkannya. Sehingga bisa focus terhadap yang diperjuangkannya.

 

Ketika menafsirkan al-Rasyidun dalam surat al-Hujurat ayat ke 7, Imam al-Syaukani menjelaskan, makna al-rusydu adalah konsisten pada jalan kebenaran secara kokoh (teguh), diambil dari kata “rasyadah” yang artinya batu besar yang keras. (Tafsir Fath al-Qadir 5/86)

 

5.  Mendamaikan pertikaian.

 

Seorang aktivis harus mampu mendamaikan pertikaian yang terjadi di tubuh jam’iyyah. Semangat ishlah (perdamaian) dan Ikhwan (persaudaraan) yang harus dikedepankan, bukan sebaliknya, mencari permusuhan dan perpecahan di antara sesame aktivis dakwah.

 

Umat islam hari ini butuh pemersatu, merindukan kebersamaan, sehingga menjadi kekuatan yang tidak terkalahkan. Apabila anda sebagai aktivis hanya ingin memperkeruh suasana umat, menebar kebencian antar sesama, lebih baik anda mundur saja dari medan perjuangan!

 

Dalam menafsirkan surah al-Hujurat ayat 9, Imam al-Qurthubi berkata, “Jadilah kalian seperti saudara senasab dalam hal (saling) belas kasih, saling sayang, saling cinta, saling membantu, saling menolong, dan saling menasihati.” (Subul al-Salam 4/354, Fath al-Bari 7/105)

 

6.  Adab sesama mukmin.

 

Seorang aktivis hendaklah menjaga adab dengan sesama mukmin lainnya. Dalam surat al-Hujurat ayat ke 11 dijelaskan, tidak boleh mengolok-olok, karena boleh jadi diperolokkan lebih baik.  Ayat ke 12 nya menjelaskan, agar kita menjauhi banyak purba sangka, mencari keburukan orang lain, dan menggunjingnya.

 

Sufyan al-Tsauri berkata, “Prasangka itu ada dua; salah satunya berdosa, yaitu engkau berprasangka dan mengucapkannya. Yang lainnya tidak berdosa, yaitu engkau berprasangka tapi tidak mengucapkannya.” (Tasir Ma’alim al-Tanzil 4/194)

 

Imam al-Bukhari berkata, “Aku tidak melakukan ghibah terhadap seseorang sama sekali, semenjak aku mengetahui bahwa melakukan ghibah itu hukumnya haram.” (Muqaddimah al-Dhu’afa al-Shaghir, hlm. 13)

 

Rasulullah saw bersabda,
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Tidak boleh menganiayanya, menelantarkannya, dan tidak boleh merendahkannya. Takwa itu di sini – Rasulullah saw berisyarat pada dadanya sebanyak tiga kali- Cukup seseorang berbuat jahat dengan merendahkan saudaranya yang muslim. Setiap muslim terhadap muslim lainnya itu haram: darahnya, hartanya dan kehormatannya.” (HR. Muslim no. 4650)

 

7.  Paling taqwa, paling mulia.

 

Seorang aktivis hendaklah berlomba-lomba untuk meraih ketaqwaan, karena manusia paling mulia, termasuk aktivis paling mulia, adalah dilihat dari aspek ketaqwaannya.

 

Tidak ada yang dapat dibanggakan selain ketaqwaan, baik kedudukan, keturunan, harta, dan sebagainya.

 

Dalam surat al-Hujurat ayat 13 dijelaskan, bahwa manusia diciptakan berpasang-pasangan, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Menurut al-Hafizh Ibnu Katsir, “Yang membuat mereka lebih utama itu hanyalah karena urusan agamanya, yaitu ketaatan kepada Allah dan mengikuti kepada Rasul-Nya.” (Tafsir Ibnu Katsir 7/391)

 

8.  Jangan mengaku-ngaku tanpa bukti.

 

Seorang aktivis hendaklah membuktikan pengakuannya dalam amal perbuatan. Apa yang diperjuangkannya dan didakwahkannya, sudah sejalan dengan ucapan dan perbuatannya, Sudah melekat dalam kesehariannya.

 

Terkait surat al-Hujurat ayat 14 tentang pengakuan seorang arab badui yang mengaku sudah beriman, padahal baru muslim, Imam al-Baghawi menjelaskan, “Allah memberitakan bahwa iman sebenarnya ialah membenarkan dengan hati, dan bahwa mengikrarkan dengan lidah dan menampakkan syariat-syariatnya dengan badan, bukan iman tanpa membenarkan dengan hati dan keikhlasan.” (Tafsir Ma’alim al-Tanzil 4/197)

 

9.  Beginilah yang benar mukmin.

 

Seorang aktivis hendaklah memiliki keyakinan yang kuat dan tidak ada lagi keraguan di dalam hatinya (QS. Al-Hujurat: 15). Rasulullah saw bersabda, “Tak ada yang aku takutkan atas umatku selain lemahnya keyakinan.” (HR. Thabrani, Mu’jam al-Ausath no. 8869)

 

Dalam sebuah hadis marfu’ disebutkan, “Beresnya awal umat ini adalah karena zuhud dan yakin, dan binasanya karena kikir dan angan-angan.” (HR. Thabrani, Mu’jam al-Ausath no. 7650)

 

10.     Jangan merasa berjasa untuk agama.

 

Seorang aktivis hendaklah bersikap rendah hati dan berbangga diri dalam setiap kesuksesan dakwahnya. Semua wajib meyakini dan menyadari, bahwa semua itu adalah karunia dari Allah swt.

 

Allah swt berfirman, “Katakanlah (kepada mereka), ‘Apakah kamu akan memberi tahu Allah tentang agamamu (keyakinanmu), padahal Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi serta Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Mereka merasa berjasa kepadamu dengan keislaman mereka.’ Katakanlah, ‘Janganlah merasa berjasa kepadaku dengan keislamanmu. Sebenarnya Allahlah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjukkan kamu kepada keimanan, jika kamu orang-orang benar.’ (QS. Al-Hujurat: 16-17)

 

11.   Luruskan aqidah terhadap Allah swt.

 

12.  Musyawarah untuk berjihad.

 

13.  Kepemimpinan, antara u’inta dan wukilta.

 

14.  Tarbiyah sebelum jihad.

 

15.  Mesti ikhlas dalam berjihad.

 

16.  Urgensi sabar dalam berjihad.

 

17.  Variasi niat dalam berjihad.

 

18.  Selektif dalam menerima bantuan.

 

19.  Wajib amanah dalam berjihad.

 

20. Hindari perselisihan dalam berjihad.

 

21.  Tidak isti’jal dalam berjihad.

 

22. Teliti dan penuh perhitungan dalam berjihad.

 

23. Mewaspadai penyusup dalam berjihad.

 

24. Mewaspadai berbagai gerakan perusak.

 

25. Kualitas umat sepeninggal Rasulullah saw.

 

Demikian 25 adab yang harus dimiliki oleh seorang aktivitas dakwah atau aktivis jam’iyyah. Untuk lebih lengkapnya, bisa membaca langsung bukunya, insya Allah banyak mutiara berharga yang kita dapatkan darinya. Selamat berjihad!

 

=========

Dapatkan update artikel islam setiap harinya dari ahmadwandi.blogspot.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kajian AWAL Official", caranya klik link https://t.me/awalofficialcom, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ARTIKEL SEBELUMNYA

GOES TO PANGANDARAN, FAMILY GATHERING 2024

GOES TO PANGANDARAN, FAMILY GATHERING 2024 Artikel Terbaru Ke - 227 Oleh : Ahmad Wandi, M.Pd (ahmadwandilembang.com) Pada hari Senin-Selasa,...