CATATAN SEJARAH; PERSIS & KOMUNIS - Ahmad Wandi Lembang

Terus berkarya, berbagi inspirasi, dan menebar manfaat

Breaking

Rabu, 25 Januari 2023

CATATAN SEJARAH; PERSIS & KOMUNIS

 


CATATAN SEJARAH; PERSIS & KOMUNIS

 

Pada tanggal 04 Maret 1957 Manifesto Persis di bawah pimpinan Isa Anshary menyatakan bahwa teori dan praktek komunis bukan saja bertentangan dengan semua agama, melainkan juga mengandung permusuhan dan pertentangan dengan akidah yang diajarkan oleh semua agama. 

 

Manifesto tersebut merupakan penolakan Persis terhadap konsepsi Bung Karno yang ingin memasukkan komunis dalam mengendalikan pemerintahan di Indonesia. Selengkapnya Manifesto itu berbunyi:

 

STATEMENT PUSAT PIMPINAN “PERSATUAN ISLAM”

 

Bismillahirrahmanirrahiem

 

Setelah mempelajari konsepsi Bung Karno sedalam-dalamnya, meninjaunya dari segala sisi, Pusat Pimpinan “PERSATUAN ISLAM” berpendapat, bahwa yang menjadi “persoalan pokok” dari konsepsi Bung Karno hanyalah hendak memasukkan kaum komunis untuk ikut memegang pemerintahan di Indonesia, dan keinginan Bung Karno itu dirumuskan melalui saluran teori “demokrasi Indonesia asli”, perdamaian nasional dan kekeluargaan nasional, musyawarah dan gotong-royong, maka pusat Pimpinan “PERSATUAN ISLAM” dengan ini menyatakan pendirian dan keyakinannya sebagai berikut:

 

1.   Teori dan ideologi komunisme buka saja bertentangan dengan segala ajaran agama (terutama Islam) akan tetapi mengandung permusuhan dan “peperangan” terhadap segala kepercayaan batin yang diajarkan oleh segala agama.

 

2.  Praktek pemerintah komunis di segala bangsa dan negara yang dikuasainya yang membasmi dengan secara kejam kehidupan keagamaan, meruntuhkan tempat-tempat beribadat serta membunuh, dan menteror para pemuka dan ulama dengan cara yang buas dan bengis, di luar peri keadaban dan kemanusiaan, seperti yang terjadi di Turkistan, Kaukasia, Honggaria, dan sebagainya.

 

3.  Penyembelihan besar-besaran yang dilakukan oleh kaum komunis di madiun terhadap kaum Muslimin pada bulan September 1948 sewaktu Partai Komunis Indonesia mengadakan pemberontakan dan perebutan kekuasaan terhadap Pemerintah Republik Indonesia.

 

4.  Partai Komunis Indonesia sebagaimana juga partai-partai komunis di negara lain adalah serdadu upahan dan agen suruhan dari markas besarnya (Kremlin dan peking).

 

5.  Kemenangan partai komunis di Indonesia dalam pemilihan umum yang baru lalu mendapat suara pemilih enam juta banyaknya itu karena hanyalah semata-mata penipuan dan kecurangan, janji yang muluk-muluk dari kaum komunis terhadap rakyat jelata Indonesia, bukan karena kesadaran dan pengertian dari rakyat kepada ideologi komunisme itu.

 

6.  Untuk menyelamatkan negara dan rakyat Indonesia dari bahaya dan bencana kehancurannya, bukanlah dengan membawa kaum komunis dalam pemerintahan, tetapi haruslah mengadakan perlawanan, tantangan dan perjuangan semata untuk membasmi ideologi komunisme itu, yang nyata-nyata bertentangan dengan ajaran segala agama, bertentangan dengan Pancasila, tidak sesuai dengan hidup kejiwaan bangsa Indonesia.

 

7.  Sesuai dengan ajaran al-Quranul Karim di antaranya surat Ali Imran ayat 117 yang memperingatkan bahwa kaum kafir anti agama dan ati Tuhan itu senantiasa menarik dan membawa kehancuran kepada seluruh umat yang percaya dan beragama; Surat al-Mujadalah ayat 22 yang berisi penegasan bahwa umat Islam tidak boleh mengadakan kerjasama dengan golongan yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya; Surat An-Nisa ayat 140 yang terang-terangan melarang kaum muslimin duduk bersama kaum kafir yang memperolok-olok ajaran agama, ingkar dan kufur terhadap ayat-ayat Allah; Surat Al-Maidah ayat 2 yang memerintahkan kaum muslimin supaya bergotong royong untuk menegakkan kebajikan dan kehidupan taqwa dan melarang bergotong royong berbuat dosa dan aniaya.

 

8.  Sesuai pula dengan fatwa Majelis Ulama “Persatuan Islam” yang diambil dalam konferensinya tanggal 09 Nevomber 1954 tentang sikap dan pendirian terhadap ideologi dan golongan yang menentang dan memerangi ajaran islam.

 

9.  Sesuai pula dengan program jihad yang dirumuskan dalam manifes perjuangan Persatuan Islam ayat 4 yang berbunyi; “Menyusun dan mengadakan perlawanan dan tantangan terhadap gerakan anti Islam dengan cara yang sepadan, sesuai dengan ajaran islam”.

 

MEMUTUSKAN:

 

a.  Menolak konsepsi Bung Karno membawa ikut sertanya kaum komunis ke dalam pemerintahan Republik Indonesia.

 

b.  Menasihatkan kepada Bung Karno, sesuai dengan jiwa “demokrasi Indonesia asli” yang beliau anut, agar beliau tidak memaksakan diri untuk melaksanakan konsepsinya itu, akrena bertentangan dengan pendirian dan keyakinan sebagian besar rakyat Indonesia dan pasti akan membawa negara dan rakyat Indoensia kepada kehancuran.

 

c.  

Mengajak kepada segenap ulama, mujahidin islam Indoensia agar lebih merapatkan barisan, melakukan jihad, tantangan dan perlwananan total dan frontal terhadap ideologi komunisme, dengan cara yang teratur dan tersusun.

 

d.  Menyerukan terhadap segenap kaum nasionalis yang masih murni, kaum sosialis yang masih sehat, agar bersama-sama kaum muslimin membendung bahaya komunisme di Indonesia, menyelamatkan bangsa dan negara, sejarah dan keturunan Indonesia dari aliran anti Tuhan, anti agama, ialah komunisme dan atheisme (Arsip PP. Persis, 1957) 

 

Manifesto ini dikeluarkan di bandung pada tanggal 04 Maret 1957 yang ditandatangani oleh KH. M. Isa Anshary sebagai Ketua Umum dan KH. E. Abdurrahman sebagai Sekretaris Umum Pusat Pimpinan Persis.

 

Manifesto Persis yang dikeluarkan oleh Isa Anshary dan terbit antara tahun 1953, 1954, 1957, 1958, dan 1960, bertujuan menentang Komunisme. Beliau pun menerbitkan majalah Anti Komunis. Salah satu tulisannya “Bahaya Merah di Indonesia”. Dalam pidatonya sebelum siding konstituante, beliau mengecam komunisme karena bertentangan dengan islam dan nasiolisme Indonesia. Bersama tokoh islam lainnya mendirikan “Front Anti Komunis”.

 

Pada tahun 1960, dalam kongres tahunan Persis, Persis kembali mengajukan nota usulan kepada Presiden Soekarno untuk mempertimbangkan kembali konsepsinya, yaitu agar menghapuskan Partai Komunis Indonesia. Demikian pula Persis menghimbau Angkatan Bersenjata untuk bangkit dan beraksi membasmi subversive yang dilakukan PKI.

 

Jadi, jauh sebelum adanya aktivitas Kesatuan Aksi Pelajar dan mahasiswa (KAMI, KAPPI) yang menuntut dibubarkannya PKI pada tahun 1966, Persis di bawah kepemimpinan Isa Anshary telah menyadari bahaya komunisme dan menuntut pembubaran PKI sejak tahun 1960.

 

(Sumber : Yang Da’I Yang Politikus, Dadan Wildan, 1997)

 

Wallahu a’lam bi al-shawwab!

 

Lembang, 30 September 2022

 

Ahmad Wandi Lembang, Awalofficial.com

 

=========

Dapatkan update artikel islam setiap harinya dari ahmadwandi.blogspot.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kajian AWAL Official", caranya klik link https://t.me/awalofficialcom, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ARTIKEL SEBELUMNYA

GOES TO PANGANDARAN, FAMILY GATHERING 2024

GOES TO PANGANDARAN, FAMILY GATHERING 2024 Artikel Terbaru Ke - 227 Oleh : Ahmad Wandi, M.Pd (ahmadwandilembang.com) Pada hari Senin-Selasa,...